empat

2.4K 99 5
                                    

Sikapnya yang aneh

Suasana yang begitu hening, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut ku dan mulut pak firdaus. Bibirku terus manyung, serta alisku yang terus beradu.

"apa sih yang ada di pikiran ini guru, udah dingin kayak es, cuek, dan sekarang malah jemput aku tanpa disuruh. Huuuh" batinku berbicara dengan iringan hempasan nafas ku.

"senyum dikit napa, biar melengkung tu bibir jangan manyung terus" suara pak Firdaus yang memecahkan suasana hening.

Aku masih terdiam dan sedikit melihat ke arah pak firdaus. Tiba-tiba mobil berhenti di pinggir jalan. Mataku langsung melihat ke arah nya,  ke arah lelaki yang gak jelas tapi jadi guru gue.

"gak bisa senyum ya? Sini aku ajari kamu senyum." sambung pak firdaus hampir memegang pipi ku, namun aku langsung menundukkan kepala ku.

"gak usah pegang-pengang, bukan muhrim" katu ku cuek.

"yaudah maaf maaf, tapi gak usah cemberut juga kali. Senyum dikit" jawab pak firdaus.

"gak mau" ketus ku lagi.

"serah deh" pak firdaus pun menjawab dengan ketus.

******

Tak lama kemudian kami pun sampai ke rumah, aku langsung keluar dari mobil dan membalikkan tubuhku.

"gak tau terima kasih ya" ketus pak firdaus.

"iya, makasih." jawab ku datar tanpa membalikkan tubuhku.

"tolong panggil abang kamu bentar" pinta pak firdaus.

"buat apa" tanyaku penasaran.

"perlu".

Aku pun masuk dan melihat abang lagi duduk disofa depan televisi.

"bang, dipanggil pak firdaus tu diluar" kata ku sambil naik ke atas masuk ke kamar.

"oke" jawab abang ku sambil bangun dari tempat duduk nya.

"ada apa fir" tanya bang rizki.

"gue mau bicara sama lo di cafe" jawab pak firdaus dengan ekspresi wajah serius.

"mereka ngomongin apa sih penasaran aku"batinku berbicara.

Aku pun langsung masuk ke kamar untuk mandi dan sholat. Sampai selesai sholat bang rizki belum pulang juga, hal ini membuat ku makin penasaran apa sih yang lagi dibicarakan sampek harus pergi ke cafe.

"ah, bodoamat deh. Gue mau nonton upin-ipin aja" gumamku kecil. 

Terlalu lama menonton sampai-sampai aku ketiduran di sofa depan televisi.

"assalamualaikum" salam dari bang Rizki yang baru pulang.

"loh, kok gak ada yang jawab ki" tanya Pak Firdaus melihat suasana rumah yang sepi.

"seperti istri aku lagi dikamar jadi gak dengar ada orang yang masuk, yuk masuk aja" jawab bang Rizki sambil terus masuk.

Sampai di depan televisi bang Rizki terkejut melihat ku tertidur pulas di sofa.

"ah, ini anak selalu ke gini. Tiap habis noton pasti ketiduran dan televisi nya gak dimatiin" oceh bang Rizki sambil berjalan ke arah ku.

"bentar ya Fir, gue bawa masuk anak ini dulu ke kamarnya" sambung bang Rizki sambil menggendong ku dan membawanya ke kamar.

Tak lama kemudian bang Rizki pun turun dan pergi kedapur menggambil air lalu duduk di sofa.

"udah liat kan, gimana manja nya adek gue." kata bang Rizki sambil memberikan gelas berisi air ke Pak Firdaus.

"hehehe,, tapi gue masih tetap pada pendirian, seperti yang gue bilang tadi" balas pak Firdaus sambil tersenyum.

"emang lo serius banget ya?"

Pak Firdaus menatap bang Rizki tajam.

"emang kapan gue gak pernah serius dengan perkataan gue?" Jawab pak Firdaus .

"i, iya sih" balas bang Rizki sedikit kaku.

"tenang adek lo aman kok kalo sama gue" kata pak Firdaus sambil menepuk bahu bang Rizki.

Maaf ya kalo gak nyambung dan pendek banget, ini pun aku bela-belain buat update. Udah lam gak update.

Jangan lupa

*vote
*komen
*follow aku di wattpad

IG : SITI_SARAH468

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang