"Sayang, jika mu lelah berhenti dulu ya tanam pokok bunganya. Kamu rehat ya, aku ingin ke toiley sebentar terus ingin membuat teh di dapur. Kamu ingin minum apa sayang?"
"Ah tidak mengapa Jaehyun, nanti biarkan aku buat air tehnya buatmu"
"Ngak papa, aku bisa sendiri kok. Kamu juga mau tehnya?"
"Eum boleh juga, terima kasih ya Jaehyun"
"Iya sayang"
Jaehyun meninggalkan Jungwoo di halaman rumah mereka sebentar untuk ke toilet manakala Jungwoo masih berjongkok menanam pokok bunga lily di sekitar halaman rumah mereka. Jungwoo tersenyum senang melihat hasilnya sendiri. Sekarang ia merasa seperti berada di toko bunga milik mertuanya semula, dikelilingi oleh bunga bunga yang segar. Jungwoo bangkit setelah siap menanam semua pokoknya dan ingin membasuh tangannya yang kotor terkena tanah. Ketika dirinya bangun untuk berdiri, kepalanya tiba tiba mendadak pusing. Jungwoo ambruk ke tanah dan memegang kepalanya yang nyeri. Merasakan seperti ada lelehan yang keluar dari hidungnya, Jungwoo menyentuh cairan pekat tersebut. Dirinya segera menggunakan hujung lengan kaosnya untuk membersihkan darah yang mengalir dari hidungnya. Namun darah itu tetap aja keluar dari hidungnya membuatnya menjadi semakin pusing. Wajahnya bertukar pucat dan jemarinya bergetaran. Jungwoo hanya bersimpuh di rerumputan halaman itu karna terlalu pusing untuk sekedar bangun.
Terlihat Jaehyun yang kembali ke halaman rumahnya membawa dua cangkir minuman di tangannya. Melihat keadaan istrinya yang terduduk di tanah, Jaehyun cepat cepat meletakkan cangkir itu di atas meja yang terdapat di halaman rumahnya dan mendekati istrinya.
"Ya ampun Jungwoo! Kamu kenapa sayang?!"
Jaehyun merengkuh tubuh sang istri menghadapnya dan melihat wajahnya yang begitu pucat. Jaehyun ikut pucat melihat kondisi istrinya itu.
"Sayang! Hidung mu berdarah! Ayo kita ke rumah sakit sekarang!"
"Ti-tidak! J-jangan Jaehyun! A-aku tidak mahu. Aku hanya mimisan kok dan sedikit pusing. Mung-mungkin karna aku terlalu capek aja"
"Tidak! Kamu harus ke rumah sakit sekarang!"
"Tid-tidak Jaehyun. Ngak perlu. Benar. Aku hanya perlu istirahat sahaja. Aku pengen ke kamar"
"Say-"
"Jaehyun, benar, aku ngak papa. Ini hanya karna aku kelelahan" Jungwoo tersenyum kecik mencuba untuk meyakinkan suaminya. Semoga sahaja Jaehyun mempercayainya, dia tidak mahu rahasianya terbongkar.
"Baiklah. Aku akan mengantarmu ke kamar"
Jaehyun mengendong istrinya perlahan lahan menuju ke kamar Jaehyun. Jungwoo awalnya memprotest untuk ke kamarnya namun Jaehyun menyuruhnya agar istirahat di kamarnya sahaja. Katanya agar Jaehyun lebih leluasa menjaganya.
"Jungwoo, benar kamu tidak ingin ke rumah sakit? Atau kamu ingin memanggil dokter ke sini? Atau temanku sahaja? Yuta?"
"Ti-tidak! Ngak perlu. Aku yakin akan baikan setelah istirahat ini"
"Baiklah baiklah"
Jaehyun duduk di atas kasur dan membaringkan kepala Jungwoo di pangkuannya.
"Sayang, dongakkan kepala mu. Aku ingin membersihkan darahnya. Dongak agar darahnya berhenti ya"
Jungwoo menurut seperti yang dipinta oleh Jaehyun. Jaehyun mengambil tisu yang berada di nakas dan membersihkan darah dari hidung Jungwoo perlahan lahan. Setelah siap, Jaehyun membaringkan kembali Jungwoo di atas kasur dan membelai surainya perlahan lahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
6 BULAN | JAEWOO
Fanfiction"Selamat pagi lily putih ku"- JJH Tidak egoiskah jika dirimu yang serba kekurangan dan takdir Tuhan yang tidak mengizinkan dirimu berlama lama di dunia ini menginginkan untuk tetap bertahan sedangkan pasanganmu berhak mendapatkan seseorang yang jauh...