"Sayang." Jeno memandang wajah Renjun yang sudah memerah karena menangis, tangan besarnya mencoba untuk memegang bahu sang istri yang bergetar.
"Sayang??"
Renjun menatap Jeno dengan kilatan marah dan kecewa, jujur saja Renjun begitu dibuat sakit hati. Memangnya orang mana yang tidak sakit hati jika diperlakukan demikian.
"Kamu jahat banget tau?! Kamu jahat Jeno, k-kamu tega sama aku... sama anak-anak hiks k-kamu udah ga cinta aku lagi kan?!"
"Sayang, Injunie... aku.."
"KAMU JAHAT JENO!!! KAMU JAHAT SAMA AKU, SAMA CHENLE HIKS SAMA LOGAN, KAMU JAHAT. AKU BENCI KAMU!!"
"Sayang~"
"Ngga usah pegang-pegang aku!! Kamu jahat!!"
Jeno menghembuskan napasnya berat, mengusap wajahnya kasar. "Injuniee."
"JANGAN PELUK-PELUK AKU HIKS!!! AKU GA MAU KAMU PEGANG LAGI!! Kamu jahat, aku ngga mau hiks." Suara Renjun makin mengecil di ujung kalimatnya, ibu dua anak itu nampak sudah lelah, lelah karna menangis.
"Hey, tenang ya? Kita bicarain baik-baik ya?" Meski Renjun dipelukannya mencoba untuk berontak namun Jeno tetap mendekap sosok sang terkasih, mencoba menenangkan cintanya yang kini masih menangis sesenggukan sembari memukul dadanya dengan kepalan tangan si mungil.
Renjun tak menjawab, si cantik hanya menangis sembari memukul dada Jeno, meski tak dapat dipungkiri jika dia kini juga tengah merapatkan diri dalam pelukan hangat suaminya. Renjun rindu Jenonya.
"Kenapa hmm? Aku ada salah sama kamu sama anak-anak?"
Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Renjun justru hanya diam sembari sesenggukan. Mungkin pria cantik itu sudah lelah karena sedari tadi berbicara menggunakan emosi.
"Aku ada salah? Iya?"
"...."
"Sayang~" Kini Jeno coba longgarkan pelukan antara keduanya, menangkup wajah merah padam istrinya akibat menangis.
"Kita pisah aja ya?" Air muka Renjun jelas sekali menggambarkan kesedihan, ditambah dengan bibirnya yang kini melengkung kebawah karena bersedih.
"Heh, mana bisa gitu by!!"
"KAMU SELINGKUH JENO!! KAMU SELINGKUH SAMA XIYEON!!"
"H-hah??" Wajah Jeno jelas sekali tergambar jika dirinya kebingungan.
"Xiyeon? Aku engga kenal dia Injunie."
"T-tapi kamu selingkuh sama dia sampe tega abaiin aku sama anak-anak!! K-kamu lebih prioritasin dia ketimbang keluarga kamu!! Kamu bahkan bentak aku hiks. KAMU JAHAT!!!"
"Sayang, hei sadar. Kamu baru bangun tidur, itu cuma mimpi cintaku~"
"M-mimpi?" Bibir cantik itu melengkung, mata cantiknya masih saja terus basah.
Jeno tersenyum lega kala akhirnya dia tau titik terang luapan emosi tiba-tiba dari sang istri.
"Kamu ketiduran, dan semua yang kamu omongin tadi cuma mimpi. Kamu pasti kepikiran gara-gara akhir-akhir ini aku sering pulang telat ya? Maaf ya cantik, aku beneran kerja, aku engga selingkuh dan aku juga engga kenal siapa Xiyeon."
"B-beneran?"
"Iya Injunie, coba diinget-inget lagi emang ada yang namanya Xiyeon dalam hidup aku selama ini hmm?"
Renjun diam sejenak, mencoba mencari nama Xiyeon dalam kehidupannya dan juga Jeno. Gelenganlah yang akhirnya menjadi jawaban dari Renjun.
"Aku, aku cuma mimpi ya?"
"Iya, kamu cuma mimpi. Lagi pula aku engga mungkin duain kamu, kalau hal itu sampai terjadi aku rela serahin semua kekayaanku buat kamu."
"Jeno." Kini Renjun merengek seperti anak kecil, bersembunyi dalam dada Jeno.
Bukan lagi dengan posisi berpelukan, Jeno kini sudah menggendong Renjun seperti koala, membiarkan Renjun untuk bersembunyi di lehernya sembari menyelesaikan sisa-sisa tangisannya.
Tepukan lembut Renjun terima di punggungnya, pun dengan kecupan-kecupan hangat di kepalanya.
"Kamu pasti cape ya? Maaf ya beberapa hari ini aku sibuk banget sampe buat kamu kaya gini. Besok kita refresing bareng ya? Kita liburan, mau?"
"Emmm."
Dapat Jeno rasakan kalau istrinya itu mengangguk, Jeno masih senantiasa memeluk erat Renjun yang kini berada di pangkuannya kare si April sudah beranjak menuju kamar mereka.
"Can i kiss you?"
Renji mengangguk, tak lebih dari dua detik bibir tebal Jeno sudah meraup bibir merahnya. Mencium bibirnya dengan lembut dan penuh cinta, sementara tangan sang dominan masih bertengger apik di pinggangnya.
Semakin lama ciuman Jeno berubah menjadi semakin intens dan panas. Bunyi sesapan antara lidah dan lidah terdengar jelas di telinga keduanya.
"Hnghhh."
Bahkan desahan kecil Renjun juga terdengar sangat jelas dan menggairahkan di telinga Jeno.
"Can i?" kedua mata indah itu saling berpandangan, gejolak menggebu-gebu tergambar jelas di mata keduanya.
"Eumm!"
Setelah mendapat lampu hijau dari sang istri Jeno lantas melanjutkan aktivitas kesukaannya, membuat Renjun kewalahan dengan aksi sang suami yang sangat lihat membelainya.
"Eumhhh Jenhhh." Renjun berdesis antara geli dan nikmat kala Jeno mulai menyusuri leher hingga bagian dadanya.
Jeno terus melanjutkan aksinya mengemut puting pink Renjun yang sudah menegang, biasanya puting itu akan mengeluarkan asi yang akan Jeno minum layaknya sang anak. Namun mengingat Logan sudah tidak lagi menyusu jadi produksi asi milik Renjun juga sudah berhenti.
Bukan hanya mulut Jeno yang sibuk menyusu, tangan besarnya juga kini sibuk untuk menjamah setiap lekuk tubuh cantik milik istrinya, merambat turun kebagian belakang dan mulai melingkari hole milik Renjun yang terasa berkedut.
"Sayanghhh, eunghhh Jennn auhhh." Renjun rasanya hampir dibuat gila kala Jeno memainkan jari besarnya, Renjun kepalang ingin. Ingin Jeno di dalam dirinya.
.
.
.
.
.
.
.Hahaha apa ini???😱😱
aku sampe pusing ngetiknya
eng i eng kena prank wheheheh, mana bole bapak Lijen mendua, istrinta udah paling top markotop kok mendua, MIMPI HOI!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarganya Lele || Norenle
FanfictionJudul awal Adios || Noren Hanya cerita ringan mengenai si lucu Chenle dan kedua orang tuanya, Renjun dan Jeno. ⚠ NoRen-Le area ⚠ BxB Start : 19 Oktober 2021 End : -