Cika Salsabilla.
Siapa yang tak mengenalnya?
Primadona SMA Aditama. Kekasih Rescaka Rahardian, Si Ketua OSIS.
Hidupnya bahagia. Temannya segudang. Bakatnya mengagumkan. Prestasinya tak usah diragukan.
Cika itu... sempurna.
Hatinya bak malaikat. Senyumnya yang manis selalu ia bagikan.
Hadirnya membawa bahagia bagi orang-orang di sekelilingnya.
Sekali lagi, Cika itu... sempurna.
Dan Syifa bahagia jadi sahabatnya.
Syifa beruntung bisa berteman dengannya.
Padahal...
"Heh, cupu!"
Syifa yang semula melamun di kantin sekolah tersentak mendengar suara itu.
Bisikan tajam yang begitu dekat di telinganya.
Syifa menoleh ke arah suara. Menemukan sosok Tiara yang kini menatapnya tajam.
Sontak, Syifa dibuat gugup oleh tatapannya. "I-iya T-tiara?" tanyanya takut-takut.
Tiara membuang napas kasar. "Udah berapa kali gue bilang? Jauhin. Cika." Dia menekankan kalimat akhirnya. "Lo cuma bakal nyakitin dia. Jadi, jauhin sepupu gue, anjing!" lanjut Tiara geram.
Memang, Tiara yang berstatus sepupu Cika ini terkenal tidak menyukai Syifa. Entah kenapa.
Padahal, selama ini, Syifa tidak pernah menyakitinya.
Syifa mengerjapkan matanya yang sudah berkaca-kaca, "T-tapi k-kenapa, Yar?" balasnya takut.
Tiara mengambil napas panjang, Dia mulai geram.
Tangannya baru beranjak untuk menarik kerah Syifa kalau saja suara lembut tak terdengar.
"Tiara, kamu ngapain?"
Tubuh Tiara mengkaku, sebelum akhirnya menghela napas kala netranya menangkap sosok Cika yang kini berjalan mendekat.
"Ada apa lagi?" Cika berujar dengan nada lelah. Mengerti betul bahwa keberadaan sepupunya di samping Sang Sahabat pasti bertujuan untuk menekannya.
Tiara menunduk mendengar nada bicara Cika.
Cika kesal pada Tiara. Itu yang Tiara tau.
Cika meletakkan nampan yang ia bawa. Dia sempat-sempatnya menurunkan semangkuk bakso dan menyerahkannya pada Syifa yang mengkeret takut sejak tadi. "Dimakan, Syif." katanya.
Mendengar itu, Tiara yang semula takut menatap Cika jadi mendelik. Dia menatap Syifa tajam. "Heh! Lo nyuruh sepupu gue mesenin Lo?!" gertaknya. "Bener-bener gak tau diri! Lo tuh cuma Si Cupu anak beasiswa. Kenapa Lo bener-bener keterlaluan?!" lanjut gadis itu tajam.
Cika mendelik mendengar itu. Gadis yang semula mencoba sabar atas kelakuan sepupunya itu bangkit berdiri. Dia menghampiri Tiara dan menjewer gadis itu keras.
"Tiara! Mulutnya jahat banget!!" Omelnya sebal.
Para siswa dan siswi yang ada di kantin, yang sejak tadi memperhatikan Tiara, Syifa, dan Cika menahan tawa melihat itu.
Sedangkan Tiara yang lagi-lagi dijewer di depan umum cemberut sebal. "Ih Cikaaaaa!" rengeknya.
Cika menghiraukannya. "Minta maaf." katanya tegas.
Tiara menggeleng kecil, sebelum akhirnya jadi menghela napas pasrah kala Cika menatapnya tajam. "Iya-iya! Maafin gue, cupu!" ucapnya sebelum berlari menjauhi Cika setelah jewerannya terlepas.
Cika yang tadi lengah, mendelik mendengar itu. Dia menatap Syifa yang kini menunduk dalam.
Menghela napas, Cika beranjak menghampiri gadis itu, kemudian memeluknya erat. "Sudah jangan nangis. Jangan dimasukin ke hati ya omongan Tiara?" katanya lembut setelah pelukannya dan Syifa terurai.
Syifa mengangguk kaku.
"Aku bakal ngomong ke Tiara buat berhenti bersikap buruk ke kamu. Tenang aja, ya?" Cika berujar lagi.
Lagi-lagi, Syifa hanya mengangguk kecil.
Cika tau sahabatnya itu pasti terluka.
Dan itulah yang menyebabkan Cika akan berusaha bicara pada Tiara nanti sore, selepas sekolah.
Soalnya, seingat Cika, hari ini akan ada acara keluarga.
Dan Tiara pasti ada di sana.
Jadi, kesempatan itu, bisa Cika gunakan untuk membujuk Tiara agar berhenti bersikap buruk pada sahabatnya.
***
Yup apani?
KWKW
Masih awal geys.
Salam
inggitariana

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost [Slow Update]
Kısa HikayeCika itu punya segalanya. Keluarga yang harmonis, sahabat yang baik hati, kekasih yang manis dan setia, prestasi yang gemilang, bahkan, bakat segudang. Cika itu punya segalanya. Dan dia bahagia karena itu. Namun... bagaimana jika dalam waktu yang be...