What If

2K 144 73
                                    

Timeline check!!

Chenle, Sungchan, Shotaro dkk : 18 tahun
Jisung, Ayen : 17 tahun
Dongpyo : 15 tahun
Logan : 13 tahun
Minhee : 13 tahun






Renjun merasa hatinya lega ketika putusan hakim sudah dibacakan dan palu sudah diketok. Dia merasa terbebas, terbebas dari kekacauan hubungannya dengan sang suami atau kini mungkin lebih tepat disebut dengan mantan suaminya.

Mereka resmi bercerai hari ini, tepat sebelum usia pernikahan yang ke-20 dua bulan lagi. Renjun dan Jeno mungkin sama-sama merasa bahwa beban dan hal yang mengganjal dihati mereka selama beberapa tahun belakangan sudah hilang ketika perceraian keduanya sudah benar-benar terjadi.

Tapi tidak dengan kedua anak mereka yang harus menjadi korban, Chenle yang sudah  berusia lebih dari 17 tahun berhak untuk memilih diasuh oleh siapa. Sementara Logan tidak, dia tidak bisa memilih seperti kakaknya. Logan akan bersama dengan Jeno dan Chenle akan bersama dengan Renjun.

Sebuah hal yang selama ini tak kakak adik itu pikirkan, mereka tidak pernah berpikir bahwa orang tua mereka harus berpisah. Bohong kalau mereka tidak merasa kecewa dan sakit hati, tapi ternyata di balik rasa kecewa dan sakit yang mereka rasakan ada sepasang insan yang sudah menahan sakit itu dengan terus memerus mencoba memperbaiki benang yang sudah kusut dan nyaris putus.

"Sayang, maafin mama papa ya. Mama papa engga bisa buat bareng lagi kaya dulu, mama papa udah ngga bisa buat bertahan lagi. Semakin ditahan, semakin sakit mama sama papa rasainnya."

Chenle saja yang sudah lebih besar dari Logan tidak tau harus berekspresi seperti apa, anak remaja tersebut masih syok, masih berharap kalau ini mimpi. Apalagi Logan yang bahkan masih anak JHS, dia sedih karena orang tuanya tidak lagi seperti orang tua anak lagi yang tinggal serumah dan saling mengumbar rasa cinta mereka. Mama papanya sudah tak lagi saling mencintai dan tidak ada hal yang bisa untuk mereka coba tahan lagi agar tak ada kata perpisahan diantara mereka.

Renjun menampilkan senyum teduhnya, meski jika kedua anaknya boleh jujur mereka tak lagi merasa tenang dengan senyuman mamanya. Mereka merasa berbeda, mereka merasa aneh dan entah apa yang pasti mereka pun tak bisa menjelaskannya. Hanya rasa kosong dan sakit yang jelas mereka rasakan.

"Maaf ya Lele Lolo, maaf mama sama papa udah nyakitin kalian kaya gini. Maaf mama sama papa engga bisa lagi buat sama-sama." Renjun memeluk mereka berdua secara bersamaan.

"Kenapa?"

Logan membuka suara untuk pertama kalinya. "Kenapa mama papa harus pisah? Mama sama papa engga bisa ya buat bareng terus? Seengaknya sampe nanti, sampe aku udah dewasa."

Pelupuk matanya mulai penuh, jelas sekali jika si bungsu amat sangat terluka. Matanya memerah, sekian detik kemudian air matanya luruh.

"K-kenapa mama papa jahat banget?"

"Kenapa mama papa tega buat Logan sama kakak harus milih buat tinggal sama siapa? Kalo Logan boleh jujur. Logan engga mau milih ma pa, L-logan mau tinggal bareng-bareng sama kalian, kaya dulu!! Kaya biasanya!"

Renjun jadi ikut terluka melihat kedua anaknya yang tengah menangis, air matanya juga tidak bisa untuk dia tahan.

Dari awal, baik Jeno dan Renjun sudah berpikir jika mereka berpisah pasti kedua anak mereka yang akan mendapat imbas paling besar. Karena hal itulah selama beberapa tahun mereka menahan diri untuk  tak berpisah, tapi pertahanan mereka sudah mencapai batasnya. Jika dipaksa untuk diteruskan pasti mereka yang tidak kuat, sudah terlalu hancur untuk diperbaiki.

"Logan ngga mau gini ma."

"Ngga ada yang mau gini sayang." Renjun memegang bahu puta bungsunya.

"KALAU ENGGA ADA YANG MAU KAYA GINI KENAPA MAMA PAPA PISAH?! KENAPA MAMA PAPA HARUS PISAHIN AKU SAMA KAKAK!! K-KENAPA--"

Keluarganya Lele || NorenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang