Chapter 14

255 35 7
                                    

Hari ini Name menghabiskan waktu natal dengan Oliver,Harry dan Weasley bersaudara, melewatkan sore menyenangkan dengan perang bola salju seru di halaman.

Setelah itu, kedinginan, basah kuyup, dan terengah kehabisan napas, mereka kembali ke depan perapian di ruang rekreasi Gryffindor. Di tempat itu Harry pertama kali memainkan set catur barunya dengan hasil kalah telak dari Ron. Dia merasa tidak akan kalah separah itu
jika Percy tidak mencoba membantunya terus-menerus.

Natal kali ini sangat berkesan bagi Name, karena Merayakannya dengan teman teman barunya.

Setelah acara minum teh sore dengan sajian sandwich kalkun, kue-kue manis, dan kue tar Natal, semua merasa terlalu kenyang dan mengantuk untuk melakukan sesuatu sebelum tidur. Jadi mereka duduk saja, menonton Percy mengejar Fred dan George mengitari Menara Gryffindor karena mereka telah mencuri lencana Prefeknya.

"Hahhhaha cukup Fred George, berikan saja lencana Prefek Percy" ucap Name sambil terus tertawa.  "Mereka tidak akan mendengarkan mu, hahaha.... Sebelum mereka merasa puas mengerjai Percy." sahut Oliver.

Mereka menghabiskan sore dengan bercerita dan bercanda gurau, sampai mereka benar-benar lelah dan memutuskan untuk beristirahat masuk ke kamar mereka masing-masing.

Name terbangun setelah tidur selama dua jam, tenggorokan terasa kering. Ia mengambil teko dan akan menuangkan ke pialanya, "Ah, sudah habis. Aku harus turun sekarang

Name turun ke ruang rekreasi, lalu ia segera mengisi pialanya dengan air. Saat ia ingin kembali masuk ke kamarnya, tiba-tiba seperti ada yang memanggil namanya. "Name, psst... Ini kami"

Name sepertinya kenal dengan suara itu, tiba-tiba Harry dan Ron muncul dengan melepaskan jubah gaib Harry. "Oh, kalian menakutiku" ucap Name sambil memegang dadanya.

"Maaf, apa kau mau ikut dengan kami. Kau tau aku baru saja melihat Ibu dan ayahku"
Ucap Harry. "Kau serius Harry?!" tanya Name sedikit Shock.

"Yeah, aku serius.... ayo"

Name, ikut mengikuti Harry dan Ron dengan memakai Jubah Gaib.  Mereka terus menyusuri lorong lorong yang gelap dengan hati-hati.

Sedikit hambatan dari si jail Pevees, tapi Harry bisa mengatasinya dengan mengaku menjadi Baron berdarah.  Sampai akhirnya mereka memasuki satu ruangan.

"Come on, Come look my parents" ucap Harry dengan antusias sambil berlari ke  sebuah cermin antik yang cukup besar.

"Lihat-"
"Wow, aku menjadi- kapten Quidditch, Dan- aku sangat tampan" ucap Ron saat melihat dirinya di cermin. Name masih bingung dengan ucapan kedua anak tersebut.

"What-?!" ucap Harry bingung.  "Apa mungkin cermin ini menunjukkan masa depan?! " tanya Ron

"Tidak mungkin- maksudku, orang tua ku sudah meninggal" kata Harry terlihat sedih.

"Eum, sepertinya aku ingin mencoba nya juga " Name mendekati cermin itu. Tapi tidak ada apa-apa, hanya ada Name sendiri. Tidak ada orang tuanya, Name tidak melihat jika dia menjadi kaptn Quidditch, dan yeah... Semuanya nampak normal.

"What you see?! " tanya Harry.  "Tidak ada- maksudku  hanya diriku sendiri, tidak ada yang aneh, ini tampak- normal. Seperti semua cermin Harry" ucap Name jujur.

"Ini aneh" Ucap ron, Name hanya bisa mengangkat bahunya. "Okey guys, ini sudah sangat larut, kita harus segera kembali dan beristirahat"  ucap Name, Ron dan Harry hanya mengangguk. Terlihat di raut wajah Harry bahwa dia belum ingin keluar dari ruangan itu.

A Story-Name WoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang