BAB 4 (Cafe)

3.9K 400 12
                                        

Sebelumnya maaf bila typo bertebaran dan kata-kata yang salah, harap di maklum. Hehe
Yang minta next aku padamu ^_^

****

Setelah terjadinya drama kejar-kejaran barusan, eh lebih tepatnya Erick yang mengejar zea deh karena zea jalannya cepet banget. Tapi tenang Erick berhasil menyusul kok sehingga mereka masuknya barengan. ^~^

Baru sajah mereka membuka pintu entah kebetulan atau sudah takdirnya tepat tak jauh dari pintu masuk ada yang menegor ah lebih tepatnya meneriaki Erick.

"Woy pak bos, sini bareng kita" teriak salah satu pemuda di antara beberapa pemuda lainnya di meja tersebut yang sedang melihat Erick dan zea membuka pintu, sebenarnya mereka sudah melihat mereka waktu mereka berjalan ke arah kafe yang kebetulan dinding Cafe Tersebut dari kaca jadi bisa melihat ke arah luar.

Erick yang mendengarnya langsung menatap tajam sang pelaku. Sementara zea hanya memutar bola matanya sajah. "Ck drama lagi" batin zea.

Setelahnya Erick menarik tangan zea untuk pergi ke meja pemuda yang memanggilnya tadi.

"Ekhem pantes ajah bos nggak muncul di group ternyata lagi kencan bareng doi" celetuk pemuda yang barusan memanggil mereka.

"Ukhuk Kayanya kita ganggu nih" goda pemuda yang lainnya, yang duduk tepat di sebelah pemuda yang bicara pertama tadi. Sementara Erick hanya menatap tajam kedua pemuda tersebut.

"Heheh peace bos, damai kita" balas pemuda yang berbicara pertama tadi.

"Iya bos, jangan ada baku hantam di antara kita ya nggak zea?" Ucap pemuda yang duduk di sebelah pemuda yang tadi sambil menaik turunkan alisnya ke arah zea yang kebetulan duduknya di sebelah kanan zea dan Erick duduk di sebelah kiri zea.

Sementara zea yang di perlakukan seperti itu hanya menatapnya datar sajah, yang membuat pemuda tadi jadi salah tingkah.

"Neng zea kok diem ajah si?" Tanya pemuda lainnya mencoba mencairkan situasi. Kompak semua menatap zea, mereka bingung kenapa zea berasa jadi tambah dingin. Padahal sebelumnya zea selalu merespon mereka ya meskipun hanya senyum tipis atau sepatah dua kata. Tapi ini zea hanya diam sambil menatap mereka datar, seperti tidak mengenal mereka.

Erick yang sadar akan situasi teman-temannya yang bingung dengan sifat zea langsung memberi tau mereka.
"Zea amnesia"

"Hah!" Mereka serempak kaget dengan penuturan erick. Karena yang selama ini mereka tau zea koma di rumah sakit trus sudah sadar seminggu yang lalu dan mereka tidak mendengar kabar apa-apa lagi tentang zea mereka  berfikir kalau zea sudah sehat-sehat sajah. Tapi barusan bos mereka memberitahu berita yang membuat mereka kaget.

"Serius bos? Zea nggak inget sama kita semua?" Dan di balas deheman sajah oleh erick.

"Wih keren akhirnya gue bisa nemuin orang yang amnesia"

*Pletak

"Aduh sakit bos kenapa Lo pukul sih?" Kesal pemuda yang berbicara tadi karena di pukul kepalanya sama si erick. Kebetulan duduknya di samping kanan zea jadi Erick bisa memukul belakang kepalanya.

"Ya ialah bego Lo di pukul, untung ajah Lo nggak di buat amnesia juga" sahut pemuda lainnya yang dari tadi hanya memperhatikan sajah.

"Fix kalian semua jahat! Salah gua apa sahabat"

"Salah Lo banyak, bahkan malaikat males nyatet kesalahan Lo yang saking banyak itu" sahut pemuda yang duduk di sebelahnya.

"Bangke Lo pada, gua selalu ternista kan" lirih pemuda tersebut yang di buat-buat. Yang membuat mereka semua jijik.

"Berisik!!" ucap datar zea yang sedari tadi sudah jengah mendengar perdebatan yang unfaedah ini. Sudah di bilangkan zea itu paling malas membuang-buang waktu untuk hal yang nggak penting apa lagi mendengar perdebatan yang barusan.

"Ekhem gimana kalau kita kenalan lagi ajah"  kata pemuda yang ternista kan tadi.

"Nah betul tuh, pertama gue dulu ya. Nama gue aarav arseno Brahma" ucap pemuda yang duduk di sebelah pemuda yang ternista kan tadi.

"Selanjutnya gue, Nama gue adam Lesmana adelard" lanjut cowo yang ternista kan tadi.

"Gue adelio Linggar prasmana" ucap pemuda yang duduk di depan zea.

"Abian pangestu" ucap datar pemuda yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka. Duduknya di samping pemudah yang duduknya berhadapan dengan zea tadi.

Sementara respon yang di berikan zea hanya deheman sajah yang membuat mereka melongo kecuali abian dan Erick yang bisa mempertahankan wajah datar mereka.

Zea tidak terlalu memperdulikan mereka semua, dia hanya menganggap mereka Tidak penting karena hanya tokoh novel belaka.

Setelahnya mereka berkenalan mereka melanjutkan kegiatan masing-masing apa lagi kalau bukan mabar. Berbeda dengan zea yang hanya duduk diam sementara Erick memesan minuman dan makan untuk zea dan dirinya.

"Makan" kata Erick menyodorkan pancake ke depan zea berharap zea suka dengan makanan pilihannya. Zea yang melihat di depannya ada makanan manis tanpa sadar matanya berbinar dan langsung menikmati makanan tersebut tanpa memperdulikan sekitar. Erick yang memperhatikannya tanpa sadar tersenyum samar. Ah mungkin gadisnya ini menyukai makanan manis, jadi dia punya senjata untuk meluluhkan gadisnya ini.

*Kling

Pintu cafe terbuka menampilkan sosok pemuda dengan wajah datar memperhatikan sekitar, ketika matanya menangkap sesuatu yang sedang dia cari lantas dia langsung menghampirinya.

"Dari kapan di sinih hem?"....

#to be continue

Hari Senin wajib pake dasi
Cukup sekian dan terimakasi
Sampai ketemu lagi.....

^_^

^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aubrey Or ZeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang