enam

2.3K 86 1
                                    

Setelah mengetahui alasan pak Firdaus, membuat hatiku sedikit terbuka. Apa lagi saat melihat wajah serius nya yang seolah-olah ia mampu meyakinkan bahwa ia bisa menjadi imam yang terbaik untuk ku. Tapi bagaimana dengan cita-cita ku?. Sore ini aku tidak pergi kemana-mana aku hanya duduk di balkon kamarku sambil memikirkan tentang lamaran pak Firdaus.

Flashback

"kamu tau kenapa saya berani melamar kamu?" tanya pak Firdaus.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Untuk pertama kalinya aku terus menatap pak Firdaus dengan serius tanpa menundukkan kepala.

"sebenarnya saya sangat mencintai kamu, sejak pertama ketemu di kantin dan saya tidak tau kalo kamu itu adik Rizki teman saya dari SMP. Saya tidak pernah mengajak wanita hanya untuk main-main, jika saya suka maka saya akan langsung melamarnya" kata Pak Firdaus dengan tatapan mata yang begitu serius.

Aku masih belum percaya bahwa aku dilamar oleh guru ku sendiri, dilamar langsung oleh guru yang dingin kayak es. Ini seperti mimpi bagiku.

"terus bapak tau dari mana kalo saya adik Bang Rizki?" tanya ku penasaran.

"jadi setelah bertemu dengan kamu, saya masuk ke ruang saya dan memainkan handpone saya sambil melihat story di whatsApp, Dan tanpa sengaja saya melihat story abang kamu yaitu foto kamu sama Rizki"

"dari situlah saya baru tau kalo kamu adiknya Rizki, teman dari SMP saya dulu" sambung pak Firdaus.

"Pak Firdaus melamar saya karena suka, terus bagaimana dengan saya yang belum bisa mencintai bapak" tanya ku pada pak Firdaus.

"belum cinta bukan berarti tidak bisa mencintai, cinta itu tentang perasaan dan perasaan itu perlu yang namanya waktu" ia menjeda kalimat nya beberapa detik.

"yang kamu perlukan hanya waktu syifa" katanya dengan tatapan begitu serius.

"saya belum siap untuk jadi istri, saya masih ingin mengejar cita-cita saya. Sebaiknya bapak cari wanita lain aja yang siap untuk menjadi seorang istri" ucap ku.

Meskipun aku mengatakan hal itu tapi pak Firdaus tetap serius meyakinkan hatiku.

"saya hanya ingin kamu, dan saya tidak akan menghalangi kamu untuk mengejar cita-cita kamu. Asalkan jangan pernah jauh dari saya" jawabnya.

"sekarang saya tanya lagi" kata pak Firdaus.

"mau tanya apa? " tanya ku pada pak Firdaus.

"will you marry me?" deg, dengan tatapan mata yang begitu serius, seketika kata-kata pak Firdaus membuat jantung ku berdetak kencang sekali.

Biasanya siswi sebayaku akan mendapatkan pertanyaan maukah kamu jadi pacarku?. Tapi aku sekarang malah mendapatkan pertanyaan will you marry me?.

Aku masih belum menjawab pertanyaan itu, tiba-tiba bel masuk pun berbunyi. Aku langsung bangkit dari tempat duduk dan langsung melangkah keluar dari ruangan pak Firdaus .

"tunggu" kata pak Firdaus

Mendengar ungkapan itu aku pun menghentikan langkah ku dan melihat ke arah pak Firdaus.

"nanti pulang sama saya ya".

Aku hanya diam tidak menjawab apapun.

"diam artinya mau" sambung pak Firdaus lagi.

******


Aku masih melamun di balkon kamarku, entah kenapa hatiku terus mengiyakan lamaran tersebut. Pak Firdaus memang benar bahwa yang aku butuhkan sekarang adalah waktu, waktu untuk bisa mencintai nya.

Apa aku terima aja lamaran ini? Batinku berbicara.

"abang mau minta maaf sama kamu, sebenarnya abang sayang sama kamu, tapi kamu malah mikir kalo abang gak mau ngurus kamu lagi" kata bang Rizki dari belakang yang seketika membuat ku terkejut dan langsung melihat ke arah nya.

Aku masih terdiam dan mencerna kata-kata yang dilontarkan oleh bang Rizki. Dari kemarin pembicaraan hanya seputar lamaran pak Firdaus, kadang aku bosan mendengarnya.

"kamu mau maafin abang gak?" tanya nya lagi.

"ya mau lah, bagaimana pun bang Rizki tetap abang yang terbaik untuk adek. Terima kasih ya bang sudah mau ngurus aku" jawab ku.

"hehehe, terima kasih dek" kata bang Rizki sambil memeluk ku.

"oiya bang, kemarin pak Firdaus mengungkapin perasaannya sama aku. Dia bicara serius banget bang sampek-sampek berani ngajak aku nikah" cerita ku pada bang Rizki.

"guru kamu itu memang seperti itu, dari dulu dia dingin sama perempuan padahal banyak perempuan yang suka sama dia, tapi kalo dia udah suka dia gak main-main dia langsung berani untuk melamarnya" bang Rizki mulai menceritakan tentang pak Firdaus.

"euum, pak Firdaus pernah pacaran?" tanya ku penasaran terhadap guru yang dingin itu.

"ya enggak lah, itulah yang paling dihindari sama dia" jawab bang Rizki.

"euuum, abang" panggil ku sambil melihat ke arah nya.

"iya dek, ada apa"

"euum, bagaimana kalo adek kembali mempertimbangkan soal lamaran pak Firdaus?" .

"itu sih terserah kamu aja dek, abang gak maksa. Nanti adek malah bilang abang gak mau ngurus adek lagi" jawab bang Rizki sambil terkekeh di akhir.

"ah, abang. Kok jawab gitu sih, bagi solusi dong" kataku dengan sedikit kesal.

"iya iya, menurut abang sih pak Firdaus itu baik, abang juga sudah kenal sama dia dari SMP. Tapi selebihnya itu terserah kamu aja, mau terima apa enggak" jawab bang Rizki.

"euuum, adek...." jawab ku agak takut.

Akhirnya jadi rajin update 😂. Maaf ya kalo ceritanya gak bagus dan masih berantakan. Oiya jangan lupa.

•vote
•komen
•follow aku di wattpad
• jangan lupa juga untuk mampir ke cerita aku yang lain.

IG: SITI_SARAH468

My Teacher Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang