Jika ada yang lebih berat dari LDR, maka itu adalah rindu*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Firdaus pov
Jam setengah 10 aku sudah tiba di bandara, menunggu kepulangan sosok yang sudah setahun ini mengisi hatiku. Ia adalah Syifa istri mungil ku. Tadi sebelum dia berangkat dia sempat memberi kabar kalo ia akan berangkat jam 9 pagi dan akan sampai jam 10.
Dengan perasaan berdebar, dan rindu yang sudah meluap ingin rasanya aku berlari dan memeluknya. Tapi sayangnya aku harus menunggu lebih kurang tiga puluh menit lagi.
Tiba waktunya jam 10 pas, aku bangkit dari tempat duduk begitu melihat sosok wanita dengan gamis dan jilbab syar'i nya berjalan ke arah ku. Bibir ku melengkung tersenyum melihat sosok yang di tunggu akhirnya sampai.
"selamat datang kembali separuh hati jiwa ragaku" ucap ku menyambut ke datangannya.
"lebay deh mas" oceh nya. Ia kembali tersenyum saat ia menyalami tanganku, lalu sebuah kecupan manis mendarat di keningnya.
"eekhem, disini masih ada jomblo yang kesepian loh" ketus Aprilia menyadarkan suasana kami berdua.
"makanya cepet nikah, nikah itu enak loh" canda ku.
"enggak ah, Aprilia mau lulus dokter dulu. Kalo bisa sih sampai lulus dokter spesialis kandungan" jawabnya enteng.
"kalo gitu mah keburu tua kamu" balas ku lagi.
"udah ah, jangan pada ribut disini" Syifa meredakan suasana adu mulut kami.
"sayang, kamu pasti laper. Kita makan dulu ya" ajakku yang langsung disambut anggukkan oleh nya.
"aku gak ikut ya, Bunda udah mau jemput aku nih" ucap Aprilia.
"emang siapa yang ajak kamu, kita kan mau makan berdua" ketusku lagi seraya mengengam tangan istri mungil ku.
"ya ampun mas, gak boleh gitu dong" bela Syifa.
"Fa, boleh gak sih gue jahit mulut suami lo. Kesel gue lama-lama"
"jangan dong, gini-gini kan juga suami gue" senyuman tipis terpancar dari bibirku saat mendengar ia menyebutku sebagai suaminya.
Oh tuhan terimakasih atas buah kesabaran ku, merelakan ia pergi untuk menuntut ilmu bukanlah hal yang mudah bagiku. Tapi sekarang saat ia kembali, tidak hanya dirinya namun juga ada sedikit cinta untuk ku.
"mas kok benggong sih, gak jadi makan?" panggil istri mungil mengejutkan lamunan ku.
"jadi dong sayang, yuk" jawabku seraya tersenyum mengengam tangannya.
💞💞💞💞💞💞💞
Syifa pov
Diluar dugaan ku, ternyata pak Firdaus menunggu ku di bandara, harus ku akui ia sangat sabar dengan sikap ku yang menyebalkan ini, yang terkadang manja lalu berubah menjadi cuek.
Dan disini aku mengakui bahwasannya cinta itu sederhana, tidak serumit tulisan dokter namun tidak semudah membolak-balikkan tangan. Aprilia pernah bilang cinta itu akan hadir seiring berjalannya waktu, dan benar aku sudah merasakan nya sekarang. Hanya sedikit waktu yang aku butuhkan sekarang untuk bisa menjadi seorang istri yang baik untuk nya.
Kami duduk di salah satu restoran, tidak berdua namun bertiga. Aku, dia dan cinta kami. Terdengar sedikit lebay tapi sungguh cinta ini sudah memporak-porandakan hatiku.
Oh tuhan begini indahkah cinta ini.
Berulang kali ia tersenyum ke arah ku. Yang mampu membuat ku sadar ternyata betapa besar cintanya padaku.
"gak kerasa setahun sudah berlalu dengan cepat, namun seperti saya harus menunggu empat tahun lagi" ucap nya membuka percakapan.
"maksudnya menunggu apa?" tanya ku tak paham.
"menunggu cinta saya terbalas" deg. Dada ku sesak, oksigen pun seolah tak bisa masuk ke pernapasan ku.
Sungguh aku sudah mencintainya, namun maaf aku belum bisa menjadi istri seutuhnya.
"udah, jangan dipikirkan" ucapnya sambil mengengam tanganku.
"maaf" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut ku. Aku sudah mencintai nya, namun sangat sulit untuk ku ungkapkan. Aku juga bukan tipe cewek yang romantis, dan berani mengungkapkan rasa cinta.
"iya gak apa-apa, saya yakin kamu akan jatuh cinta pada saya"
"ditambah lagi saya kan ganteng" ucapnya sambil tersenyum senyum ke arah ku.
"iiiih, gak ada yang puji ya makanya suka muji diri sendiri?" tanganku langsung mencubit tangan nya.
Aku bersyukur hubungan kami sekarang tidak sekaku dulu. Terlebih mas Firdaus yang selalu saja berusaha untuk mencairkan suasana dengan candaan nya yang terkadang garing.
Tidak ada rumah tangga yang sempurna, tidak ada rumah tangga tanpa masalah. Bukankah sedikit garam bisa membuat masakan lebih enak. Begitu juga dengan rumah tangga, anggap saja sedikit masalah adalah bumbu dalam mempererat pelukan kami.
"mas, ini restoran nya lagi sepi atau gimana?" tanyaku heran dengan suasana restoran yang sepi hanya kami berdua.
"maksudnya gimana sayang?"
"iih, ini restoran kok cuma kita berdua"
"ooo, ini restoran mas sendiri. Dan mas juga udah bilang tadi kalo ini hari spesial tidak akan ada pelanggan yang datang semua ini sudah mas rencanakan, khusus untuk menyambut kedatangan bidadari" dia manis sekali.
"kapan mas mulai usaha restoran? Adek kok gak tau"
"udah lama sayang, sebelum kita nikah"
"tapi mas gak pernah cerita sama adek"
"adek gak nanya, padahal kan kita pernah ke sini"
"iih nyebelin" ucapku dengan mengerucut bibir ku.
Ia malah tersenyum "jangan minta cium disini, nanti aja di rumah"
"apaan sih, siapa juga yang minta cium"
"hahahah, udah cepet makan biar bisa langsung pulang. Pasti adek capek kan?"
"hhmm" nyebelin banget. Awalnya aja manis ujung-ujungnya sama nyebelin juga.
Author: duh kenapa sih giliran Syifa mau romantis, mas Firdaus malah jadi nyebelin. 😂
Duuuh maaf baru update sekarang. Kemarin itu ada musibah, jadi baru bisa update sekarang.
Selamat membaca jangan lupa vote dan komen nya. Aku tunggu loh.
Peluk cium dari jauh 😘.
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Husband
RomanceCinta memang tidak pernah memandang umur. Siapa pun dia pasti bisa jatuh cinta. Kehidupan Syifa yang jauh dari kata pergaulan, sering dikucilkan dikelas, dan kerap kali jadi bullyan. Ditambah dengan kehadiran sosok pak Firdaus guru matematika yang...