19

3 3 0
                                    

🌳Bagian 19🌳

Saat ini Surya dan Eca sedang dalam perjalanan dari bandara menuju salah satu rumah sakit yang ada di Yogyakarta. Kemarin ia mendapat kabar dari Hermawan jika ibu dari sahabat mereka masuk rumah sakit.

Sebenarnya Surya berasal dari kota istimewa ini. Ia dilahirkan dan dibesarkan di Yogyakarta. Surya mempunyai dua sahabat sejak Sma yaitu Hermawan dan Irina. Tetapi mereka harus berpisah ketika lulus kuliah.

Saat itu ayah dari Surya meninggal dunia, dan ia harus meneruskan bisnis keluarganya yang berada di Surabaya. Setahun kemudian Hermawan juga pindah ke Surabaya tanpa ia duga, dan yang lebih mengejutkan lagi alasan sahabatnya itu pindah ke kota pahlawan juga karena mengurus bisnis keluarga.

Lalu Irina, wanita itu menetap di Yogyakarta sampai akhirnya takdir memersatukan mereka. Lima tahun setelah kepindahan Hermawan, Irina juga mengikuti jejak sahabatnya pindah dari kota istimewa ke kota pahlawan. Kali ini bukan alasan mengurus bisnis keluarga, tapi wanita itu dipersunting oleh laki-laki pilihan orang tuanya dari kota Surabaya.

Ketika Surya dan Eca sampai di parkiran rumah sakit yang ia tuju, tanpa sengaja mata Surya melihat kedua anaknya. Ia tak tahu apakah itu nyata atau hanya fatamorgana. Lagiapula untuk apa kedua anaknya pagi-pagi buta begini berada di rumah sakit. Bukankah seharusnya mereka di hotel.

Untuk memastikan kebenaran itu, Surya berkata kepada istrinya, "Ma, itu Cakra sama Raya?"

Ketika mendengar pertanyaan yang suaminya lontarkan, Eca langsung melihat ke arah mata Surya memandang. Dan di sana nihil-tidak ada apa-apa.

"Papa kecapekan ya? Di sana nggak ada siapa-siapa."

"Iya mungkin ma" jawab Surya membenarkan ucapan istrinya.

Tiba-tiba saja Surya kepikiran dengan kedua anaknya. Lebih-lebih si bungsu. Surya mengingat bagaimana kemarin Raya pergi dengan mata sembabnya.

"Yasudah, ayo pa" Eca sudah akan melangkah memasuki gedung di hadapannya. Tetapi langkahnya terhenti karena perkataan yang keluar dari mulut sang suami.

"Sebentar ma, papa mau telpon Cakra dulu"

Eca tidak bersuara, ia menjawabnya hanya dengan anggukan kepala.

Surya menempelkan benda pipih hitam itu ke telinganya. Sampai akhirnya dari seberang telepon terdengar suara.

"Halo assalamualaikum pa"

"Waalaikumsalam. Cakra papa sudah sampai Yogya"

Ketika Surya mengatakan itu tidak ada jawaban dari anaknya, dan akhirnya ia memutuskan untuk kembali berbicara.

"Cakra mana adik kamu?"

"Ini di sebelah Cakra, pa"

Setelah Cakra mengatakan itu, tiba-tiba hening menyapa. Hanya sebentar. Sampai suara yang Surya inginkan terdengar.

"Halo pa?"

Tanpa aba, senyum yang sangat lebar hinggap di wajah Surya ketika mendengar suara gadis kecilnya.

"Halo sayang, kamu sehat?"

Bintang TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang