Chapter 18

196 24 2
                                    

Di kaki tangga pertama mereka melihat Mrs. Norris mengendap-endap di dekat puncak tangga. "Oh, ayo kita tendang dia, kali ini saja" bisik Ron, yang tentu saja di balas oleh gelengan. Ketika mereka hati-hati naik melewatinya, Mrs. Norris mengarahkan matanya yang seperti senter kepada mereka, tetapi tidak berbuat apa-apa.

Mereka tidak bertemu siapa-siapa lagi sampai tiba di tangga menuju ke lantai tiga. Peeves sedang berada di tengah tangga, melepas karpetnya supaya orang yang lewat tersandung. "Siapa itu?!" katanya tiba-tiba ketika mereka naik ke arahnya. "Oh kita dalam masalah" bisik Name.

Peeves menyipitkan mata hitamnya yang kejam. "Aku tahu kau di situ, meskipun aku tak bisa melihatmu. Apakah kau hantu atau murid bandel?!"

Dia melayang ke atas dan memandang mereka. "Harus panggil Filch, harus, kalau ada makhluk tidak tampak berkeliaran."

Entah apa yang direncanakan Harry, "Peeves" bisiknya, dengan suara serak. Name, Hermione, dan Ron hanya melihat apa yang akan anak berkacamata itu lakukan. "Baron Berdarah punya alasan sendiri untuk tidak menampakkan diri." lanjut Harry.

Peeves nyaris jatuh dari udara saking kagetnya. Tapi dia berthasil menguasai diri dan melayang kirakira tiga puluh senti dari tangga. "Maaf sekali, Yang Berdarah, Mr.Baron, Sir," katanya menjilat.

"Salahku, salahku-aku tidak melihatmu- tentu saja tidak, kau tidak kelihatan-maaf kan gurauan kecil Peevsie, Sir" Name dan yang lain harus benar-benar menahan tawa mereka.

"Aku ada urusan di sini, Peeves" kata Harry serak. "Pergilah jauh-jauh dari tempat ini malam ini!!!"

"Baik, Sir, aku akan pergi," kata Peeves, melayang naik lagi. "Mudah-mudahan urusanmu berjalan lancar, Baron. Aku tidak akan mengganggumu." Dan dia pun melayang pergi.

"Brilian, Harry!" bisik Ron. "Tadi itu keren" Name ikut berbisik dan tertawa kecil.

"Ouch!!! Kau menginjak kaki ku" bisik Hermione
"Sorry." balas Ron

Beberapa detik Kemudian, mereka sudah berada di luar Koridor lantai tiga. "Alohomora" Name mengacungkan tongkatnya, dan pintu pun terbuka.

"Tunggu sebentar. Dia-" ucapan Harry terpotong,  jubah gaib nya terbang, karena dengkuran Fluffy si anjing besar.

"Snape sudah lewat sini. Ia memantrai harpa itu." Bisik Hermione ."Ugh.. nafasnya bau sekali." keluh Ronald. "Kita harus menggeser cakarnya." Harry memerintah

"Apa?! "
"Come on!"
"Okay, Push!!!" dengan sekuat tenaga, Ke-empat anak itu menggeser kaki Anjing besar, Fluffy.

Setelah itu  mereka membuka pintu rahasia lantai tersebut, yang lumayan susah.

"Aku jalan lebih dulu. Tunggu sinyal ku!!!" ucap Harry, Ke-tiga sahabatnya mengangguk.  "Kalau sesuatu yang terburuk terjadi, bergegaslah tinggalkan tempat ini.

"Wait terdengar sedikit senyap, bukan?!" tanyan Name heran dan mulai timbul perasaan was was, "Harpa itu- sudah tidak berbunyi lagi." kata Hermione melihat ke harpa itu.

Tiba-tiba ada lendir yang menetes dari atas ke bahu Ron
"Arghh, Eekkhhh...."
"Eewwhh...."

Dengan itu mereka melihat ke arah atas, dan-

'GGRRRRR...!!!'

betapa terkejutnya mereka, melihat si anjing berkepala tiga berada di atas mereka.

"Jump!!!"
"AAAAAaaaa...." Mereka melompati  ruangan yang gelap dan entah akan menuju kemana.

'Bughhh...'

A Story-Name WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang