D-2 LWA

2.8K 270 5
                                    

Tak perlu menunggu minggu depan untuk bagian ke-dua agagagaga.

Happy reading!!
.
.
.
.
.
.
.

Hari kedua liburan, kira-kira apa ya yang sebaiknya mereka lakukan? Main di pantai? Kan kemarin sudah. Berenang di pantai? Masih terlalu pagi untuk menceburkan diri kedalam dinginnya air pantai.

Bagaimana jika bermain di pasir pantai yang sangat lembut? Sepertinya ide ini cukup bagus untuk di direalisasikan.

Jika boleh bercerita lebih lanjut, maka simak cerita bagaimana pagi pertama liburan mereka kali ini.

Dimulai dari para istri yang bangun lebih dulu untuk menyiapkan sarapan, dan disusul oleh tangisan membahana dari baby Pyo yang berhasil membangunkan semua orang dan para bayi yang masih terlelap.

Chenle terbangun dengan kaget karena tangisan yang begitu kencang yang bersumber dari kamar di sebelahnya, begitupun dengan Jeno yang langsung membuka matanya ketika mendengar tangisan Dongpyo di tambah dengan pergerakan rusuh Chenle yang sudah terbangun lebih dulu.

"Papa~" Lirih Chenle dengan mata yang masih terbuka dengan sedikit enggan.

Jeno mengusap wajahnya dengan kasar guna membuat kesadarannya kembali sepenuhnya.

"Kenapa?"

"Lele ngantuk, tapi Pyo belisik. Hoammmm."

"Mau bobo lagi engga?" Jeno menarik Chenle untuk lebih dekat padanya dan memeluk tubuh berisi sang anak seraya mempuk-puk pantat Chenle.

"Mau, tapi engga."

"Lah gimana?"

"Mau mama."

Jeno hanya mengangguk kemudian mendudukan dirinya beberapa saat sebelum akhirnya beranjak dengan Chenle di gendongannya untuk menuju ke kamar mandi, mereka harus sikat gigi dan cuci muka dulu sebelum menemui Renjun.

Setelah selesai dengan urusan kamar mandinya, Jeno lantas beranjak masih dengan Chenle yang berada gendongannya.

"Mama~"

Renjun menengok ke arah dimana kini suami dan anaknya berada, senyuman manis terbit dari wajah cantiknya. Lantas ibu muda tersebut menangkup wajah bulat Chenle dan mengecupnya dengan penuh kelembutan.

"Pagi Lele!!"

"Pagi mama."

"Kok engga semangat hmm? Kenapa sayang?"

"Ngantuk~"

"Kok engga bobo lagi sama papanya."

"Mau mamaaaaa."

Renjun tersenyum dan mengambil alih Chenle dari gendongan Jeno, meninggalkan urusan masaknya sebentar karena sejujurnya kedua sahabatnya pun sudah meninggalkan dia untuk menenangkan bayi mereka masing-masing yang begitu rewel ketika baru bangun tidur.

Dengan penuh inisiatif Jeno bergerak melanjutkan acara masak sang istri dan para sahabatnya yang sempat tertunda, masakan yang mereka buat pun tak begitu sulit hanya nasi goreng dan telur gulung, jadi Jeno juga bisa melanjutkannya.

Dan akhirnya setelah para bayi tenang dan semuanya sudah benar-benar sadar dari keterkantukannya kini mereka sudah duduk rapi di meja makan guna menyantap masakan buatan Jeno.

"Nasi golengnya enak banget!! Papanya aku emang telbaik deh!!"

"Enakan buatan mommy."

"Jisungie diem yah!! Atau Lele ambil ni nasi golengnya!!"

Keluarganya Lele || NorenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang