🌳Bagian 11🌳
Sebelum baca part ini, aku saranin lihat videonya dulu deh.
Gatau kenapa bisa pas aja sama part ini. Ngena banget.Happy reading
📒
"Jadi sekarang kita jadian?"
"Emang kamu nembak aku?" Pertanyaan Raya barusan membuat Erlangga bungkam.
"Apa harus nembak dulu?" Tanya balik Erlangga.
Raya sedikit tertawa mendengar pertanyaan dari seseorang yang ada di sebelahnya ini "Ya kalau gak nembak berarti gak pacaran dong"
Sebenarnya Raya sendiri ragu dengan apa yang ia katakan. Jika memang Erlangga menembaknya ia tidak akan bisa menolak, karena memang ia mempunyai rasa yang sama.
Tapi kalau ia terima, apa ia bisa menjalani ini? Apa nanti ia tak menyakiti Erlangga?.
"Ray"
"Iya?" ketika Raya menjawab itu Erlangga sudah berjongkok di hadapannya.
"Ih Erlangga ngapain, malu tau" Ucap raya sambil menarik tangan Erlangga. Tapi sang empunya tangan malah mempertahankan posisinya.
"Aku memang gak seromantis cowok lain yang ngasih bunga sama coklat ketika ngungkapin perasaannya Ray. Aku cuma bisa ngasih kamu ini" kata Erlangga sambil memberikan batu kecil kepada Raya.
"Kok batu?" Tanya Raya sambil tersenyum kepada Erlangga.
"Batu ini ibarat hati aku Ray, dia gabakal bisa pecah karena di dalamnya ada nama kamu. Dan kamu akan selalu ada di sana. Gak bakal ada yang bisa gantiin" jelas Erlangga
"Tapi batu juga bisa hancur kalau selalu kena air"
"Dan aku gabakal biarin batu ini kena air" sanggah Erlangga.
"Aku pengen kamu jadi bintang di hidup aku, seperti yang kamu bilang waktu itu. Bintang yang selalu ada disaat aku sendiri. Bintang yang selalu memberikan kekuatan buat aku. Bintang yang bisa buat aku lupa sama masalah aku. Aku mau kamu jadi bintang itu ray. Kamu mau kan?" Tanya Erlangga masih mempertahankan posisinya.
Raya tidak menjawab itu, tapi ia menganggukkan kepalanya. "Udah ah berdiri lang!"
"Jadi sekarang kita pacaran kan?" tanya Erlangga lagi memastikan.
"Iya lang" jawab Raya menunjukkan batu yang diberikan Erlangga tadi.
"Kok jam istirahatnya lama ya hari ini?" Ucap Raya sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
"Bentar lagi pasti bel" jawab Erlangga sambil menyandarkan dirinya di sandaran kursi yang mereka duduki. Menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka.
"Oh ya Ray, nanti pulang sekolah bisa temenin aku latihan?" kali ini Erlangga bertanya sambil memejamkan matanya, masih dengan menikmati angin yang berhembus.
"Aku hari ini udah ada janji lang"
Jawaban raya membuat Erlangga membuka matanya dan menatap wanita yang beberapa waktu lalu resmi menjadi kekasihnya. "Sama Banyu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Terindah
Teen FictionTerimakasih semesta. Kau mengirimkannya untuk ku, Disaat yang tepat. Sekarang,aku menemukannya. Aku mempunyai alasan untuk bertahan. Tapi waktu, Mengapa kau mengambilnya dariku? Mengapa kau merampas cahaya dari hidupku? Salahku apa? Tak bisakah kau...