Happy Reading!!!
.
.
.
.Hari ini tepatnya orang tua gerald dan zea pulang, para asisten rumah tangga pada sibuk untuk mempersiapkan makan malam untuk menyambut tuan dan nyonya mereka.
Sementara yang di lakukan zea hanya rebahan saja di dalam kamar sementara gerald pergi entah kemana.
Zea tidak perduli kepada orang tua pemilik tubuh ini, lagi pula mereka juga tidak peduli pada pemilik tubuh ini. Yang mereka pedulikan hanya pekerjaan dan calon penerusnya saja.
Miris sekali bukan? Di luaran sana mungkin anak gadis satu-satunya akan di manjakan di jaga dan di sayang. Namun dirinya sama sekali tak di anggap, kehadirannya tidak di harapkan. Entahlah apa yang sebenarnya mereka fikirkan sampai tidak memperdulikan anak mereka.
Salahkah dirinya yang terlahir sebagai saudara kembar dari gerald? Yang mereka harapkan hanya seorang anak laki-laki yang akan di jadikan calon penerus. Hah sunggu penulis yang sangat kejam.
Bisakah setiap novel tidak ada orang jahatnya? Atau kehidupan para tokohnya semua baik-baik saja. Ah mungkin bila seperti itu tidak akan seruh.
Waktu menunjukkan tepat pukul delapan malam, biasanya zea akan sangat senang bila sudah waktunya makan. Namun kali ini sepertinya selera makannya menghilang seketika. Dia terlalu malas untuk melakukan perannya. Tapi bila tidak mengikuti apakah perubahan alurnya akan semakin besar?
"Hah" zea menghela nafas untuk menghentikan fikirannya. Sepertinya akhir-akhir ini dia terlalu banyak berfikir.
"Sebaiknya aku mengikuti alurnya saja" gumam zea.
Kemudian zea bangun untuk bersiap-siap makan makan malam.
Tap tap tap
Suara langkah zea memasuki indra pendengaran mereka semua yang ada di meja makan.
Zea mulai melangkah mendekat dengan tatapan mata yang datar dan tangan yang di lipat di dada.
Orang tua zea yang melihat perubahan sikap zea mengernyit heran.
"Tumben dia tidak memeluku" batin sang mamah.
"Sepertinya sikapnya berubah" batin sang papah.
Zea duduk tepat di sebelah gerald, dia mengangkat pandangannya untuk melihat kedua orang tuanya.
"Ah liat lah wajah penasaran kalian, itu membuatku muak" batin zea.
"Ekhem mari mulai makan" perintah sang papah.
Setelahnya mereka mulai menyantap makanan mereka. Zea yang terlihat fokus memakan makanannya, sementara orang tuanya mencuri pandang ke arah zea.
Mereka seperti sedikit merasa aneh dengan sikap zea, zea terlihat sangat cuek kepada mereka. Meskipun mereka selalu cuek dan tak memperhatikan zea, namun zea selalu sajah mencari perhatian ke pada mereka ketika mereka pulang ke rumah. Zea akan terlihat senang bila bertemu mereka dan akan bersikap manja. Namun kali ini sikapnya berbeda, tak ada lagi tatapan senang sari zea dan tak ada lagi sikap manja dari zea. Yang terlihat hanya tatapan datar dan bersikap acuh kepada mereka.
Apa mereka terlalu jahat kepada zea? Sehingga zea sudah tak sayang lagi kepada mereka? Fikir kedua orang tua zea. Tapi mereka langsung mengenyah Fikiran tersebut.
Zea yang merasa selalu di tatap oleh kedua orang tuanya hanya acuh dan fokus terhadap makannya. Setelah beberapa saat akhirnya zea telah selesai makan dan ingin langsung pergi ke kamar.
"Aku selsai" ucap zea kepada semua.
Srekk
Bunyi bangku yang bergeser yang menandakan zea yang akan segera pergi. Namun suara sang papah menghentikan kegiatannya.
"Mau kemana kamu?" Tanya venus sang papah.
Zea lantas menengok ke sang papah. "Ke kamar" ucap datar zea menatap ke arah venus.
"Ke ruang tamu ada yang ingin papah bicarakan" perintah sang Venus.
"Hm" setelahnya zea langsung pergi ke ruang tamu.
"Dia berubah" batin Vina sang mamah. Sambil melihat ke arah putrinya senduh.
****
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Aubrey Or Zea
Fiksi RemajaBercerita tentang seorang gadis yang bertransmigrasi ke novel. "Eeungh, Gue dimana?" guman sang gadis sambil melihat sekeliling. "Eh ini di rumah sakit? Bukannya gue udah.." batin gadis bingung. "Akhh" teriak gadis tersebut sambil memegang kepalany...