Jalan-Jalan

1K 90 12
                                    

Alunan musik klasik yang biasa dimainkan oleh para musician di tengah kota Moniyan, membuat suasana kota jauh lebih bersemangat dan ceria, sudah menjadi kebiasaan rutin di pagi hari musik itu menemani aktivitas kota.

Setiap langkah tak pernah luput dari sapaan ramah dan senyum manis untuk gadis bangsawan Ms. Violet. Tapi senyum itu perlahan pudar berubah menjadi raut ketakutan, tentu Guinevere heran apa yang ditakutkan orang-orang setelah melihat dirinya.

"Apakah saat ini aku menjadi mayat berjalan? Mana mungkin! Aku sudah mandi dan berdandan cantik." Batinnya keras.

Langkahnya terhenti pada sebuah bengkel, dari luar sudah terlihat jelas pemilik bengkel ini benar-benar malas untuk membereskan ini halamannya, padahal jikalau halamannya bersih pelanggan tidak akan merasa jijik begitupun dirinya.

Guinevere membuka pintu peyot dan...

"Merunduk!"

Guinevere spontan merunduk. Cairan hijau sukses melewati kepalanya dan mengenai sebuah pot bunga milik toko lain.

"Kimmy!" Teriak pemilik pot bunga itu marah.

Guinevere melongo, melihat pot bunga itu perlahan meleleh dan melelehkan benda di sekitar pot. Ia tak bisa bayangkan jika terlambat sedikit saja mungkin kerangka dan organnya sudah terlihat.

"Maaf!" Balas suara cewek bernama Kimmy, "hai Gwen! Bagaimana dengan penemuan baruku?"

"Gila!" Satu kata namun berati. "Kau bisa membunuhku!"

Kimmy menjulurkan lidah, "harusnya itu aku tembakan pada besi disana tapi malah mengarah pintu. Untungnya kau datang sebelum cairan itu keluar."

"Kau ingin menghancurkan bengkelmu?" Guinevere berkacak pinggang. Sudah banyak penemuan milik temannya ini membuat bengkel miliknya hanya tersisa sedemikian, bahkan ia pernah melihat Kimmy beradu dengan seorang pria pembuat onar dengan tubuh seperti robot, alhasil sebagian bangunan hancur.

"Teknologi digabungkan dengan sihir, itu akan menjadi senjata yang luar biasa!" Mata Kimmy berbinar, "dengan begini aku bisa mengalahkan si rongsokan itu."

"Maksudmu X.Borg?" Tanya Guinevere memastikan.

Kimmy mengedipkan mata dan menunjuk Guinevere, "tepat sekali Ms. Violet."

"Ayolah Kimmy sudah berapa banyak kalian membuat kekacauan disini. Apa kau mau Tuan Tigreal bertindak?"

"Tenang." Balas Kimmy santai, "tidak akan disini."

Guinevere memutar bola mata, "terserahlah."

"Ngomong-ngomong." Wajah Kimmy sedikit memucat, "kau menyewa preman ya?"

Guinevere menatap Kimmy bingung, "hah? Preman? Gadis sepertiku menyewa preman? Yang benar saja."

"Lantas itu siapa?" Kimmy menunjuk seseorang yang berada di belakang temannya.

Guinevere berbalik, dirinya terkejut bukan main sampai dia mundur ke belakang Kimmy. "Kau! Bagaimana bisa kau---"

Tepat sekali, preman itu adalah Granger. Sedari tadi ia berada di belakang Guinevere tanpa harus membuat Nonanya sadar akan kehadirannya.

"Padahal aku melompat dari tembok bangunan milik kak Odette, bagaimana kau bisa?!" Teriak Guinevere galak.

"Karena aku pengawalmu." Jawab Granger singkat, sementara Kimmy bersiul.

"Wow, seorang bangsawan Baroque menyewa seorang preman untuk dijadikan pengawal Ms. Violet. Benar-benar suatu momen yang tak terduga." Kimmy memasang raut yang menurut Guinevere sangat mengesalkan, Kimmy mendekati Granger dengan santai dan menepuk badan pria besar itu. "Aku mengandalkanmu sobat! Hahahaha!"

Jangan Ikuti Aku! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang