Aku mengerjakan soal dipapan dengan bagus, ya aku memang suka dengan matematika, dulu almarhum ibu ku juga guru matematika dari kecil aku sering diajak kesekolah tempat ibu mengajar dari situlah timbul kecintaan ku terhadap pelajaran matematika.
Saat ini aku hanya tinggal sama abangku dan istrinya. Orang tua ku meninggal dalam kecelakaan saat pulang dari rumah sakit, waktu itu aku dirawat di rumah sakit karena demam berdarah.
Hal tersebut sangat menyedihkan, tapi aku selalu berusaha untuk bangkit dari kesedihan itu. Caranya ya dengan belajar, saat belajar hatiku terasa tentram.
Jam 14:00 saatnya kami pulang sekolah, seperti biasa abang ku pasti selalu menjemput ku, sambil pulang dari rumah sakit. Ya abang ku adalah dokter. Setelah setengah jam aku menunggu abangku masih belum sampai tiba-tiba dering HP ku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.
"dek, maaf ya abang gak bisa jemput. Lagi banyak pasien ni" pesan singkat yang membuat aku marah sambil menghentak hentak kaki ku ditanah.
Aku membalas pesan itu " ah abang kenapa telat kali bilangnya, sekarang aku tinggal sendiri di depan sekolah ".
Aku mulai marah bibirku mulai manyung. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepan ku, aku mulai takut, dan aku mulai memikirkan yang hal-hal buruk.
"aduh itu siapa lagi, jangan-jangan pencuri atau pemerkosa. Aduuh gimana ni, sepertinya aku harus lari" kata ku dalam hati.
aku pun memutuskan untuk langsung lari sebelum pintu mobil terbuka.
"sial mobil itu malah mengikuti aku" kata ku sambil terus berlari.
Tak lama kemudian mobil itu sudah berada di samping ku dengan jendela terbuka sontak akupun terkejut ternyata itu adalah mobil Pak Firdaus guru matematika, aku pun berhenti menatap ke arah Pak Firdaus.
"kamu kenapa lari" tanya Pak Firdaus.
aku hanya bengong mau jawab apa, "masa aku harus bilang kalo tadi aku pikir dia adalah pencuri, kan gak sopan sama guru" kata ku dalam hati.
"enggak apa-apa pak" jawab ku singkat.
Karena Pak Firdaus orangnya suka to the point, jadi dia langsung tanya lagi.
"kamu pulang sama siapa ?" tanyanya lagi pada ku.
"saya pulang naik bajaj pak, abang saya gak sempat jemput saya" jawabku.
"sini masuk, ini udah jam setengah tiga siang, bajajnya udah gak lewati komplek persekolahan lagi."
"gak apa-apa pak, saya gak mau merepotkan bapak" tolakku halus.
"yaudah kalo gak mau, berdiri aja terus disitu sampek semua darah kamu turun ke kaki" jawabnya dengan nada penuh cuek.
Lalu kaca mobil nya tertutup dan langsung berjalan meninggalkan ku.
Setengah jam aku menunggu bajaj, tidak satupun yang lewat aku mulai capek, gak sanggup lagi berdiri.
"ah syifa, kenapa kamu bodoh banget sih. Jam segini emang gak ada bajaj yang melewati komplek persekolahan, kenapa tadi kamu tolak tawaran pak firdaus" ocehku dalam hati.
Kemudian mobil yang sama dengan mobil tadi kembali lagi.
"cepat masuk, udah saya bilang jam segini gak ada bajaj. Masih juga keras kepala" kata pak firdaus dengan nada begitu keras.
Aku pun langsung masuk dan duduk di belakang tapi anehnya mobil itu tidak langsung jalan.
"kamu pikir saya supir kamu, sini duduk didepan."
aku pun pindah ke depan dengan sedikit malu bercampur dengan rasa takut.
Dalam mobil yang hening tidak ada percakapan sedikit pun.
"rumah saya di blok enam pak" kata ku sedikit kaku.
"iya saya tau" balasnya dingin sontak akupun terkejut kenapa dia tau rumah aku.
Otakku terus berfikir tapi aku tidak menemukan sedikit pun jawabannya.
Begitu sampai ke rumah ternyata bang Rizki udah pulang.
"terimakasih pak, sudah antar saya."
"iya sama-sama."
Akupun masuk tapi pak firdaus malah mengikuti aku masuk.
"bapak mau kemana" tanya ku penasaran.
"mau ketemu sama seseorang" balasnya datar.
"assalamualaikum" ucap ku sambil membuka pintu.
"Wa'alaikum salam dek, wah udah pulang rupanya, padahal mau abang jemput" jawab abang ku.
"ah abang tadi disuruh jemput katanya gak sempat" balasku dengan memancung kan bibir ku yang kecil.
"maaf tadi memang lagi banyak pasien, abang aja baru pulang sampek dirumah ternyata kamu belum pulang makanya mau abang jemput" jelas abang panjang lebar.
"kamu pulang sama siapa" tanya bang Rizki lagi.
"tu liat aja diluar" jawabku dengan sedikit kesal.
Abang pun langsung keluar dan bertemu dengan pak Firdaus .
"waah lo fir, udah ngajar di sekolah adek gue?" tanya abang dengan penuh kegembiraan.
aku pun penasaran "abang kenal sama pak Firdaus" tanya ku.
"ya, kenal lah dia ini kan teman abang dari SMP" jawab abang dengan tertawa.
Aku pun langsung masuk meninggalkan dua orang itu di teras rumah.
Assalamualaikum, akhirnya update lagi, maaf ya belakangan ini aku males nulis. Habis kalian juga gak ada yg komen. Yang komen aja gak ada apa lagi yang kangen 😂 udah pasti gak ada.
Hargai karya seseorang dengan meninggalkan jejak, komen dan beri suara nya.
Maaf ya kalo ceritanya gak bagus dan pendek banget
Ig: siti_sarah468
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Husband
RomanceCinta memang tidak pernah memandang umur. Siapa pun dia pasti bisa jatuh cinta. Kehidupan Syifa yang jauh dari kata pergaulan, sering dikucilkan dikelas, dan kerap kali jadi bullyan. Ditambah dengan kehadiran sosok pak Firdaus guru matematika yang...