sembilan

2.3K 81 2
                                    

Ngapain kita kesini???

~~~~~~

Selama diperjalanan aku terus cemberut, rasanya tuh udah kek diculik sama guru sendiri atau lebih tepatnya calon suami sih.

"kok cemberut gitu sih. Senyum dong" ucap pak Firdaus memecahkan keheningan.

"habis pak Firdaus udah kek penculik, lagi jam istirahat udah di ajak ke mobil sampek di mobil gak bilang mau kemana" oceh ku yang mulai berani dekat sama pak Firdaus.

"liat aja nanti kita mau kemana, pokoknya tempat yang spesial" jawabnya.

"terserah deh" oceh ku lagi.

Tak lama kemudian kamipun sampai tepat didepan toko wedding planner. Aku pun langsung bertanya.

"ngapain kita kesini? Siapa yang mau kawin?" tanyaku dengan penuh kebingungan?.

"kita" jawab pak Firdaus dengan simpel.

Mampus gue lupa, kalo minggu depan gue nikah sama pak Firdaus. Batin ku berbicara.

"kamu lupa ya minggu depan kita nikah?"

"euug, enggak kok tadi aku cuma becanda" jawabku sambil menggaruk tengku ku yang sama sekali tidak gatal.

"yaudah yuk masuk"

Sampai di dalam terpampang jelas baju pernikahan yang sangat banyak dengan model yang bermacam-macam.

"hay, selamat datang di toko wedding planner kami" ucap salah satu karyawan di sana.

"ada yang bisa kami bantu" sambungnya lagi.

"kami mau menikah minggu depan, kami mau tema yang sederhana sebab ini hanya pernikahan bukan resepsi" kata pak Firdaus.

Aku hanya diam dan berfikir, jadi cuma akad nikah ya gak ada resepsi. Padahal dulu aku punya keinginan mengelar resepsi pernikahan yang dihadiri oleh semua teman dan kerabat karena pernikahan adalah ikatan sakral yang akan dilakukan sekali seumur hidup (Insyaallah), tapi sepertinya pak Firdaus lebih suka pernikahan sederhana. Kata ku dalam hati.

"syifa" panggil pak Firdaus sambil melambaikan tangan di depan mata ku menyadarkan aku yang sedang melamun.

"eh iya ada apa" jawab ku terkejut.

"kamu kok melamun, mikirin apa?"

"eng,, enggak kok gak mikirin apa-apa "

"apa kamu keberatan kalo pernikahan kita sederhana?" tanya pak Firdaus yang seolah-olah bisa membaca pikiran ku.

"enggak kok, kalo syifa sih terserah sama bap,," pak Firdaus langsung meletakkan ibu jari nya di mulutku.

"biasakan kalo diluar sekolah panggilnya mas aja ya atau mas Firdaus" sambil bertatap mata.

"iy,, iya mas" jawabku dengan gagap.

Setelah mencoba beberapa baju dan akhirnya kami sudah mendapatkan baju yang sesuai dengan keinginan. Selain baju pak Firdaus eet maksudnya mas Firdaus juga sudah menemukan dekorasi yang untuk pernikahan kami ya meskipun sederhana tapi setidaknya semua anggota keluarga akan hadir disana.

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang