Chapter 22

148 21 0
                                    

Sudah hampir seminggu Name dan Oliver berada di Wood Manor. Name sangat senang karena di hadiahi seekor kucing oleh Neneknya. Ditambah lagi sepupunya, Dylan Wood membawa beberapa hewan peliharaanya. Jadi Name juga bisa bermain dengan hewan hewan milik Dylan.

Dylan Wood bersekolah di Ilvermony, dan ia satu tingkatan dengan Name. Dylan merupakan seseorang yang cukup kalem, bisa di bilang seperti Name hanya saja versi Laki laki.

Berbanding terbalik dengan adiknya , William Wood lebih terkesan dengan sifat badung dan memilik wajah yang arogan dan genit ditambah lagi ia juga seorang playboy. Ia bersekolah di Durmstrang dan bersahabat dengan dua Jason bersaudara.

Seperti sekarang ini, tiba tiba saja William datang dan menempatkan dagunya di kepala Name, yang sedang mengelus bulu lebat seputih salju kucingnya. "Hey, Lovable princess" ucapnya.

"Hey, Will." jawab Name tenang, masih fokus dengan kucingnya. "Dimana Dylan?!" tanya Name, menundukan kepala agar dagu William beralih.

William mendengus, mengangkat dagunya dari kepala Name. "Tidur siang" jawabnya acuh tak acuh. "Ugh... yang benar saja. Seminggu ini kau selalu bersama Dylie dengan makhluk berbulunya itu" ucap William kesal.

Name menatapnya heran, "Kami selalu mengajakmu, tapi kau juga selalu menolak"

"Aku tidak suka dengan makhluk berbulu itu, mereka selalu menggeram saat aku dekati. Menyebalkan"

Name tertawa geli, "Itu karena sebelumnya kau pernah mengganggu mereka, wajar saja. Mereka mengingatnya Willie"

"Aku kan hanya bercanda"

Name hanya tersenyum dan menghela nafas, sepupunya yang satu ini akan selalu memiliki alasan untuk Semua hal.

"Mengapa kau juga tidak tidur siang Will?!" tanya Name tenang. "Tidak ngantuk- eum... Mau tidur bersama?!"

Plakkk....

William mengaduh, memegangi kepalanya Yang di pukul Oliver (yang tiba tiba saja datang entah dari mana) dengan perkamennya. "Jangan menggoda adikku Willo, dia masih kecil"

"Jangan memanggilku Willo, Oliee-" ucap William kesal, ia tidak suka dengan panggilan itu. Karena itu panggilan sewaktu ia masih kecil. "Jadi kalo Name sudah besar aku boleh menggoda Name" William melanjutkan.

Plakkk....

William mengaduh lagi. Kali ini bukan Oliver yang memukulnya tapi Ayahnya sendiri, Johnathan Wood. Ia memukul kepala Will dengan koran di tangannya.

"Jangan berani beraninya kau mengganggu keponakan cantikku Willo" John memperingati dengan nada dramatis yang di buat buat. Membuat Name dan Oliver sama sama terkikik.

"Mengapa kau menjadi sangat genit sekarang ini" John merasa heran. "Karena ia menuruni sifatmu, Johnathan Wood" sahut sang istri tiba-tiba.

"Aku, tidak" sangakal John, Chrisselda memutar kedua bola matanya.

⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄

Dentingan sendok dan piring terdengar di meja makan. Seluruh keluarga besar Wood sedang menikmati makan malam mereka saat ini. Iven dan Auryn Wood pulang kerja lebih awal. Jadi mereka juga bisa ikut makan malam.

"Name dear, apa Harry sudah membalas suratmu?! Ibu juga mengirim surat untuknya seminggu yang lalu, tapi samapai sekarang ia belum membalas" Tanya Auryn Wood disela sela makan.

A Story-Name WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang