22

5 2 0
                                    

🌳Bagian 22🌳

"Karena mama yang mengurus pemakamannya"

Surya tidak bersuara, ia masih berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh istrinya. Ia masih kaget dengan ini semua. Mengapa hal sebesar ini tidak ia ketahui.

Eca yang mengerti suaminya ingin bertanya tapi tidak bisa, sontak ia langsung menjelaskan semuanya. Karena dari mata Surya, Eca bisa melihat jika lelaki di depannya ini menuntut penjelasan.

"Ingat saat mama nyuruh papa dan Cakra pulang hari itu juga dari London? Itu adalah hari dimana Rina meninggal"

"Rina meninggal di malam hari, jadi dia dimakamkan keesokan harinya. Setelah pemakaman selesai papa sama Cakra baru sampai di Surabaya. Dan saat mama pulang buat bertemu kalian dan ingin memberi tahu kabar ini, papa nggak ada di rumah. Kata Cakra papa ketemu klien."

"Dan saat mama mau cerita, papa selalu gini kan? Nggak ada waktu buat dengerin mama. Jadi maaf mama baru bisa bilang sekarang"

Surya sudah menitikan air mata merutuki kebodohan dirinya. Dan mungkin hal ini bisa jadi pembelajaran untuk kedepannya.

"Jadi, mama sudah ketemu sama Angga?"

"Mama tahu dimana makam Rina?"

Eca mengangguk mengiyakan itu semua. Dan saat itu Surya tersenyum dan berkata, "Anterin papa ke makam Rina ya, Sekarang."

📒

Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Erlangga buru-buru memasukkan semua bukunya ke dalam tas, begitupun juga Gara.

Niko yang melihat mereka berdua langsung bertanya, "Buru-buru amat lo berdua, mau kemana sih?"

"Anak-anak udah nungguin gue di ruang musik, mau latihan buat lomba"

Niko mengangguk-angguk mendengar jawaban Gara, kemudian ia mengalihkan pandangan kepada Erlangga, "Kalau lo Lang?"

"Ada urusan bentar"

Tama yang mendengar jawaban Erlangga sontak menyahuti, "Lo nggak ikut latihan lagi?"

"Ikut, masih satu jam lagi kan dimulai. Nanti gue nyusul."

"Beneran ya?" Sabil memastikan.

"Iya"

"Yaudah gue duluan." pamit Erlangga kepada mereka semua

"Gue juga duluan ya" ucap Gara. Kemudian mereka berdua keluar dari kelas bersama.

Gara dan Erlangga berpisah di persimpangan koridor karena ruang musik dan parkiran terletak di arah yang berbeda.

Ketika Erlangga melewati koridor kelas 11 tiba-tiba gadisnya keluar dari kelas dan alhasil mereka bertemu. Erlangga tersenyum lebar begitupun dengan Raya.

"Mau ke mana?" tanya Erlangga yang melihat Raya berjalan ke arah yang berlawanan dengan gerbang.

"Kak Gara di mana Lang? Aku mau kasih jawaban sama dia"

"Jawaban apa?" bukannya menjawab pertanyaan Raya, Erlangga malah balik bertanya.

"Yang tadi di kantin"

Bintang TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang