Sampai di sekolah aku langsung keluar dari mobil pak Firdaus semua siswi melihat ke arah ku dengan tatapan tidak suka. Tapi aku tidak mempedulikan tatapan mereka terhadap ku, aku langsung masuk ke kelas tapi anehnya bangku disampingku masih kosong. Biasanya kan udah ada Aprilia.Apa Aprilia gak masuk hari ini?. Tanya ku dalam hati.
Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang dari wangi nya aku bisa menebak kalo itu pasti Aprilia.
"Aprilia, lepasin" kataku sambil memegang tangan dimataku.
"ah, kok kamu tau sih" Aprilia kesal karena dengan mudahnya aku bisa menebak kalo itu dia.
"iyalah, kan aku bisa tebak dari wangi parfum kamu" jawabku dengan polos.
"yaudah berarti besok aku harus ganti parfum" katanya sambil melangkah menuju ke meja dan meletak kan tasnya di sana.
Aku pun ikut melangkah menuju ke meja dan duduk di samping Aprilia. Tak lama kemudian segerombolan cewek hits di kelas ku masuk dan menuju ke arah ku. Seketika aku memegang tangan Aprilia, dan Aprilia pun melihat ke arah ku.
Plaaak
Dian menampar ku, rasanya sangat sakit baru kali ini aku merasakan tamparan yang begitu keras dengan seketika tangan ku langsung memegang pipi kananku. Rasanya pipi ku memerah aku tidak berani melihat ke arah mereka, mereka terlalu menakut bagi ku, aku hanya diam tidak menjawab air mata ku terus mengalir membasahi pipiku.
"sini liat gue" kata Dian sambil memegang rahang ku. Tangisku makin meledak.
"apa-apaan si kamu, pagi-pagi udah ajak ribut" kata Aprilia sambil melepaskan tangan Dian dari rahang ku.
"kamu jangan ikut campur kalo masih mau hidup dengan tenang" ancam Dian.
Aku pun bangkit dari tempat duduk dan melihat ke arah Dian. Terlihat jelas dia sangat marah, aku sendiri bingung dia marah kenapa. Perasaan aku belum ngapa-ngapain deh.
"Dian, kamu kenapa marah banget sama aku" tanyaku dengan lembut.
"hahaha, lo tanya kenapa?" bentak nya lagi.
"kan udah gue bilang jangan dekat-dekat sama pak Firdaus, tapi lo masih aja lengket-lengketan sama pak Firdaus" jawab Dian.
Jadi Dian suka sama pak Firdaus, tapikan pak Firdaus itu calon suami aku. Ucap ku dalam hati.
"kenapa diam lo" tanya nya lagi.
"Ooo, lo merasa tersaingi ya? Secarakan gue lebih cantik daripada lo" sambungnya lagi.
Aku pun tersenyum dan menjawab "kan udah aku bilang kalo pak Firdaus itu teman bang Rizki jadi wajarlah kalo pak Firdaus sering ke rumah aku."
"ah bohong lo" Dian masih tidak puas dengan jawaban aku.
"Assalamualaikum anak-anak" aku langsung terkejut tiba-tiba guru mata pelajaran pertama sudah masuk ke kelas.
"Wa'alaikum salam bu" jawab semua siswa.
••••••
Setelah semua pelajaran selesai aku pun langsung ke kantin, tapi sepertinya Dian dan teman-temannya akan melarang ku untuk keluar dari kelas. Terlihat jelas mereka sudah berdiri dipintu untuk menunggu dan mengerjain aku lagi.
Ah, mungkin ini cuma perasaan ku aja, ingat Syifa kamu gak boleh su'uzon. Ucapku dalam hati sambil terus menatap ke arah mereka.
"Fa" panggil Aprilia sambil melambaikan tangan didepan mataku.
"eh iya, tadi kita mau ke kantin kan'' aku langsung sadar dari lamunan ku.
"kamu lagi mikirin apa sih Fa?" tanya Aprilia.
"ah, enggak ada apa-apa kok" jawabku sambil mengambil kotak makan ku di atas meja.
Kaki kami pun langsung melangkah menuju ke pintu untuk pergi ke kantin tapi tiba-tiba Dian mengulurkan kakinya, dan aku tidak dapat menyimbangi tubuhku hingga terjatuh tapi untungnya aku tidak langsung terjatuh kelantai melainkan ke pelukan seorang lelaki bertubuh tinggi yang berdiri tepat didepan ku. Seketika mulut Dian dan teman-temannya terbuka lebar melihat pak Firdaus yang mendadak ada didepan kelas dan aku yang sedang berada di pelukkan nya. Sontak aku langsung terkejut dan bangkit dari pelukkan tersebut sambil menundukkan kepala ku.
"lain kali kalo ada masalah diselesaikan baik-baik, jangan asal ngerjain orang aja" ucap pak Firdaus sambil menarik tangan ku untuk pergi dari situ.
Tu kan benar pak Firdaus. Ucap batinku lagi dan sekarang aku melihat ke arah pak Firdaus dan ke arah tangannya yang memegang erat tangan ku.
"terimakasih ya pak sudah tolongin saya"
"iya sama-sama, kamu juga sekali-kali harus ngelawan jangan diam aja waktu di bully"
"i-iya pak"
Suasana pun hening sesaat dan begitu sampai ke parkiran aku pun baru sadar. Inikan jam istirahat ngapain ke parkiran harusnya kan ke kantin. Pikirku.
"euum pak,,," belum selesai aku bicara langsung dipotong sama dia.
"tenang saya sudah minta izin sama guru jam pelajaran kamu selanjutnya. Kita akan pergi ke suatu tempat" ucapnya, seolah-olah dia tau apa yang akan ku tanyakan.
"emang kita mau kemana?, terus kita pulangnya jam berapa?" tanyaku penasaran.
"diam aja, jangan banyak tanya" jawabnya sambil menutup mulutku dengan tangan besarnya.
"euum,,," aku meronta agar pak Firdaus melepaskan tangannya di dimulut ku.
Haaay semuanya, kalian apa kabar??? Masih ingat sama aku gak🙄. Eh maksudnya sama syifa dan Pak Firdaus 😆. Keknya gak ada deh, buktinya gak ada yang komen.
Gak papa deh yang penting aku update. Oiya jangan lupa •vote
•komen.Aku tunggu ya

KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Husband
RomanceCinta memang tidak pernah memandang umur. Siapa pun dia pasti bisa jatuh cinta. Kehidupan Syifa yang jauh dari kata pergaulan, sering dikucilkan dikelas, dan kerap kali jadi bullyan. Ditambah dengan kehadiran sosok pak Firdaus guru matematika yang...