dua puluh empat

1.1K 70 36
                                    

Apakah awal yang indah akan berakhir dengan indah juga?

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
* jangan lupa vote nya
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*dan juga komentar nya
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
* selamat membaca

Pagi yang indah, ku awali dengan segala kebaikan. Hal pertama di pagi ini yang mampu membuat pipi ku memerah, entahlah mungkin ini di akibatkan oleh rasa cinta yang sudah bermuara di hatiku. Ya, aku sudah mulai tidur sekamar dengannya. Dan pagi ini untuk pertama kalinya dia susah dibangunkan, sungguh aku harus menyetok kesabaran untuk membangunkan si pangeran tidur itu.

"mas, cepetan bangun mau azan subuh nih" mulutku masih belum berhenti memanggilnya.

Tapi kalian tau apa yang ia jawab.

"hm, 5menit lagi" sambil menarik selimutnya. Dan sekarang aku tau satu hal tentangnya yaitu susah bangun pagi.

Akupun kembali naik ke kasur sambil duduk tepat di sampingnya.

"yaa siiinn, wal-qur'ānil-ḥakīm, innaka,,," ia langsung bangun dong.

"adek do'ain mas cepet mati?" tanya nya seraya mengucek-ngucek mata nya.

"habis udah dari tadi adek bangunin, gak bangun-bangun"

"ni udah bangun"

"cepet wudhu dulu" ucap ku seraya membalikkan tubuhku untuk turun dari kasur. 

"belum azan kan" tiba-tiba tangan kekarnya memeluk tubuhku. Rasanya jantung ku berdetak lebih kencang, dan rasa geli di perut sepertinya banyak kupu-kupu yang berterbangan.

Tubuhku menegang saat ia kembali menenggelamkan wajahnya, bukan di bantal namun di leherku, rasa panas pipi menandakan pipi ku mulai merah. Oh tuhan tolong kontrol detak jantungku. Ingin rasanya ku berlari dan menyembunyikan pipiku yang memerah ini. Namun langkah ku kaku, kaki ku seolah terkunci untuk melangkah.

Tak lama kemudian azan pun berkumandang, aku langsung berlari ke arah kamar mandi untuk berwudhu tanpa menghiraukan Mas Firdaus yang sedang tertidur di bahuku.

"aduhh dek, kok main pergi aja sih. Sakit nih leher Mas" ia langsung terbangun saat kepala jatuh dari bahuku.

"biarin, siapa suruh tidur lagi" jawabku seraya menjulurkan lidah ke arah nya. Lalu masuk ke kamar mandi dengan jantung yang berdetak sangat kecang.

Sungguh baru kali ini ia sangat berani dan manja padaku. Mungkin itu karena ia tau bahwasannya sudah ada cinta untuk nya. Sudah ada tempat tersendiri untuk nya di hatiku.

Pagi ini ku usahakan untuk memasak,  ya meskipun cuma nasi goreng sama telur ceplok. Maklum aja anak kuliahan, ini pun di ajari sama Aprilia. Kalo enggak ya harus buka buku resep atau youtube.

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang