Chapter 11

315 42 3
                                    

Memasuki bulan November, hawa menjadi sangat dingin. Pegunungan yang mengelilingi sekolah berubah menjadi abu-abu bersaput es dan danau seolah menjadi baja beku. Setiap pagi tanah berselimut salju.

Masa pertandingan Quidditch telah mulai.Pada hari Sabtu, Harry akan bermain dalam pertandingan pertamanya setelah berminggu-minggu berlatih. Gryffindor vs Slytherin. Jika Gryffindor menang, peringkat mereka akan naik ke tempat kedua dalam Kejuaraan Antar-Asrama.

Name, Hermione, Harry, dan Ron berada di aula besar untuk sarapan. Tapi terlihat Harry hanya melihati piring dan makanannya saja, tanpa berniat menyentuh dan memakannya.

"Makanlah sedikit kawan, ayolah." Ron mencoba membujuk Harry. "Ron benar Harry, kau memerlukan kekuatanmu hari ini." ucap Name ikut membujuk.

Harry menggeleng, "I'm not hungry" katanya ngeyel. "Good Luck potter... " terdengar suara dingin dari belakang keempat anak itu. Harry, Name, Ron, dan Hermione melihat kebelakang. Ternyata Snape,

"Kini setelah kau membuktikan dirimu melawan Troll. Permainan Quidditch pasti bukan apa-apa untukmu. Walau melawan Slytherin." setelah menyelesaikan ucapannya, Snape langsung pergi begitu saja.

Terlihat ia berjalan dengan kaki pincang. "Dia berdarah" kata Harry sambil terus melihat kepergian Snape. "Darah?!" ucap Name dan Hermione bersamaan.

"Listen, tadi malam aku menduga Snape yang membiarkan troll itu masuk sebagai pengalih perhatian..... Agar ia dapat mencoba masuk melewati anjing berkepala tiga. But, ia digigit anjing itu. Itu sebabnya ia pincang." Ucap Harry sangat serius.

Name menyrengit, "Tetapi mengapa orang mau mendekati anjing itu." kata Name bingung, setengah tak percaya. "Pada hari aku berada di Gringotts, Hagrid mengambil sesuatu dari sana. Katanya itu urusan Hogwarts. Sangat rahasia." Jelas Harry.

"Jadi maksudmu....... " ucap Name dan Hermione kembali bersamaan. "Barang itulah yang dijaga anjing itu. Barang itu diinginkan Snape." ucap Harry, lebih kemenuduh.

Setelah itu terdengar suara burung hantu masuk ke aula melewati jendela atas. Burung hantu besar seputih salju,Hedwing. Ia membawa sebuah bungkusan besar.

"Terlalu pagi untuk menerima surat bukan." kata Hermione. Setelah Hedwing memberikan bungkusan besar itu ke meja mereka, ia kembali terbang, tapi kearah meja guru. "Tapi.... Aku tak pernah terima surat." sahut Harry cepat. Yeah selama beberapa bulan ia tinggal di Hogwarts ia sama sekali tak pernah mendapat sebuah surat.

"Ayo buka" kata Ron bersemanagt. Keempat anak itu membuka bungkusan besar itu. "The Broomstick" kata Ron kagum. "Itu bukan sapu biasa Harry, itu sebuah Nimbus 2000" sahut Name antusias.

Harry terlihat senang, namun juga bingung. "But... Who?!" tanyanya penasaran. Lalu ia menatap kearah meja guru, lebih tepatnya ke arah Minerva Mcgonagall. Name,Ron dan Hermione mengikuti arah pandang Harry, Profesor wanita tua itu tersenyum kearah Harry sambil mengelus bulu Hedwing, yang bisa diartikan bahwa dia yang memberikan Harry Nimbus itu.

Harry tersenyum kepada Mcgonagall, lalu ia menatap ketiga temannya lagi. "Kalian tahu?! Ini sebenarnya idenya Oliver. Kukira waktu itu hanya bercanda " Kata Harry sambil menatap kearah Oliver yang sedang mengobrol dengan Percy.

⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄

Hari Sabtu yang ditunggu-tunggu para Siswa Hogwarts telah tiba. Semua orang sangat bersemangat untuk menonton pertandingan Quidditch antara Gryffindor vs Slytherin.

Name tengah berjalan dengan cepat menuju lapangan Quidditch. Pasalnya tinggal dia saja yang belum kesana. Ron dan Hermione terlah kesana lebih dulu. Bukan salah mereka sebetunya, Name sendiri yang menyuruh mereka untuk pergi duluan.

A Story-Name WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang