Chapter 3

24.4K 2.8K 155
                                    

Pasti kalian banyak yang nanya, apa penyebab Zee meninggal? Terus kenapa ceritanya harus ada mafia juga? Bukannya hanya cerita cinta pemeran utama pria dan wanita protagonis?

Oke, sedikit penjelasan. Sebelum Zee Anastasya Matilda memasuki dunia Novel, alur sudah jauh dari novel, banyak rahasia yang tersimpan. Mungkin sebagian orang itu adalah sebuah cerita tapi bagi orang yang berada di dunia novel itu adalah kehidupan mereka.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Zee terbangun dari tidur nyenyaknya. Kelopak matanya perlahan terbuka sempurna.

"Tuan akhirnya anda bangun juga." ucap sistem 16 yang daritadi berusaha membangunkan  tuannya

"Memangnya ada apa, hmm." ucap Zee pelan, tidurnya sangat nyenyak.

"Tuan akan berangkat jam 12 siang nanti kebandara, dan sekarang sudah pukul 10 siang."

"Benarkah? Ah iya sistem, apa gue hari ini ada misi?" tanya Zee bangkit dari tidurnya.

"Iya tuan, misi anda adalah menarik perhatian di bandara Soekarno-Hatta. Hadiah yang akan anda terima adalah satu apartement mewah di Jl. Indah." ucap sistem membuat mata Zee membulat.

"Bisa di tolak gak? Gue males ahhh."

"Maaf tuan, anda tidak bisa menolak. Kalaupun anda menolak anda akan mendapat hukuman."

"Sejak kapan ada hukuman?" tanya Zee tak percaya.

"Sejak tuan di dunia ini."

"Hei. Lo gak pernah bilang tuh kalau ada hukuman segala."

"Maaf, tuan. Tapi, itu memang sudah perintah dari atasan saya. Dan tuan sendiri tidak bertanya ada tidaknya hukuman."

"Brengsek." gumam Zee kesal.

"Tuan, jangan mengumpat. Saya masih bisa mendengar." sungut sistem 16 melihat tuannya selalu berbicara kasar.

"Hehehe sorry. Sebelum itu gue mau mandi terus gue mau hadiah gue kemaren." pinta Zee  hadiah pewangi badan rasa vanilla dan hanya di iyakan sistem karena ia lelah menghadapi tuannya, meskipun cantik.

Sekitar 20 menit Zee selesai berpakaian, dengan kaus putih dipadukan jaket jeans, celana jeans hitam dan sepatu putih beserta tas kecil yang ia isi dengan hp, dompet dan make up nya. Setelah selesai ia pergi ke menemui oma dan opa yang menunggu cucu tersayangnya.

"Cucu oma udah datang, ya ampun cantik banget sih." ucap oma Dian dan mencium kedua pipi Zee.

"Aa oma, Zee malu. Oma juga cantik kok." ucap Zee dengan senyum, tentu saja membuat oma Dian merona karena kecantikan Zee.

"Zee sayang.." panggil opa, Zee yang dipanggil menengok segera.

"Iya opa.."

"Kamu disana jaga diri baik-baik, ya. Opa gak mau denger kalau kamu kenapa napa, paham?" tanya opa, Zee tersenyum hangat kepada kedua orang yang sangat menyayanginya meski ia berbohong kalau dia bukan Zee aslinya.

"Paham opa. Opa dan oma juga harus jaga kesehatan, jangan terlalu cape." Oma Dian dan opa Yerell menganggukan kepala atas permintaan cucunya.

"Baiklah, Zee berangkat dulu. Bye opa, bye omaa." ucap Zee sambil mencium kedua pipi paruh baya tersebut dan pergi meninggalkan mereka, mereka sebenarnya enggan ditinggal Zee tapi bagaimana lagi, orang tua yang meangkat Zee sebagai anak sangat merindukannya.

Figuran Pencinta Cogan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang