Twelve

242 22 3
                                    

"ASTAGA GUE TELAT".

Ikbal berlari menuju kamar mandi lalu bergegas membersihkan diri nya, beda hal nya reza yang sudah rapih dengan kaos putih polos di lapisi dengan kemeja kotak-kotak berwarna hitam putih jangan lupakan jam tangan di pergelangan tangan nya.

Di kamar berwarna pink dengan beberapa poster idol Korea di dinding  kamar, selimut tebal dibawahnya ada seorang gadis yang masih tertidur nyenyak padahal ia harus pergi kesekolah.

"Dek ayo bangun dah pagi".

Reza membuka hordeng kamar senja membiarkan cahaya pagi masuk menyiapkan seragam adek gadis ini, dilihat sang adek nya belum bangun juga dari mimpi nya membuka Selimut yang menutupi tubuh lalu menepuk-nepuk pipi tembem.

"Dek kamu harus sekolah loh ntar telat buru bangun habis itu mandi cepet dek".

"Eungh masih ngantuk bang".

"Nja buru mandi tidur nya dilanjut ntar cepet abang tunggu dibawah".

....

Reza menghela nafas lalu meninggalkan kamar adek nya berjalan menuju dapur dan membuat sarapan untuk dirinya dan kedua adek nya, Ikbal telah siap untuk berangkat sedangkan senja masih bergulat dengan kasur nya.

"Pagii bang".

"Pagi juga siapin meja gih buat sarapan".

Ikbal menganggukan kepalanya lalu mempersiapkan meja makan buat sarapan mereka setelah tugas diselesaikan ia memilih menunggu di sana.

"ABANGG TANGAN SENJAA BERDARAH TIDAK".

reza yang sedang menumis bumbu nasgor terpaksa mematikan kompor sebentar lalu berlarian menuju kamar ade nya disana terlihat darah yang bercucuran di lantai.

Reza menganga dulu menyadari kemarin malam ia pasangin inpusan di tangan senja dan ia lupa ganti dan lepas dan terjadilah seperti ini darah di mana-mana senja yang sudah histeris meneriaki darah dirinya.

"HUAAA ABANGG DARAHHH KAKAKK DARAH AHHH".

Ikbal yang kaget mendegar teriakan senja yang mengema di seluruh rumah termasuk rumah tetangga juga mendengar teriakan senja sudah biasa mereka dengar kericuhan seperti ini, Ikbal cepat berlari menuju kamar adek nya terlihat reza yang cengo saja memperlihatkan kamar senja.

Ikbal segera membuka lebar-lebar pintu kamar adek nya lalu pertama kali ia lihat darah di mana-mana bercucuran di pantai dan bau amis menyengat dari darah adek nya.

"Lailahilauh Muhamadan Rasulullah".

"Ini teh kenapaa banyak darah di kamar senja".

"Eh oncom napa bengong lo ini adek kita napaa??" Ikbal tuh kesel sama reza cuman diam saja daritadi.

Ia mendekati adek kecil nya lalu merengkuh tubuh mungil milik adek nya diusap lembut surai milik adek nya melepaskan jarum infusan perlahan namun pasti.

"Akhh".

"Shh pelan-pelan ih kak".

Setelah tercabut jarum dan selang infusan ia menarik tangan senja dibawa nya kekamar mandi sedangkan yang tua masih ngebug dengan keadaan dulu.

Setelah Ikbal membersihkan luka dan kembali sambil menarik tangan reza yang masih ngebug dengan keadaan, senja memakai seragam sekolah dan jas osis.

Selesai berjalan menuju ruang makan disana terlihat kedua lelaki yang ia sayangi selain ayah nya ia bergabung bersama mereka dan memakan sarapan dengan selipin canda tawa.

Ikbal mengantarkan senja kesekolah mengunakan motor sport kesayangan jalan menuju ke sekolah senja agak sedikit macet setelah beberapa lama akhir mereka berdua sampai di gerbang utama.

posesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang