Hadiah Buat Sayangnya Aku

2.1K 188 35
                                    

Hehe buat kalian semua yang udah baca dan ikut nyemangatin dan nyadarin aku di capt sebelumnya makasih banyak ya. Kalian baik banget hiks.
Dan ini hadiah buat kalian, semoga sukakkkk <3


Sebuah cerita disuatu hari dimana kak Lele masih berusia 3 tahun, bayi gemoy yang tingkat keberisikannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Chenle itu sudah terkenal dikompleknya, karena kepintaran dan juga keberisikannya tentu saja.

"MAMA PAPA NONO NAKAL!!"

Dari arah dapur Renjun sudah bisa mendengar terikan berisik anak pertamanya yang kini masih berada dilantai atas bersama Jeno. Hari-harinya setelah kehadiran malaikat kecilnya memang tak akan pernah jadi hari yang tenang, tapi Renjun menyukainya.

"PAPAAA TULUNIN LELE!! PAPANYA MAU LELE GIGIT YA!!"

Jeno tidak begitu perduli, dia terus menggendong sang anak untuk dibawa kelantai bawah untuk menikmati sarapan enak buatan Renjun, Chenle sebenarnya ingin kabur, dia sedang tak ingin sarapan.

"LELENNYA ENGGA MAU MAM PAPA!! LELE UDAH NDUT!! HUWEEEE."

Jeno mengusap telinganya yang dia rasa mulai berdengung, sakit juga jika terus diberi teriakan maut sang anak.

"Diem ya bayi berisik, kalo engga makan nanti sakit. Lelenya mau sakit."

"NO!!! Tapi Lele dah ndut, Lele nda mau mam."

Jeno menurunkan tubuh gendut anaknya disalah satu kursi meja makan, mengamati sang anak yang kini mulai cemberut. "Kenapa engga mau sarapan hmm? Biasanya paling semangat kalo disuruh makan masakan mama?"

"Lele ndut, kalo mam teyus nanti tambah ndut." Chenle menunduk sedih, dia ingat perkataan teman sepermainannya ketika ditaman kemarin. Temannya bilang Chenle terlalu gendut, nanti kalo banyak makan bisa meledak. Chenle tidak mah meledak dan meninggalkan mama papanya.

"Kan kalo Lele ndut makin gemoy, makin lucu makin disayang mama papa."

Chenle memilin ujung kaosnya. "T-tapi kata temen Lele nanti Lele meledak." Chenle mendongak menatap wajah papanya. "Lele engga mau meledak. L-lele engga mau jauh dali mama papa."

Dalam hati Jeno sudah menyumpah serapahi siapapun anak kecil yang mengatakan hal demikian pada anaknya. Menyebalkan sekali dia membuat anak gemoynya tidak mau makan dengan perkataan konyolnya itu.

"Lele sayang, dengerin papa. Kamu engga akan meledak, anak papa engga bakal meledak kan Lele manusia bukan balon. Jadi sekarang kita makan oke? Nanti Lelenya olahraga deh sama papa biar perutnya engga makin ndut."

"BENELAN?! AKU ENGGA BAKAL MELEDAK?"

"Iya sayang."

Chenle tersenyum senang, padahal dia awalnya sudah sedih sekali takut tidak bisa makan banyak. Tapi sekarang Chenle sudah tak lagi khawatir, ucapan papanya itu bisa dipercaya tidak seperti temannya yang mungkin saja berbohong.

"Udah sekarang Lele mam yang banyak biar makin ndutt." Renjun menyajikan masakan terakhirnya barulah dia menyiapkan seporsi sarapan untuk Jeno dan Chenle.

Chenle diam sembari menikmati sarapannya, baginya masakan sang mama memang yang paling lezat didunia. Tidak ada yang bisa menandingi meski itu masakan dari koki restauran bintang lima sekalipun.

Keluarganya Lele || NorenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang