Rasanya Gila

497 59 25
                                    

"Sesuai permintaan anda."

Guinevere sama sekali tak menatap Granger, tangannya masih menarik jubah hitam milik sang pria, Granger dapat merasakan getaran hebat milik sang gadis.

"Kembalilah tidur, aku akan tetap disini." Ucap Granger lembut.

Guinevere mengangguk, dia segera berbaring dan menarik selimut. Sementara Granger duduk di tepi kasur,

"Aku bermimpi buruk." Kata Guinevere membuka obrolan, "di mimpiku... Aku melihat kak Lance, kak Odette dan kau terkapar tak bernyawa..." Lanjutnya sambil mengamati langit kamar.

"Setelah itu... Monster-monster yang selama ini mengejarku, ikut muncul di sana dan seseorang memanggil namaku."

Granger mencerna cerita dari Guinevere, dia sama sekali tak bersuara maupun menunjukan satu buah ekspresi. Dirinya fokus untuk menjadi seorang pendengar bagi Guinevere.

"Dia mengatakan... Bahwa dia membutuhkanku... Aku benar-benar tak mengerti sekaligus takut." Ucap Guinevere bergetar, "apakah ini ada hubungannya dengan tadi?" Kini Guinevere bertanya.

"Aku tak yakin." Balas Granger singkat, "tapi menurutku ini semua akan terungkap besok."

"Padahal besok adalah hari yang sangat besar..." Guinevere meremas erat selimutnya, kedua matanya terlihat sayu, tak bisa bayangkan bagaimana kacaunya festival.

"Hey Granger." Panggil Guinevere.

"Ya?"

"M-maaf tadi aku meneriakimu dan menyebutmu mesum.. Saking lelahnya aku sampai terbawa emosi." Ucap Guinevere menyesal.

"Tak masalah, aku sudah mulai terbiasa." Balas Granger kini menatap Guinevere.

Guinevere menyimpulkan sebuah senyum dan terkekeh, "sekarang kau sudah mulai tak berbicara formal kepadaku."

"Well... Aku sebenarnya agak lelah bersikap formal, tetapi aku menyadari dengan posisiku yang bukan siapa-siapa." Ujar Granger dengan frontal, tangannya mulai merambat kancing mantelnya lalu membuka empat kancing disana.

Guinevere membulatkan kedua matanya dengan aksi yang di lakukan Granger dengan santai, "h-hey! Kenapa kau melepas kancing mantelmu?!" Tanya Guinevere panik.

"Oh, maaf. Hawanya panas aku tidak tahan. Tenang aku tidak akan bertelanjang dada." Balas Granger, wajahnya kini terlihat jelas. Walau gelap dan hanya bermodal cahaya yang masuk dari jendela, Guinevere dapat menangkap wajah tampan milik Granger.

Tentu jantung Guinevere berdetak tak karuan, dirinya berusaha untuk bersikap biasa saja. Tetapi kedua matanya tak tahan untuk melirik sang pria, mencuri-curi kesempatan untuk melihat 'bantalan' milik si pria.

Granger yang menyadari itu langsung menatap Guinevere. Kedua mata mereka saling bertatapan, Guinevere merasa waktu telah terhenti begitu saja. Seolah-olah kedua mata milik Granger telah menghinoptis dirinya.

"Ada yang salah dengan wajahku?" Tanya Granger.

"A-ah... I-itu.... Em... " Guinevere mulai gagap.

Granger mengulas sebuah senyum yang terlihat seperti senyuman licik. Dia mengubah posisinya menyerong lalu mendekatkan wajahnya ke Guinevere.

Menyadari itu tentu Guinevere terkejut sampai dirinya membeku di tempat, "a-apa yang---"

"Kau tertarik denganku?" Tanya Granger langsung intinya. Sementara Guinevere diam seribu bahasa sambil menelan salivanya, "atau kau ingin melihat 'semuanya'? "

Guinevere benar-benar tidak bisa berpikir jernih, seolah pria yang bersamanya ini telah mempermainkan dirinya. Namun, dengan kekuatan yang tersisa. Guinevere segera mendorong jauh Granger darinya.

Jangan Ikuti Aku! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang