DUABELAS

272 40 10
                                    

Sudah masuk seminggu kejadian Jaehyun yang mencekik Jungwoo dan seminggu itu lah hubungan mereka semakin memburuk karna mereka tidak lagi saling berteguran. Jaehyun hanya sekali sekala pulang untuk ke rumah hanya untuk tidur dan besoknya kembali ke kantor untuk meneruskan pekerjaannya.

Sekarang jam di dinding kamar Jungwoo telah menunjukkan angka 2 pagi. Jungwoo tersadar dari tidurnya karna tiba tiba perutnya terasa sangat nyeri.

"Aduh kok perutku sakit sekali? Seingatku aku tidak makan makanan yang enggak enggak kok."
Jungwoo bangkit dari tidurnya dan terkejut melihat setompok darah di atas spreinya yang berwarna putih.

"Aduh gimana aku bisa lupa kalo tarikh gini kan aku selalu period"

Jungwoo berjalan ke lemari di tepi kasurnya untuk mencari pad namun nihil.

"Loh kok ngak ada? Ya ampun gimana aku bisa lupa membelinya ketika ke mini market kemarin? Aduh ngak mungkin aku mau tidur dengan darah yang keluar seperti ini dan tidak mungkin juga kan aku harus ke mini market seorang diri di jam segini. Taksi ngak udah ngak ada di jam segini"

"Apa aku harus minta bantuannya? Tapi ini udah malem. Kasihan jika harus mengganggu Jaehyun di jam segini. Pasti dia kelelahan setelah seharian berada di kantor. Tapi, aku ngak punya pilihan lain"

Jungwoo keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar Jaehyun. Dia memulas tombol pintu itu hati hati dan berjalan perlahan menuju ke kasur Jaehyun yang keliatannya sedang nyenyak tidur. Jungwoo mengamati seketika wajah ganteng Jaehyun yang kelihatan damai ketika tidur. Perlahan Jungwoo memanggil namanya dan menepuk halus lengan Jaehyun.

"J-jaehyun.. jaehyun.."

"Jaehyunn.."

"Apaan sih?!"

"Jaehyun, bangun, aku ingin meminta tolongmu sebentar"

Jaehyun bangun dari tidurnya dan menatap nyalang ke arah Jungwoo.

"Elo mau apaan sih?! Aku capek tahu!"

"J-jaehyun, bisakah kamu mengantarku ke mini market 24 jam sebentar? Aku ingin membeli pad. Aku period"

"Kamu itu hidupnya nyusahin orang terus! Aku bilang aku capek! Pergi saja sana sendiri! Berambus dari kamarku sialan! Mengganggu tidurku aja!" Jaehyun mengambil salah satu bantal yang tergeletak di atas kasurnya dan melemparkannya kuat ke arah Jungwoo. Bantal tersebut mendarat tepat di kepala Jungwoo dan hal tersebut menyebabkan Jungwoo tertolak ke belakang dan membentur lemari yang berada di belakangnya, lalu jatuh terduduk ke lantai. Bahu Jungwoo mulai bergetar. Dia bangun perlahan tanpa mengangkat mukanya dan berucap kepada Jaehyun,

"M-maaf sudah meng-mengganggu mu Jaehyun. Kembalilah tidur. Maaf"

Jungwoo berpaling dan keluar dari kamar Jaehyun menuju ke kamarnya sambil menangis. Perlahan lahan dia membuka sprei itu untuk menukarnya.

Di kamar Jaehyun, dia masih dalam posisi duduknya di atas kasur. Jaehyun meraupkan mukanya frustasi. Sebahagian dalam dirinya mengatakan bahawa dirinya tidak usah peduli sama masalah Jungwoo itu namun sebahagiannya lagi merasa sedikit bersalah karna telah membentak nya tadi. Dia sadar sekarang sudah jam 2 pagi dan itu amat berbahaya jika Jungwoo keluar ke mini market seorang diri semata mata untuk membeli padnya. Jika sesuatu terjadi padanya, pasti orang tuanya tidak akan memaafkannya. Tanpa berfikir lagi, Jaehyun bangkit dan mengambil kunci mobil di atas nakasnya dan bergegas keluar memasuki mobil hitammnya dan melaju menuju ke mini market yang terdekat.








————————————————————
Setibanya Jaehyun di mini market 24 jam, Jaehyun langsung menuju ke rak di bahagian pad. Terlalu banyak jenis dan pilihan pad di sana sehingga dia bingung harus mengambil yang mana. Akhirnya Jaehyun memutuskan untuk mengambil setiap satu daripada segala jenis pad yang ada di sana. Dia sedikit kesusahan untuk membawa kesemua pad tadi ke kasir.

"Tuan banyak sekali pad yang inginmu beli! Apa ini buat istri mu?"

"Eum iya. Dia tidak mengatakan brand apa yang diinginkannya jadi aku memutuskan untuk membeli kesemuannya"

"Wah! Anda sangat baik tuan! Datang ke mini market sepagi ini hanya untuk membeli pad buat istrimu. Malah kamu juga tidak membawa sekali istrimu ke sini. Pasti dirimu sangat sayang pada istrimu kan? Wah! Istrimy sangat beruntung mempunyai suami sebaikmu!"

"Aah, eum itu cepat dihitung totalnya. Aku sudah mengantuk!"

"Baiklah. Sebentar ya"

Setelah gadis di kasir itu memasukkan kesemua pad yang dibeli Jaehyun ke dalam kantung plastik, Jaehyun segera pulang kembali ke mansionnya setelah membayar harga pad itu.



Jaehyun naik ke lantai atas dan mendekati kamar Jungwoo. Dia mendengar Jungwoo yang masih terisak di dalam kamarnya. Perlahan dia masuk ke kamar Jungwoo yang tidak sadar akan kehadiran Jaehyun itu dan melihat tubuh Jungwoo yang membelakanginya sedang berkutat melakukan sesuatu. Jaehyun melihat Jungwoo yang sedang melipatkan sehelai kain putih menjadi ukuran yang kecil. Jaehyun masih dapat melihat di pantat Jungwoo masih terdapat setompok darah yang terdapat di gaun tidurnya.

"Apa yang kamu lakukan?"

Jungwoo terperanjat dan menoleh ke belakang. Dia terkejut karna tiba tiba sahaja Jaehyun udah berdiri di belakangnya.

"Eum ti-tidak aku hanya menggunakan kain ini sebagai alas menggantikan pad"

Hati Jaehyun seketika merasa sakit mendengar omongan Jungwoo. Apa dia begitu kejam sebentar tadi sehingga sanggup meliat istrinya sendiri menggunakan kain sebagai ganti pad? Padahal harga pad itu tidaklah mahal. Jaehyun menghulurkan kantung plastik yang dibawanya sedari tadi ke arah Jungwoo.

"I-ini apa?"

"Pad. Aku tidak tahu dirimu ingin yang seperti apa jadi aku membelikan semuanya"

"Aa-eum terima kasih Jaehyun. Maaf sudah merepotkan mu dan mengganggu jam tidurmu"

"Eum, itu- aku juga udah membelikan painkiller buatmu. Ya, gadis yang period kan selalu sakit perut kan? Aku tidak tahu karna apa, pekerja di mini market tadi memberitahu ku jadi aku membelinya saja"

"Ah, terima kasih sekali lagi Jaehyun" Jungwoo segera menghapuskan air matanya dan mengambil kantung plastik itu sembari menghadiahkan senyuman kecil kepada Jaehyun.

"Eum"

Jaehyun membalikkan badannya untuk menuju ke kamarnya semula. Sebelum dia keluar dari kamarnya Jungwoo, dia berpaling dan mengucapkan,

"Bersihkan darahmu"

"I-iya?"

"Itu- eum darah di gaunmu. Jorok sekali"

Setelahnya dia menutup pintu kamar Jungwoo dan kembali semula ke kamarnya. Jungwoo mematung seketika mendengar ucapan Jaehyun. Pipinya memerah seketika. Sumpah dirinya terasa sangat malu sekarang.

"Aduh gimana bisa aku terlupa untuk menggantikan gaunku dahulu?! Aku malah menggantikan spreiku dahulu. Ya Tuhan, aku malu sekali. Pasti Jaehyun merasa jijik melihat darahku tadi. Oh gimana aku harus menghadapnya nanti"




Di kamar Jaehyun pria itu tidak dapat melelapkan matanya kembali. Otaknya terus sahaja mengingati kembali wajah tirus Jungwoo yang masih terlihat cantik walaupun dirinya sedang menangis. Senyum kecil seketika terulas di bibir nipis milik Jaehyun.

"Jika dilihat, Jungwoo itu manis juga ya"

Tbc...










Ya ampun! Maaf sekali lagi para readers kesayanganku karna telat update hari ini ㅠㅠ hari ini aku agak sibuk sedikit dan terlupa sebenarnya hehe 🤣 jangan lupa untuk vomment nya ya! Maaf jika story chapter ini agak sedikit pendek dan dry ya ㅠㅠ

6 BULAN | JAEWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang