Chapter 19

175 26 1
                                    

Sudah dua hari lamanya Harry belum juga sadar dari pingsannya. Membuat Name, Hermione dan Ron menjadi sangat khawatir.

Ron sudah pulih beberapa jam setelah kejadian itu, bersamaan dengan Dumbledore, Profesor Mcgonagall, dan Profesor Snape yang membawa Harry yang tengah pingsan.

Name, Ron, dan Hermione selalu mengunjungi Harry yang masih terbaring terlihat sedang tertidur lelap. Mereka benar benar khawatir terhadap anak berkacamata itu. Mengingat sudah lebih dari dua hari, Harry belum sadar juga. Tetapi Dumbledore meyakinkan mereka jika tidak akan terjadi apa apa dengan Harry Potter.

Sore harinya mereka bertiga kembali ingin menengok Harry, tapi masih di tahan oleh Madam Pomfrey, karena masih ada Dumbledore didalam. Setelah kira kira lima menit lamanya, Pria tua dengan jenggot panjang dan kacamata bulan separo itu keluar dari pintu Hospital Wings.

"Ahh selamat sore anak anak" sapa Dumbledore ramah. "Selamat sore Profesor" sapa balik ketiga anak itu.

Madam Pomfrey, wanita yang menyenangkan tetapi juga sangat keras, mulai berbicara, "Baiklah, kalian boleh masuk. Tapi ingat, hanya lima menit!!!"

"Hanya lima menit?!" ucap Ron terdengar tidak terima. "Itu lebih dari cukup Mr. Weasley" Jawab Madam Pomfrey.

"Terimakasih Madam Pomfrey, kami masuk dulu. Ayo Ron, Hermione" Kata Name sopan.

Saat mereka masuk, Harry sedang duduk di ranjang, dan terlihat banyak sekali hadiah di meja sebelah ranjang Harry, yang tak lain berasal dari penggemar Harry. Beritanya benar benar cepat sekali menyebar. Name, Ron, dan Hermione selalu di hujani banyak pertanyaan dari murid murid yang ingin tahu. Untung saja mereka selalu bisa lolos, entah itu karena pembelajaran atau dibantu oleh Oliver dan si kembar.

"HARRY!!!" teriak Name dan Hermione dengan riang sambil berlari kearah Harry. Bersyukur tidak ada orang yang sakit selain Harry.

"Bagaimana keadaanmu Harry?!" tanya Name. "Sudah lebih baik. Kuharap, Madam Pomfrey akan mengizinkan keluar besok"

"Oh Harry... Aku sudah yakin kau akan- Dumbledore sangat cemas" kata Hermione tidak melanjutkan kalimat pertamanya.

"Bahkan seluruh sekolah membicarakannya" sambung Ron.

Harry melihat kearah Name, "Name, apa itu yang kau bawa?!" tanya Harry. "Oh, maaf aku lupa. Ini Harry, coklat dari Mum. Dad dan Mum sangat khawatir saat aku memberitahumu keadaan mu lewat surat." Name memberikan wadah berbentuk Hati, berwarna biru dengan pita merah sebagai hiasannya.

"Coklat nya sangat enak Harry, kau harus mencobanya" kata Ron girang. Mrs. Wood mengirimkan lebih coklat untuk di bagikan kepada teman teman Name.

"Terimakasih Name, ucapkan juga untuk ibumu. Aku akan memakannya nanti" ucap Harry hangat di sertai senyum.

Name balas tersenyum, "Apa sebetulnya yang terjadi Harry?!" Tanya Name, kembali ke topik awal. Sungguh salah satu kejadian langka ketika kenyataan yang sebenarnya justru lebih aneh dan mencekam dibandingkan desas-desus liar.

Harry menceritakan semuanya kepada mereka: tentang Quirrell, Cermin Tarsah, Batu Bertuah, dan Voldemort.

Name, Ron dan Hermione pendengar yang sangat baik, mereka kaget pada saat-saat yang tepat dan ketika Harry memberitahu mereka apa yang ada di balik turban Quirrell, Hermione menent Keras.

"Jadi batu itu sudah tak ada?!" kata Ron akhirnya. "Flamel akan mati?!"

"Itulah yang kukatakan, tetapi menurut Dumbledore-apa, ya?!- bagi pikiran yang terorganisir dengan baik, kematian hanyalah petualangan besar berikutnya" jelas Harry.

A Story-Name WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang