Chapter 15

236 32 0
                                    

Oliver melatih timnya lebih keras dari sebelumnya. Bahkan hujan yang turun terus menggantikan salju tidak mematahkan semangatnya. Si kembar Weasley mengeluh Wood telah menjadi fanatik, tetapi Harry memihak Wood.

Jika mereka memenangkan pertandingan berikutnya, melawan Hufflepuff, mereka akan menyusul Slytherin dalam Kejuaraan Antar-Asrama untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.

Name, Ron, dan Harmione sedang menonton tim Quidditch Gryffindor berlatih saat ini. Di dalam lorong koridor dekat lapangan, karena cuaca saat ini sedang hujan deras.

Kemudian, dalam satu sesi latihan di bawah hujan deras dan berlumpur, Oliver menyampaikan kabar buruk kepada timnya. Dia baru saja marah besar kepada si kembar Weasley yang tak henti-hentinya saling serang dan berpura-pura terpeleset dari sapu mereka.

"Kalian bisa tidak berhenti main-main!!!", Name bisa mendengar jelas teriakan kakaknya itu. "Tindakan seperti itulah yang akan membuat kita kalah dalam pertandingan! Snape akan jadi wasit kali ini dan dia akan mencari-cari segala alasan untuk mengurangi angka Gryffindor!!!"

Name tidak bisa mendengar jelas yang dikatakan Oliver selanjutnya, karena suara gemuruh hujan. Tapi iya bisa melihat George benar-benar terjatuh dari sapunya dan terlihat terkejut bukan main.

Anggota tim yang lain masih tinggal mengobrol seperti biasanya seusai latihan, tetapi Harry langsung kembali ke ruang rekreasi Gryffindor. Ron dan Hermione bermain catur di situ, sedangkat Name membaca buku cerita Muggle kado natal dari Harmione.

Catur adalah satu-satunya kegiatan yang Hermione bisa kalah, sesuatu yang
menurut Harry dan Ron sangat baik untuknya.
"Jangan dulu bicara padaku," kata Ron ketika Harry duduk di sebelahnya. "Aku perlu konsen..."

Name melihat wajah Harry yang sedikit pucat , "Apa kau baik-baik saja Harry?! Kau kelihatan sakit."
Bicara pelan-pelan supaya tak ada yang mendengar, Harry memberitahu kedua
temannya tentang keinginan mendadak Snape untuk menjadi wasit Quidditch.

"Jangan main," kata Hermione segera.
"Bilang saja kau sakit," kata Ron.
"Pura-pura kakimu patah," Hermione mengusulkan.
"Patahkan benar-benar saja," kata Ron.
"Ronald" tegur Name.
"Just kidding " Ron menunjukan deretan giginya.

⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄

Pertandingan Quidditch Gryffindor vs Hufflepuf akan segera di mulai. Ron, Name dan Hermione, sementara itu, telah mendapatkan tempat duduk di tribun dekat Neville-yang tidak bisa mengerti mengapa mereka bertiga kelihatan begitu muram dan cemas, ataupun kenapa mereka betiga membawa tongkat ke pertandingan.


Mereka mendapat ide ini dari Malfoy yang menggunakannya pada Neville, dan mereka siap menggunakannya pada Snape jika dia menunjukkan tanda-tanda ingin mencelakakan Harry.
"Jangan lupa, mantranya Locomotor Mortis," Hermione bergumam ketika Ron
menyelipkan tongkatnya ke dalam lengan jubahnya."Sudah tahu," tukas Ron. "Jangan cerewet ".

"Oh sudahlah kalian, jangan bertengkar- tunggu, bukan kah itu Dumbledore?!" ucap Name sambil menunjuk kakek tua berjenggot perak panjang di kursi tribun guru.

"Aaaa.... Itu bagus, Snape tidak akan berbuat curang jika ada Dumbledore" pekik Harmione. Name bisa melihat wajah Harry yang sangat sumringah, bisa di pastikan bahwa Harry ingin tertawa lepas karena lega.

A Story-Name WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang