Mingi nugas dengan tenang di perpustakaan. Niatnya sih mau kerjain laporan kelompok, tapi ternyata temen-temennya pada ngebatalin sesuka hati. Memang kurang akhlak!
"Gi, bali dulu ya aku? Udah kelar nih." Wongeun mulai beres-beresin barangnya yang berserakan di meja. Mingi cuma ngangguk.
"Nanti kalau udah selesai kirim pesan aja, kita balik bareng."
"Balik bareng apa mau nebeng aku sampai kafeku?" Wongeun tersenyum sampai matanya menyipit.
"Mau ketemuan sama Yeji hehe, sekalian ambil si manisku Pampam di penitipanmu."
Mingi berdecak. "Ya."
"Makasih Gi, mau ke kantin dulu. Byeee!"
"Hmm,"
Mingi kembali mengerjakan tugasnya, mengabaikan Wongeun yang keluar perpustakaan.
"Mingi?" Helaan napas keluar dari bibir yang dipanggil. Kenapa sih ganggu mulu?!
"Ya?" Kepala Mingi menoleh. Terlihat San yang nyengir sambil nyodorin permen melonnya.
"Mau pinjem ponsel boleh? Aku mau ngehubungin mama di rumah kalau hari ini aku pulang telat."
Dahi Mingi mengkerut. "Ponselmu?"
San menunjukkan ponselnya yang mati, beterainya udah abis.
"Kebiasaan banget baterainya habis? Dulu juga sering."
"Boleh ya Gi??? Pleaseee~"
"Yaudah nih, jangan buat telefon, buat kirim pesan aja!" Mingi takut pulsanya habis.
San langsung kasih permen melonnya ke Mingi buat tanda terima kasih. "Iya iya ga buat telefon! Makasih Gi~"
"Iya sama-sama."
"Oiya, kata Doyoung kamu kerja jadi badut di depan toko makan?" Mingi pernah liat juga sih di depan tokonya, waktu itu ada Wooyoung.
"Ah, iya. Buat tambahan uang jajan hehe~" San memaksakam senyumnya.
"Kerja di tempat aku aja mau?"
"Kebetulan aku lagi cari karyawan baru, masih ada slot." Lanjut Mingi.
San sumringah waktu ditawarin kerjaan itu. Tapi langsung keinget sesuatu dan dia ga mau ambil resiko. "Ga deh, aku jadi badut aja. Tapi di depan tokomu boleh? Kayaknya toko kamu rame!"
"Boleh deh, mulai besok ya??
"San!!"
Suara perempuan menggema di perpustaaan. Jelaslah ditegur sama penjaganya. "Dek Lia, diem. Ini bukan hutan."
Lia membungkuk minta maaf. "Ga akan saya ulangi bu hehe," ucapnya lalu ngacir ke sebelah San.
"Kamu tuh aku cariin! Katanya mau pulang bareng kerjain tugas!" Omelnya ke San, tapi matanya ngeliatin Mingi agak takut.
"Iya iya, Gi duluan yaa! Makasih ponselnya!"
*
*
*"Hari ini kita ada temen baru nih, namanya Choi San." Krystal memerkenalkan San ke karyawan lainnya. Seonghwa daritadi udah melambaikan tangannya semangat ke arah San.
"Kamu juga kerja disini akhirnya??" Seonghwa meluk San seneng. Paling ga dia punya teman curhat disini kalau lagi capek.
San meringis lucu sambil usap-usap lehernya. "Yaa.... ituㅡ"
"Aku pikir kamu gak suka sama Mingi! Waktu itu kamu juga setuju waktu Yeosang suruh aku resign dari sini." Seonghwa agak bingung sama kelakuan San.
"Aku butuh uang buat mama hehe," San ngejawab seadanya.
"Ohh yaudah ga masalah, tegang banget mukanya! Hihi,"
"Sini aku bantuin di hari pertama kamu kerja!"
San ngikutin Seonghwa dari belakang. Telinganya ngedengerin semua penjelasan Seonghwa dari A sampai Z ga ada satu hal pun yang ketinggalan.
Bahkan sampai kucing milik Hongjoong yang katanya lucu banget pengen dia bawa pulang.
"Yaudah bawa pulang aja kucing Hongjoong, sekalian orangnya. Biar ga nyusahin." Ucap San tiba-tiba.
Seonghwa menoleh ke arah San. Entah kenapa Seonghwa sedikit takut dengan muka tanpa emosi dari temannya. "San?"
Sedetik kemudian San tersenyum lagi. "Ah, kan kalian bisa pedekate lebih dalem lagi. Kasian Hongjoong udah ngebet banget, dia udah nembak kamu dua kali kan?"
"Iya juga. Tapi itu dipikir nanti aja deh!"
San ngerangkul bahu temannya itu. "Lanjutin lagi tour kafenya yuk, aku mau jadi karyawan yang baik, walaupun nanti aku kerjanya di depan doang pake kostum badut."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wave ; Joonghwa
FanfictionSeonghwa akhirnya jatuh cinta juga sama si kesayangan semua dosen kampus, setelah sekian lama dijodoh-jodohin temen laknatnya. "Aduh, Hongjoong ganteng banget sih!" Warning! [ Boy love content. non!baku ] Don't read if you don't like it! × St...