Kesayangannya Mama

2.7K 226 42
                                    

"HALLO SEMUA!! AKU LEE CHENLE, ANAKNYA MAMA INJUN SAMA PAPA NONO."

Chenle menyapa seluruh pengunjung dengan begitu riangnya, jangan lupakan suara mautnya yang terbilang cukup berisik namun terdengar lucu. Jika kalian bertanya dimana si bayi berisik kini berada, maka jawabannya ada di tempat pameran.

Iya ditempat pameran, bayi kelebihan energi tersebut kini tengah ikut serta dalam pameran lukisan milik mamanya. Renjun memang seorang pelukis yang cukup terkenal di negaranya bahkan hingga keluar negri, namun setelah menikah dengan Jeno dan memiliki seorang anak Renjun tak lagi seaktif dulu dalam berkarya. Bukannya Jeno yang melarang dan membatasi pergerakan sang istri, namun itu semua memang keinginan Renjun yang ingin lebih banyak menghabiskan waktunya untuk sang suami dan anaknya.

"AKU LAGI IKUT MAMANYA KELJA LHO!! HIHIHI~ eemmm mama, aku halus ngomong apa lagi ya?" Chenle menatap Renjun dengan wajah polosnya, jangan lupakan tangan si kecil yang masih memegang mikrofon di atas panggung sana.

Ucapan polos Chenle sontak membuat pengunjung pameran yang Renjun buat bersama dengan teman-temannya tertawa, begitupun dengan Renjun yang sudah terkekeh gemas dengan tingkah si kecil kesayangannya.

"Udah aja ya sayang, sini turun biar pamerannya cepat dibuka."

"Emm OKE DEH!! SAMBUTAN DALI AKUNYA UDAHAN AJA YA ONTY UNCLE, PAPAY~ LELENYA MAU TULUN DULU. DAAHHHHHH." Chenle melambai pada puluhan bahkan ratusan manusia didepannya kemudian menyerahkan mikrofon ditangannya kepada salah seseorang yang sempat memberikan benda tersebut padanya. Dan jangan lupakan ucapan terimakasih yang si kecil sematkan untuk orang tersebut.

"MAMAAAAAAA!"

Renjun merentangkan tangannya untuk menyambut kedatangam sang anak, membawa sikecil untuk didekapnya dengan erat. Renjun gemas sekali dengan segala tingkah bayi berisiknya.

Dan akhirnya pameran lukisan tersebut resmi dibuka, menciptakan sorakan riuh para pengunjung yang ingin segera mengeksplor karya seni yang memanjakan mata mereka. Renjun juga ikut memandu dengan menceritakan kisah dibalik lukisannya yang sang indah, jangan lupakan bayi berisik kesayangan kita juga yang tengah berada di gandengan Renjun seraya menatap mamanya yang tengah berbicara dengan sorot penuh kekaguman.

"Mama." Chenle menarik tangan mamanya dengan pelan.

Renjun menjeda ucapannya kemudian menatap sang anak yang membuat beberapa pengunjung yang tengah mendengar penjelasan Renjun juga ikut menatap Chenle dengan gemas.

"Kenapa sayang?"

"Lelenya aus, mau minum boleh?"

"Boleh dong, bentar ya sayang."

Chenle mengangguk dan membiarkan sang mama untuk pamit terlebih dahulu kepada para pengunjung sebelum akhirnya membawa tubuhnya untuk keruangan khusus untuk para panitia dan pelopor (?) pameran.

"Minumnya pelan-pelan ya?"

Renjun menyodorkan botol lucu dengan hiasan lumba-lumba milik Chenle yang langsung diterima sang anak dengan anggukan lucu.

"Ughh segel!! Makasih mama."

"Sama-sama sayang." Renjun menutup kembali botol tersebut kemudian ikut mendudukan diri disamping tubuh gempal Chenle.

Chenle menyandarkan badannya pada tubuh hangat sang mama, lagaknya bocah berusia lima tahun tersebut mulai mengantuk dan kelelahan karena sedari pukul 06.30 Chenle sudah stay ditempat pameran bersama mamanya.

Awalnya Jeno sudah mengajukan diri untuk menjaga Chenle sementara Renjun menghadiri pameran lukisannya, namun bocah lima tahun tersebut kekeh ingin ikut sang mama dan menemaninya hingga selesai. Namun lihatlah sekarang siapa yang sudah tertidur dengan pulas dengan bersandarkan tubuh mamanya? Dasar bayi!!

Keluarganya Lele || NorenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang