"Siapa yang memutuskan di perut mana anak manusia itu akan berakhir, hm?"
Kian bergema, suaraku menggetarkan seisi hutan, mengangetkan para gagak berkaki tiga yang sedang beristirahat di atas dahan pohon. Kehadiranku langsung membuat kedua rubah itu gemetar. Perlahan, mereka mundur selangkah demi selangkah.
"Y-yang mulia!"
"Beraninya kalian mencuri makananku?" tantangku kemudian langsung mengahantam tubuh mereka keras-keras seiring wujudku berubah kembali menjadi harimau raksasa.
Seketika tubuh kedua rubah itu terpelanting jauh ke belakang. Tak mampu membalas seranganku dengan kekuatan mereka yang tak sebanding, wajah kedua rubah itu berubah memelas hingga akhirnya mereka mulai memohon-mohon kepadaku.
"Maafkan kami, yang mulia! K-kami tidak tahu kalau anak manusia itu makananmu!"
"Kini, kau telah tahu! Sekarang, pergilah!" gertakku dan menutupnya dengan satu raungan keras. Kedua rubah tersebut pun lekas menjauh. Mereka berlari pontang-panting hingga tak sehelai dari bulu mereka dapat terlihat kembali.
"..."
"Apa yang kau lihat?" tanyaku kasar setelah mendapati kedua manik gadis itu melekat pada wajahku.
"T-terima kasih!" ucap gadis itu dan membungkuk dalam-dalam.
"Untuk apa berterima kasih? Sudah kubilang kembalilah ke tempat asalmu jika tidak ingin mati dimangsa makhluk-makhluk kelaparan seperti mereka."
"Tadi," selanya, "tadi, kamu bilang aku adalah makananmu, bukan?"
Aku tak menjawab. Apa iya aku mengatakannya?
Kedua maniknya berbinar-binar sementara senyum lebar lekas menghiasi wajahnya.
.
.
"Apakah kamu sudah siap untuk memakanku?"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer You (END)
Fantasy"Hidup kita begitu berbeda. Mengetahuinya, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?" . Singkat, manis, namun tidak terduga ... itulah pertemuan antara sang penguasa Hutan Putih dengan seorang anak manusia yang telah dibuang kaumnya. Lalu, ke manak...