Chapter 12

21.5K 2.5K 273
                                    

Zee sudah berada dirumah, semenjak kejadian di sekolah tadi ia tak terlalu memikirkannya.

"Sistem." panggil Zee, karena sudah lama ia tak memanggil sistem kesayangannya.

"Ya tuan.."

"Lo kemana aja? Gak nongol-nongol..." tanya Zee heran.

"Saya selalu memperhatikan anda tuan. Tanpa bantuan saya anda bisa menangani masalah." ucap sistem tulus, ia akui tuannya pintar dalam menanggapi masalah.

"Padahal tujuan gue cari cogan yang punya otot abs, lah malah kelupaan." ucap Zee dengan mendengus kesal.

"Sepertinya, tuanku mulai lagi." gumam sistem yang tidak di dengar Zee.

"Fiks gue bakal cari cogan. Lupain benci-bencian." Zee mengepal tangannya keudara, ia bersemangat mencari cogan. xoxoxo.

Zee menatap kearah jam beker, jarum kecil yang menunjukkan pukul 14.30.
Sekali lagi, ia melihat pantulan dirinya di cermin.
"perfect." ucap Zee.

Ia menuruni tangga, terlihat teman-teman abangnya, sepertinya rumahnya tempat yang doyan di jadikan tumpangan istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menuruni tangga, terlihat teman-teman abangnya, sepertinya rumahnya tempat yang doyan di jadikan tumpangan istirahat. Itulah pikir Zee.

Zee mendekat kearah mereka.

"Abang Vano..." panggil Zee kepada Vano yang masih fokus bermain game di hp nya tanpa menyadari kehadiran Zee, begitu halnya dengan yang lain.

Vano yang merasa terpanggil mendongakkan kepala.

"Kenapa, hm?" tanya Vano dan menarik Zee untuk duduk di pangkuannya. Yang lain? Mereka juga menatap Zee.

"Gue ijin ya mau keluar.." ucap Zee.

"Kemana?" bukan Vano maupun Vino, tapi Rey. Zee menatap Rey dan tersenyum, tentu saja membuat yang lain terpesona dengan senyuman Zee.

"Ada latihan di sekolah."

"Latihan apa?" Vino awalnya ragu bertanya tapi ia bertekad untuk bertanya.

"Latihan basket. Gue ikut basket, 2 minggu lagi sekolah kita kan lomba." jelas Zee, ia yakin mereka pasti akan mempertanyakan apa yang sudah dijawab Zee.

"Gue anter." ucap Vano.

"Gak usah ih.. Zee bawa motor sendiri ya bang plisssss." mohon Zee ke Vano, bagaimana bisa Vano jadi overprotektif begini kepadanya.

"Boleh tapi-" ucapan Vano menggantung membuat Zee kesal.

"Tapi, apa abanggg." ucap Zee gemas dan mencubit pipi Vano. Yang lain cuma iri melihat interaksi Zee dan Vano.

Figuran Pencinta Cogan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang