BAB 24

922 83 5
                                    

Halo ha?!!!
Apa kabar kalian? Makasih yang masi setia menunggu kelanjutan dari cerita ini. Insyaallah liburan akhir tahun saya akan sering update.
Happy Reading!!!!

Setelah beberapa lama akhirnya gerald sampai di apartemen vivi dan di susul oleh naura dan deswita.

"Buset lo bawa motor udah kaya nantang maut ajah" ucap naura ketika baru turun dari mobil melihat gerald yang telah sampai duluan.

"Udah nggak usah bacot ayok buru langsung masuk ajah" ajak deswita.

Mereka mulai memasuki apartemen vivi dengan tergesa-gesa.

"Password?" tanya Gerald ketika telah sampai di depan pintu apartemen vivi.

"Anjir, passwordnya apa ya?" Tanya Naura ke Deswita.

"Gue juga nggak tau, coba di ketok ajah" ucap deswita.

tok tok tok

"Vivi buka pintunya!" Teriak Naura, namun tak ada sautan dari dalam. "Gimana ini nggak di buka-buka"

"Gue juga nggak tau" Bingung Deswita.

Gerald yang sudah tak sabar tiba-tiba langsung pergi.

"Woy mau kemana lo?" Tanya Naura ketika melihat Gerald pergi.

"Reseptionis" Jawab geral tanpa menoleh.

"Ngapain dia ke resepsionis" Tanya Naura.

"Minta bantuanlah bego"

"oh" Setelahnya mereka kembali menggedor pintu Apartemen vivi.

"Vi buka pintunya, ini gue Naura sama Deswita, Pliss lo jangan kaya ginih" lirih Naura.

Tiba-tiba gerald datang bersama dengan seorang pria.

"Minggir!" Perintah Gerald dan mereka berdua langsung menyingkir, setelahnya pria tersebut langsung membuka pintu tersebut.

Setelah di buka Gerald dan Naura langsung masuk kedalam mencari vivi.

"Makasih ya pak" Ucap Deswita sebelum ikut juga masuk ke dalam.

Gerald langsung mencari ke semua ruangan, namun tak ada.

"Coba di kamarnya, pasti dia di sanah" Ucap Naura dan mereka semua langsung menuju kamar vivi. Ketika hendak di buka pintu tersebut terkunci.

"Gimana ini di kunci" Ucap Deswita panik.

"Coba ketok pintunya" Suruh Naura.

Tok tok tok

"Vi buka pintunya, ini gue Naura, Deswita ada Gerald juga" ucap Naura namun tak kunjung ada jawaban.

"Minggir" Perintah gerald dan langsung mencoba untuk mendobrak pintu kamar vivi.

Brakk

Pintu berhasil terbuka mereka langsung bergegas masuk.

"Ya Ampun Vivi" Jerit Naura ketika melihat Vivi sudah tergeletak di samping kasur dengan di pergelangan tangan kirinya terdapat goresan yang cukup dalam dan di sampingnya ada cutter yang sepertinya di gunakan untuk menggores tangannya tersebut.

Ketika melihat itu Gerald langsung menghampiri vivi dan menekan pergelangan tangan Vivi guna menghentikan darah yang masih keluar tersebut dengan menggunakan handuk kecil. Sementara Naura dan Deswita masih Shock dan Histeris.

Gerald langsung menggendong vivi untuk membawa ke rumah sakit dan di ikuti dengan Naura dan Deswita.

"Pake mobil gue ajah" Ucap Naura ketika mereka sampai di parkiran. Gerald langsung memasukan vivi ke mobil dengan hati-hati dan mereka langsung menuju ke Rumah Sakit.

Setibanya di rumah sakit gerald langsung membawa Vivi ke UGD untuk di tangani.

"Gimana ini des? Hiks gue takut Vivi kenapa-napa" lirih Naura yang berada di pelukan deswita.

"Kita berdoa semoga Vivi nggak baik-baik ajah" balas deswita.

"Kenapa dia ngelakuin itu?" Tanya gerald yang sedari tadi diam bergelut dengan pemikirannya.

"Gue nggak berhak ngasih tau Lo tentang kehidupan Vivi, yang harus perlu lo tau, plis jangan pernah lo sakiti Vivi entah dengan mulut lo atau perlakuan lo itu, dia udah cukup menderita selama ini" jawab deswita menatap tajam gerald.

Gerald hanya diam mendengar penuturan deswita, bukannya mendapat jawaban yang ada deswita malah menambah beban pemikirannya saja.

Tak berapa lama dokter keluar menghampiri mereka.

"Siapa keluarga pasien di antara kalian?" Tanya dokter tersebut.

"Keluarganya lagi di luar negeri dok, saya sepupunya" jawab Deswita.

"Gimana keadaan temen saya dok?" Sambung Naura.

"Untuk sekarang kondisi fisik pasien baik, pendarahannya sudah di atasi tapi tidak dengan keadaan mental pasien. Saya sarankan untuk pasien di bawa ke psikiater, karena kalau tidak psien akan mengalami hal sepeti ini lagi" ujar dokter sebut.

"Ya ampun ini gimana des?" Ucap Naura dengan isakan tangisnya.

"Kalau gituh saya permisi"

"Baik dok terimakasih" balas deswita.

Setelah dokter pergi, menyisakan Naura yang masih menangis dalam dekapan deswita yang menenangkannya. Sementara gerald hanya diam, ada perasaan sesak ketika gerald mendengar penuturan dari dokter tersebut.

"Lo mau pulang atau masih pengen di sini?" Tanya deswita melirik gerald yang berada di hadapannya.

Drrtt drrtt

Gerald ingin menjawab tapi panggilan telpon menghentikan pergerakannya.

"Kamu dimana?" Tanya suara dari sebrang sana.

"Rumah sakit"

"Ya ampu kamu sakit? Bilang sama mamah di rumah sakit mana?"

"Temen gerald yang sakit"

"Ya ampun mamah fikir kamu, kamu bisa pulang sekarang?"

Gerald melirik ke arah pintu tempat Vivi di rawat lalu menghela nafas.

"Yauda gerald pulang sekarang"

"Oke mamah tunggu"

Setelahnya gerald mematikan panggilan tersebut.

"Gue pulang" ujar gerald

"Oke, thanks udah nganterin kita dan mau bantuin Vivi" ucap deswita.

"Hm" setelahnya gerald langsung meninggalkan mereka.

Hai semua jangan lupa vote terus ya dan komen serta sarannya untuk cerita ini.
Terimakasih....

Uri gerald ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uri gerald ❤️

Aubrey Or ZeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang