(11)

1.3K 172 17
                                    

Menjadi anak dari seorang pengusaha ternama tidak selalu memberikan keuntungan. Belum lagi jika kalian merupakan anak tunggal. Situasi ini sangat membuat tidak nyaman. Bahkan saat kalian baru lahir garis hidup kalian sudah di tentukan.

Itulah yang dirasakan Sakusa Kiyoomi, ia yang merupakan putra pengusaha terkenal harus merasakan ketidak bebasan hidup. Apalagi ia merupakan pewaris tunggal Sakusa Enterprise', perusahaan yang bergerak hampir di seluruh bidang pekerjaan dan perusahaan nomor 1 di Jepang.

Kehidupannya selalu saja ada campur tangan orangtuanya. Kenyataan yang seperti itu membuatnya ingin sekali membebaskan diri dari sang Papa.

Seperti saat ini, Sakusa sedang kembali ke rumah utama keluarganya yang berada di Hyogo. Dia kembali karena desakan sang Papa yang trus menghubunginya dan mengatakan ada suatu hal penting yang harus di bicarakan olehnya. Ia sudah menebak apa yang akan di bicarakan papanya.

Setelah makan malam suasana di ruang makan rumah keluarga Sakusa sangat tegang. Kepala keluarga Sakusa  berdecih kesal.

"Sakusa suka atau tidak 2 bulan lagi kamu harus bertunangan dengan orang yang sudah papa pilihkan." -papa Sakusa

"Tidak pah, untuk masalah seperti ini aku tidak mau di paksa. Aku ingin menikah dan hidup bersama dengan orang yang aku cinta karena pernikahan itu untuk seumur hidup." -jelas Sakusa

"Kan papa sudah bilang suka atau tidak dan terima atau tidak kamu tetap akan bertunangan!" -tegas papa Sakusa

"Aku juga bilang tidak mau ya tidak mau!" -jawab Sakusa dengan nada penuh tekanan

"Sakusa kamu jangan ngebantah papa mulu ya!" -tegas papa Sakusa

"Aku tidak pernah ngebantah papa! Aku selalu turuti semua kemauan papa selama ini, tapi untuk masalah yang ini aku tidak bisa turuti. Sekali ini saja pah, aku bisa nolak keinginan papa" bantah Sakusa

"Waktu itu ketika kamu ingin kuliah jurusan kedokteran papa turuti dan kamu ingin tinggal sendiri di Nerima juga papa turuti. Dan saat itu kamu juga bilang 'sekali ini saja pah'. Mau berapa kali 'sekali ini saja' SAKUSA?!" -papa Sakusa dengan nada di tekan di bagian akhir

Mama Sakusa yang berada di sana tidak dapat ikut campur karena percuma saja jika ia ikut campur keputusan suaminya tidak akan berubah alias keputusannya adalah mutlak.

"Papa aku mohon jangan jodohkan aku, aku tidak ingin hidup berdampingan dengan orang yang tidak aku cinta dan aku malah akan merasa jijik jika seperti itu" -Sakusa memohon

*menghela nafas -papa Sakusa

"Ya udah begini saja papa kasih kamu waktu sebulan dari kamu lulus wisuda untuk mencari dan mengenalkan orang yang akan berdampingan dengan kamu. Tapi, satu hal yang perlu kamu ingat orang itu harus jelas identitasnya  dan jika bisa dia dari keluarga terhormat. Jika dalam 1 bulan kamu tidak menemukannya kamu harus menuruti semua perkataan papa." -papa Sakusa

"1 bulan? Mana ada pah orang yang mau dalam waktu 1 bulan berhubungan dan langsung bertunangan di bulan berikutnya." -Sakusa

"Ya papa tidak mau tau, mau ada atau tidak dalam 1 bulan kamu harus membawa orang itu kehadapa papa dan mama" -papa Sakusa

"Kasih aku waktu 3 bulan deh seenggaknya pah" -Sakusa memohon

"Tidak ada negosiasi lagi jika kamu trus begini papa bahkan tidak akan memberi kamu kesempatan 1 detik pun untuk mencari orang yang akan kamu nikahi." -papa Sakusa

"Pah, kasih waktu setidaknya 2 bulan ke anak mu ya?" -bujuk Mama Sakusa

"TIDAK!" -papa Sakusa

"Baik 1 bulan, oke 1 bulan. Aku akan mencari orangnya." -tegas Sakusa putus asa karena tidak berhasil bernegosiasi

"Oh dan satu lagi papa juga akan mengizinkan kamu meneruskan S2 jurusan kedokteran jika kamu bertunangan dalam waktu 2 bulan. Jika kamu membantah dan mencoba kabur jangan harapkan S2 kamu itu!" -papa Sakusa

"Pah tidak bisa begitu dong, bagaimanapun aku harus tetap melanjutkan S2. Ini seharusnya tidak ada hubungannya dengan tunangan." -tolak Sakusa

"Ada, papa akan menghubungkan itu semua agar kamu tidak trus mebantah papa dan bertindak semau kamu. Kamu ini seorang pewaris kamu tidak bisa bertindak semena-mena" -papa Sakusa

"Pewaris, pewaris, pewaris trus aku cape pah mendengarnya. Aku bahkan tidak mempunyai teman yang benar-benar teman. Mereka semua mendekatiku hanya karena aku seorang pewaris tunggal Sakusa Enterprise'. Dan bahkan mereka ada juga yang menjauh dariku hanya karena alasan 'aku seorang pewaris tunggal' yang artinya membuat mereka berfikir jika mereka tidak pantas berteman denganku." -Sakusa

"Karena itu memang sudah takdir kamu menjadi seorang pewaris. Dan seharusnya kamu bangga akan hal itu. Oh dan juga jika mereka berfikir mereka tidak pantas berarti mereka memang tidak pantas untuk berteman denganmu bahkan tidak pantas untuk berada di sekitarmu." -papa Sakusa

"Sudahlah terserah papa, aku cape mendengar semuanya." -Sakusa sambil berdiri dan meninggalkan kedua orangtuanya di ruang makan

"Hei Sakusa Kiyoomi, cepat kembali kesini, papa belum selesai berbicara dan berani-beraninya kamu meninggalkan tempat dudukmu." -papa Sakusa

Sakusa yang sudah mencapai tangga dan mendengar itu berhenti dan berbalik  lalu menyahutinya

"Aku ingin ke kamar, aku cape dan lelah sejak pulang dari Nerima aku belum istirahat." -jawab Sakusa lalu melanjutkan jalannya untuk kembali ke kamarnya.

"Aishh anak itu benar-benar semakin berani semenjak aku izinkan tinggal di Nerima sendirian. Aku tidak paham darimana dia belajar bisa bersikap seperti itu." -papa Sakusa

"Sudahlah pah, tenang dulu Sakusa memang sangat terlihat cape sekali tadi biarkan dia beristirahat. Lagipula apa yang ingin kamu sampaikan juga sudag tersampaikan juga" -mama Sakusa menenangkan suaminya itu

*menghela nafas -Papa Sakusa

-----------------Kamar Sakusa--------------------

Saat sudah sampai di kamarnya Sakusa langsung membersihkan kamarnya padahal kamar tersebut sudah di bersihkan ketika orangtuanya tau bahwa anaknya itu akan pulang. Setelah selesai membersihkan kamarnya Sakusa lalu memutuskan untuk mandi. Sehabis mandi dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur besarnya itu karena memang benar dia sangat lelah di tambah perdebatan tadi dengan sang papa. Sakusa memejamkan matanya sambil berfikir

"Siapa orang yang mau di ajak menjalankan hubungan secepat itu." -batin Sakusa

Sambil berfikir Sakusa trus memejamkan matanya dan muncul ingatan tentang Atsumu yang merintih kesakitan padanya waktu itu. Sakusa tiba-tiba terlonjak kaget dan bangun dari rebahannya. Dia mengernyitkan dahi lalu berfikir lagi

"Ah mengapa dia yang muncul saat aku sedang berfikir serius saat ini." -batin Sakusa

"Sudahlah aku ingin tidur saja, aku benar-benar lelah. Aku akan memikirkan masalahnya nanti saja." -Sakusa

Sakusa pun kembali merebahkan dirinya dan memejamkan matanya, tidak lama dia benar-benar sudah berada di alam mimpi yang sangat jauh.

TBC.......

---------------------------------------

Vote..✌️

Not ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang