🌳Bagian 5🌳
Sejak saat itu mataku selalu terpusat pada kamu.
Di dalam fikiranku masih berputar kalimat penyemangat yang kamu lontarkan waktu itu.
Rasanya aku ingin berlari ke arah mu
Dan mengatakan jika aku tidak baik-baik saja
Agar kamu sekali lagi mengatakan kalimat yang menenangkan itu.📒
Sudah 2 hari ini Erlangga tak melihat raya di sekolah, dan dia pun sudah 2 hari ini bolak-balik ke kelas raya untuk mencari wanita itu karena ia ingin mengembalikan baju yang dipinjamkan raya waktu itu
"karin" panggil erlangga ketika gadis itu lewat di hadapannya
"eh kak angga, pasti mau cari raya lagi ya" jawab karin yang sudah bisa menebak maksud kedatangan kakak kelasnya itu
"iya,dia belum masuk" tanya erlangga
"belum kak, yaudah gue pulang dulu ya" kata karin sambil berjalan melewati erlangga
Sudah cukup, terlalu lama barang yang bukan miliknya ini berada di tangannya sekarang tidak lagi.
Bukan, bukan itu sebenarnya alasannya tetapi sudah cukup ia tidak melihat wajah itu lagi, sekarang ia harus bertemu dengannya. Ya erlangga harus datang ke rumah raya.
Sekarang erlangga sudah berada di depan rumah berdominasi warna putih itu, ia memberhentikan sepeda motornya di halaman rumah itu.
Erlangga memencet bel rumah itu dan tidak lama kemudian pintu terbuka dan menunjukkan wanita paruh baya yang memiliki mata indah sama seperti raya
Erlangga menyalami tangan wanita itu "raya nya ada tante" tanya erlangga
"kamu lelaki yang 2 hari lalu nganterin raya pulang kan,erlangga bukan? " bukannya menjawab pertanyaan erlangga wanita itu malah menimpali dengan pertanyaan lainnya
"iya tante" jawab erlangga sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal
Ya memang setelah mereka berbincang di taman rumah sakit waktu itu erlangga mengantarkan raya pulang, dan sialnya malam itu hujan turun cukup deras.
"yah tante jadi ketahuan dong mergokin kalian" kata mama raya sambil menarik tangan erlangga untuk masuk.
"kalau boleh tau kenapa raya gak masuk sekolah ya tante?" tanya erlangga ketika mereka sampai di sofa ruang tamu
"dia 2 hari ini demam, tapi sekarang udah mendingan kok" jawab mama raya
"sebentar ya tante panggil raya dulu" kata mama raya sambil beranjak dari duduknya
"eh tidak usah tante, biar raya istirahat saja" tolak erlangga
"sudah tidak apa" sebelum erlangga menyangkal lagi mama raya sudah berlalu naik ke lantai 2
Pandangan erlangga mengedari seluruh ruangan itu dan ia terpaku pada satu foto yang terpajang di dinding
Foto seseorang sedang tertawa lepas sambil memegang bunga lily itu sukses membuat bibirnya tertarik ke atas
Sampai erlanggapun tak sadar bahwa seseorang dalam foto itu kini sudah berada di sampingnya.
"ekhem" raya berdehem cukup keras untuk mengalihkan pandangan erlangga dari fotonya, jujur ia sangat malu ketika fotonya dilihati seperti itu
Tetapi percuma hal itu tidak membuat erlangga berhenti memandangi fotonya sampai akhirnya raya berdiri di depan lelaki itu untuk menutupinya agar tidak melihat benda mati itu terus.
"lagi ngapain" tanya raya sambil bersedekap dada
"liatin foto bidadari" jawaban yang dilontarkan erlangga sukses membuat pipi raya bersemu
"badan kamu masih panas ya ray sampai pipinya merah gitu" kalimat itu sukses membuat raya gelagapan
Untuk menutupi salah tingkahnya raya duduk di sofa sebelah erlangga "ngapain ke sini"
Pertanyaan itu sukses membuat erlangga beralih menatap raya dan ia mengambil baju yang berada di dalam tas nya
"mau balikin ini" jawab erlangga sambil menyodorkan baju itu ke raya
"yaudah kalau gitu, gue balik dulu ya mau ke rumah sakit" kata erlangga sambil berdiri dari duduknya
Raya menahan tangan itu "gue ikut ya"
"gak, kan lo masih sakit" tolak erlangga
"ih gue malah bosen kalau di rumah terus kak, boleh ya" keukeh raya sambil berlalu ke kamarnya agar tidak ditolak lagi oleh erlangga
Setelah rapi raya turun "ayo" kata raya kepada erlangga
"diizinin sama tante?" khawatir erlangga, pasalnya raya masih belum sehat total
"iya gapapa berangkat aja,kalau raya di kamar terus malah gak sembuh-sembuh" sahut mama raya yang berjalan ke arah ruang tamu
Setelah mereka menyalami tangan mama raya merekapun berangkat menuju rumah sakit
Ketika di jalan keheningan menyelimuti mereka, erlangga yang fokus pada jalan dan raya yang menikmati pemandangan.
Sampai raya membuka suara "eh kak, gue baru tau kalau lo itu kakak kelas gue" raya mengeraskan sedikit nada suaranya agar tidak kalah dengan deru motor Erlangga
"oh ya, tau dari siapa" tanya erlangga penasaran, pasalnya memang di taman kala itu erlangga tidak mengatakan jika ia adalah kakak kelasnya
"dari karin" setelah itu tak terasa jika mereka sudah sampai di rumah sakit
Mereka masuk beriringan dan tiba-tiba hp raya yang berada di tas slempangnya berdering
Raya mengambil hp nya dan ia tak sadar jika ada beberapa suster yang mendorong brankar rumah sakit
Erlangga yang melihat itu segera menarik raya "ray awas"
Raya hanya diam didalam pelukan erlangga, erlangga bingung dan ketika ia melihat raya,raya sedang menangis
"udah gapapa" kata erlangga sambil mengusap rambut raya
Setelah itu mereka berjalan menuju ruangan mama erlangga dengan erlangga menggandeng tangan raya
Raya tidak menolak karena ia masih syok dengan kejadian barusan,bukannya apa-apa tapi memang raya sebenarnya tidak suka akan semua tentang rumah sakit, ia masih sedikit takut akan tempat ini
Sampai ketika mereka di depan ruang ICU itu dokter yang baru saja memeriksa mama erlangga keluar
"mama saya kenapa dok" tanya erlangga khawatir, karena ini pertama kalinya dia kesini bersamaan dengan dokter yang keluar dari ruangan mamanya, padahal ini bukan jam mamanya diperiksa
"mama anda sadar"
Kata yang dilontarkan dokter itu membuat erlangga langsung masuk ke ruangan mamanya
Tetapi raya melihat kegelisahan di dalam raut wajah sang dokter "dok semua baik-baik saja kan"
TBC
8 November 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Terindah
Teen FictionTerimakasih semesta. Kau mengirimkannya untuk ku, Disaat yang tepat. Sekarang,aku menemukannya. Aku mempunyai alasan untuk bertahan. Tapi waktu, Mengapa kau mengambilnya dariku? Mengapa kau merampas cahaya dari hidupku? Salahku apa? Tak bisakah kau...