dua puluh enam

216 17 3
                                    

Assalamualaikum apa kabar semua nya, sudah lama aku menghilang. Tapi aku gak akan pergi kok, oiya masih ingat sama aku gak? Udah lupa ya? Tanpa sadar sudah dua tahun  aku menghilang. Dan kini aku kembali lagiiii. Alhamdulillah selamat datang kembali ke kisah ku.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
* jangan lupa vote nya
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*dan juga komentar nya
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
* selamat membaca

Matahari pagi menyapa ku lewat sela sela tirai gorden kamar Aprilia, aku melewati malam yang panjang dan juga sepi. Aku tidak bisa tidur, aku terus terpikiran dia. Dia yang datang membawa cinta nya untuk ku, dia yang berani dengan lantang nya mengucapkan ijab kabul didepan abang ku dan sekarang dia juga yang menorehkan luka di hati ku.

"Sarapan dulu, ngelamun aja dari semalam" tegur Aprilia yang membuat ku sedikit terkejut.

"Enggak kok, aku gak melamun" jawabku seraya melangkah ke meja makan.

"Hati dan perasaan tidak bisa dibohongi Syifa, gue tau lo udah cinta sama pak Firdaus kenapa masih mengelak?"

"Aku tidak mengelak Lia, aku hanya ingin meyakinkan hatiku saja"

"Menyakinkan apa lagi, jelas jelas kamu cemburu sampai kabur ke rumah ku hanya karena pak Firdaus dicium oleh wanita lain"

"Udahlah Lia, aku capek"

"Iya kamu capek, capek nutupin dan bohongi perasaan kamu yang jelas jelas sudah mencintai pak Firdaus"

Aku menyerah membalas ucapan Aprilia, sekeras apapun aku melawan tetap saja ada balasan dari Aprilia. Sulit rasanya aku menafsirkan rasa di hati ku, aku ingin mengatakan aku sudah mencintai nya tapi aku ragu benarkah ini rasa cinta atau hanya sekedar nyaman dengan keberadaan dia, dan nyaman dengan perhatian yang selama ini dia berikan.

______________

"Sayang, kamu kemana? Mas tidak tau lagi harus mencari mu kemana?" Pesan singkat yang dikirim oleh lelaki yang sudah menyakiti hati ku.

Drrrrtt. Handphone ku bergetar untuk kesekian kalinya.

"Diangkat dulu dong Fa, gak di angkat bagaimana kamu tau penjelasan dari suami kamu. Beri dia waktu untuk menjelaskan semua nya, sebenarnya masalah kalian cuma salah paham" oceh Aprilia yang sudah tidak sanggup mendengar suara handphone ku.

"Biarin aja, gue belum siap berhadapan sama dia" jawab ku.

"Terserah deh, pusing gue kebanyakan ceramahin orang" Aprilia keluar dari kamar meninggalkan ku sendiri yang masih membeku di dekat jendela.

Harus aku akui aku masih labil bahkan sangat labil, tidak bisa mengambil keputusan untuk diri sendiri, tidak sanggup menghadapi masalah dan tantangan sendiri sedikit ada masalah rasanya ingin lari sejauh mungkin padahal aku tau sejauh apapun kita coba lari dari masalah pasti tidak akan selesai. Hanya karena rasa cemburuku yang membara aku sanggup keluar dari rumah tanpa izin suami. Tapi, salahkah aku? Salah kalo aku cemburu dengan suamiku sendiri? Perempuan mana yang tidak cemburu melihat pasangan nya dicium begitu saja sama perempuan lain yang kita tidak kenal.

Mas pun satu, bisa bisanya dia tidak membujukku atau menahan ku saat mau keluar dari rumah. Apa mungkin memang dia tidak mencintai ku lagi atau dia capek dengan tingkat laku ku yang sangat labil ini, udah labil banyak tingkah lagi. Tidak sebanding dengan perempuan itu yang anggun, dewasa tidak lemot seperti aku. Tutur hatiku.

"Mas tidak pernah capek dalam menghadapi tingkah laku sayang" aku langsung terserepak terkejut kenapa tiba-tiba dia bisa ada dirumah Aprilia bahkan dikamar Aprilia.

"Kenapa? Terkejut ya? Mas tidak pernah berhenti untuk membujuk sayang, sayang abaikan telfon dan WhatsApp mas maka mas coba jalur lain, yaitu jalur Aprilia" ucapnya bangga telah menemui ku ditempat persembunyian ku.

"Kenapa mas bisa disini? Pasti Aprilia yang suruh datang kesinikan? ucapku dengan nada marah namun tetap saja aku tidak bisa menyembunyikan air mata ku, hatiku begitu rapuh setiap menghadapi segala cobaan yang datang silih berganti. 

"Perlukah mas menjawab semua itu? Bahkan saat sayang pun sudah tau jawabannya? Tidak ada alasan yang lebih kuat daripada cinta sayang, karena cinta mas bisa sampai disini melalui pelantaraan Aprilia" jawabnya seraya melangkah mendekatiku.

"Cinta? Palsu, Mas tidak perlu bawa-bawa cinta yang palsu itu mas" aku mundur menjauhkan diri darinya, tidak sedikitpun aku memikirkan perasaan nya. Toh dia aja tidak menjaga perasaan ku.

"Sayang, tidak pernah ada yang palsu di antara kita. Jika cinta mas palsu tidak mungkin rasanya mas bisa bertahan sampai sekarang, begitu juga sayang rasanya tidak akan mungkin mampu terikat dengan pernikahan selama ini jika tidak ada cinta" dia terus melangkah mendekati ku hingga aku tidak bisa mundur lagi. 

Pelukan adalah cara terbaik dalam menghadapi permasalahan, dia memeluk ku dengan paksa dan erat sangat sulit untuk ku bisa melepas diri. Tangannya yang kekar mencekram bahuku dengan kuat sehingga aku luluh dalam pelukannya dengan tangisan tersedu-sedu. Penjelasan nya tidak membuat aku lega malah membuat semakin bersalah karena belum bisa menjadi istri seutuhnya.

Apa dia menyesal karena telah bertahan sampai saat ini dalam pernikahan ini? Pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benak ku.

Haaaay, masih ingat aku gak? Kalo gak ingat yuk dingat ingat lagi.
Maaf ya udah lama gak update, udah dua tahun woii. Apa kabar kalian semua yang Allah rindunya sama komen-komen kalian. Sekali lagi aku minta maaaaaf banget, Insha Allah aku usahakan untuk lebih sering update ya kawan-kawan.

Jangan lupa di vote dan di komen ya kawan-kawan. Kalo mau aku update cepat serbu aja, aku gak marah kok justru aku suka. Lope you semua, terimakasih sudah menunggu dan terimakasih sudah kembali untuk membaca cerita ku.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang