eight

269 29 0
                                    

Keadaan mobil sangat sunyi cuman bunyi kendaraan dari luar, reza membuang nafas kasar lalu melirik senja sebentar.

"Dek" Reza.

Senja berdehem menunggu ucapan berikutnya dari reza.

"Kamu marah?" Reza.

"Marah karna?" Senja.

"Gara-gara abang mau lanjutin kuliah di Swiss" Reza.

Senja kembali diam lalu melihat ke arah luar menarik nafas.

"Tuh kan marah" Reza.

"Ngapain gue marah cuman gara-gara luh pergi ke swis" Nada bicara senja sudah berubah biasa menggunakan kata abang atau gak namanya sendiri.

"Dek kalau ngomong yang lebih tua gak boleh gitu gak sopan" Reza.

"Serah" Senja.

"Yaudah abang berangkat ke Swiss bulan depan" Reza.

Senja melebarkan matanya melirik ke arah reza sambil menggembung kan pipi nya reza melirik kearah senja dengan cepat senja memutuskan kontak mata nya dengan reza.

'Lucu'batin reza.

Mobil reza sudah ada diparkiran rumah sebelum reza mengucap kata-kata lagi senja langsung keluar lalu menutup pintu mobil dengan keras, reza yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

Senja membuka pintu rumah nya mencari seseorang.

"BUNDA DIMANA" Senja teriak.

"TAMAN BELAKANG NAK"bales bunda nayla.

Senja meleparkan tas nya di sofa lalu berlari menuju taman belakang terlihat bunda nayla sedang menyiram tanaman.

Senja memeluk tubuh sang ibunda dari belakang, bunda kaget memutar tubuh nya lalu memeluk balik sang putri diusap lembut rambutnya pajang nya.

"Abangg bun" Senja.

"Kenapa? Abang kenapa?" Bunda nayla.

"Abangg mau ninggalin njaa hueee" Tangis senja pecah dipelukan sang ibunda.

"Eh kok nangis sayang?kan abang mau lanjutin kuliah nya bukan mau ninggalin nja" Bunda nayla.

"Tapii ntar abang pulangg kerumah sebentar teruss gak ada yang posesif njaa aggy bun" Senja.

"Kakak nya ranaya kuliah nya di Jerman balik kerumah cuman setahun sekali gimana abangg bun" Senja.

Bunda terkekeh lalu menangkup muka senja menyeka air mata yang mengalir dikecup lembut kening senja lalu tersenyum.

"Yaudah kalau nja gak mau abang pergi cegah gih" Bunda nayla.

"Anak bunda batuu"senja.

"Kan keturunan ayah nak" Bunda nayla.

"ANAK TENGAH BALIK" Teriak ikbal.

"Noh ada kakak" Bunda nayla.

"Kalau abang pergi kan masih ada kak Ikbal" Bunda nayla.

"Kak Ikbal nyebelin" Senja.

"Kenapa gue nyebelin?" Ikbal sambil membawa cemilan.

Senja menoleh kebelakang lalu diliat nya cemilan nya yang ia taro di sofa.

"Kakak Ikbal balikin cemilan njaa" Senja.

Ikbal kabur dari sana senja mengejar ikbal.

"Kakkk ish balikin sinii cemilan guee" Senja.

"Gak mau gue habisin aja ya mayan enak" Ikbal.

"Gak ada akhlak lo kak" Senja mencegat Ikbal.

"Balikin atau gak gue pukul pake sapu punya bunda" Senjaa sudah sedia dengan sapu injuk.

"Coba aja kalau bisa bocil" Ikbal megelak berlari an diruang tamu.

"Gue bukan bocil anjing" Senja.

Senja mengikuti Ikbal sambil berlari membawa sapu kebanggaan ibunda nya kalau anak-anak nya lagi bandel.

"Sini kakak kurang akhlak" Senja menarik tangan Ikbal tapi berhasil dilepas oleh kakaknya.

"Wlek gak enakk wuuu bocil setan lagi ngamuk" Ikbal meledek senja.

"Bundaa anak muhh"teriak senja.

Bunda nayla baru berjalan ke dapur Ikbal langsung bersembunyi di balik punggung bunda.

"Kakak sini lo gue gibeng siaa" Senja.

"Sini kalau berani wlek" Ikbal menongol kan kepala nya.

Senja sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul Ikbal tapi tidak kena karna terhalang sang bunda.

Nayla sudah capek melihat kedua Anak nya ini langsung menjewer kuping kedua nya lalu membawa mereka ke ruang tamu.

"Bun sakit" Ikbal.

"Bun kuping njaa sakit, abangg tolong" Senja.

Nayla melepaskan jeweran nya lalu menatap tajam kedua anak nya lalu memijat pelipis nya.

"Kalian tuh adek kakak saling jaga gituu bukan malah ribut  mulu setiap hari" Nayla.

"Heran punya anak kek gini jiplakan ayah pasti nih" Nayla.

"Eheheh kan benih dari ayah bun"Ikbal.

"Jadilah kita berdua ya gak nja" Ikbal menyenggol lengan senja.

"Tobat gue punya anak kek kalian" Nayla.

"Yaa Allah tolong Terima tobat nya dari bunda hamba ya Allah" Ikbal mengancungkan kedua tangan nya keatas lalu mengucapkan kata seperti itu.

"Astaghfirullah Ikbal" Nayla menjewer kembali kuping Ikbal.

"Kamu tuh yaa bikin bunda darah tinggi mulu" Nayla.

"Sehat bun" Ikbal cengesan.

Heyyo im back kangen? Jan malu²untuk komen silahkan sok komen aja sama jan lupa vote oky

Vote sama aja kalian ngehargain cerita yang ku buat murni sendiri dari pikiran ku oky, ku juga mau akrab sama kalian jangan sungkan untuk komen oky -! Pay.. Pay.~readers kesayangan ku~

posesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang