Aku terus berjalan menelusuri lorong yang akan membawaku ke perpustakaan. Pikiran ku tidak bisa tenang, dan sepertinya aku harus berbagi cerita dengan Aprilia. Tapi masak aku harus cerita tentang lamaran pak Firdaus sih, kan malu masih SMA udah dilamar.Yaudah deh aku coba pancing dulu kali ya. Batinku berbicara.
"Eum, Aprilia aku mau tanya nih" kataku membuka pembicaraan.
"mau tanya apa" tanya Aprilia yang sudah berhenti melangkah dan menatap mata ku.
"gimana perasaan kamu kalo ada yang lamar kamu sekarang"
"gimana perasaan ku? Maksud kamu gimana sih?" tanya Aprilia yang masih belum paham maksudku.
"jadi gini, kan kamu masih sekolah ni mendadak ada yang lamar kamu. Kamu mau gak" jelasku pada Aprilia.
"eum, kalo aku sih tergantung" jawabnya.
"tergantung gimana?" tanyaku lagi
"tergantung sama yang lamarnya kalo ganteng ya pasti aku terima dong" balasnya sambil terkekeh di akhir.
"aku serius Aprilia" ucap ku dengan kesal.
"emang kenapa sih fa? Emang ada yang mau lamar kamu?" Aprilia yang mulai curiga dengan ku.
"ya enggak ada sih, cuma mau tanya aja gitu" jawab ku sambil menggaruk tengku ku yang sama sekali tidak gatal.
"kalo gak ada kenapa jadi sibuk sama lamaran" katanya sambil melangkah meninggalkan ku yang termenung.
"APRILIA tunggu aku" teriakku yang tertinggal dibelakang.
******
Flashback
"euum, adek,, terima lamaran pak Firdaus" kataku sedikit takut dan malu.
"beneran dek?" tanya bang Rizki.
"iya bang, pak Firdaus berhasil menyakinkan aku"
"oke abang akan bilang sama pak Firdaus, udah magrib ni abang keluar ya"
Malamnya pak Firdaus langsung membawa kedua orangtua nya untuk mengkhitbah ku. Rasanya seperti mimpi, ini terlalu cepat baru tadi sore aku menerima lamaran nya dan sekarang dia akan langsung mengkhitbah ku. Setelah memakai baju gamis berwarna biru dongker dipadu dengan jibab warna abu-abu aku keluar dari kamar, ku turuni satu persatu anak tangga kulihat semua mata tertuju pada ku.
"dek cepat duduk di sini" ucap kak Nisa.
"i,, iya kak" jawab ku kaku.
''baik lah pak, silahkan sudah bisa dimulai sekarang" kata bang Rizki mempersilakan ayah pak Firdaus untuk berbicara.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Papa pak Firdaus mengucapkan salam.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" balas semua orang.
"sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengganggu kalian malam-malam begini. Jadi niat dari kedatangan saya dan keluarga adalah ingin menyambung silaturrahmi dengan keluarga nak Rizki sebagai kakak sekaligus orangtua dari Syifa ul qalbi. Kami berniat untuk mengkhitbah nak Syifa untuk menjadi istri anak saya Al Firdaus. Jika berkenan bisa dijawab oleh nak Syifa" kata ayah pak Firdaus yang melamar ku untuk anak nya.
"Insyaallah dengan ketetapan hati saya bersedia untuk menjadi istri dari mas Firdaus. Dan dengan izin Allah saya akan berusaha untuk menjadi istri sebaik-baiknya seorang istri dan saya juga masih banyak kekurangan maka dari itu mohon bimbingan nya" jawab ku sambil menundukkan kepala ku.
Setelah acara lamaran bang Rizki mulai membincangkan acara pernikahan ku. Ya Allah rasanya gugup banget, di usia ku yang 17tahun akan segera menikah.
Kini semua keluarga pak Firdaus sudah, aku pun masuk ke kamar dan duduk di balkon kamarku sambil menatap bintang di langit.
"dek" panggil bang Rizki.
"iya bang, masuk aja pintunya gak di kunci''jawab ku
"apa kamu ikhlas menerima lamaran ini?" tanya bang Rizki.
"ya ikhlas lah bang, meskipun aku belum mencintai nya sedikit pun" jawabku dengan jujur.
"pernikahan akan dilangsungkan dua minggu lagi, abang harap kamu bisa menjadi istri yang baik"
"udah malam cepat tidur, besok kamu juga harus sekolah kan" sambung bang Rizki.
"iya bang, ini Syifa juaga mau tidur" jawab ku.
"yaudah abang keluar dulu ya" kata bang Rizki sambil pergi meninggalkan ku di balkon.
******
Paginya aku sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, sebelum pergi aku berdiri di depan cermin merapikan jilbab ku. Tiba-tiba ada pesan masuk dari orang yang tidak aku kenal pas aku baca ternyata dari pak Firdaus.
0812********
Assalamualaikum Syifa, saya sudah di depan rumah kamu. Kita berangkat bersama hari ini.
Ini siapa ya
Masa, sama calon suami nya aja gak kenal sih.
Ooo, pak Firdaus rupanya. Baik pak saya keluar sekarang.
Setelah membaca pesan tersebut aku pun langsung turun dan keluar dari rumah.
"eh bang Rizki sama pak Firdaus?" tanya ku heran melihat bang Rizki sedang duduk di kursi teras rumah sama pak Firdaus.
"udah siap? Kita berangkat sekarang" kata pak Firdaus sambil bangkit dari tempat duduk nya.
"iya pak" jawabku singkat.
"Ki, nanti kita pulang agak telat ya. Seperti yang gue bilang tadi" kata pak Firdaus pada bang Rizki.
"oke, siip. Itu masih adek gue, lo jaga baik-baik"
"tenang adek lo aman sama gue" jawab pak Firdaus sambil terkekeh di akhir.
"emang kita mau kemana?" tanya ku penasaran.
Gak bisa tidur yaudah jadi update cerita deh. Oiya jangan lupa vote dan komen nya ya sebagai penambah semangat ku 💪.
Aku tunggu yaaa.
![](https://img.wattpad.com/cover/178136141-288-k170440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Husband
RomanceCinta memang tidak pernah memandang umur. Siapa pun dia pasti bisa jatuh cinta. Kehidupan Syifa yang jauh dari kata pergaulan, sering dikucilkan dikelas, dan kerap kali jadi bullyan. Ditambah dengan kehadiran sosok pak Firdaus guru matematika yang...