"... Apa yang baru saja kau katakan?"
Pria itu berulang kali membuka dan menutup mulutnya, tampak kebingungan. Bola api di atas telapak tangannya pun mulai terlihat goyah.
Sebaliknya, aku malah merasa lega seolah-olah telah berhasil mengeluarkan semua keluh kesahku yang selama ini menggunung. Aku pikir ini waktu yang tepat untuk membicarakan bagaimana kelakuan putrinya selama dia tinggal di dalam hutan ini, mengingat pria tersebut memiliki relasi yang dekat dengannya.
"Tidak hanya tukang makan, putrimu juga suka pilih-pilih," lanjutku, "kelakuan putrimu benar-benar kacau, membuatku tercengang bagaimana bisa dia memiliki suara begitu indah?"
"Apa yang sedang kau bicarakan?" pria itu mengerutkan keningnya. Bola matanya pun bergerak ke sana kemari.
"Kau tahu kalau aku sedang membicarakan tentang putrimu, bukan? Putrimu sering mengadakan konser di tengah hutan dan banyak dari kaumku yang menyukai senandungnya."
"Tidak! Tidak mungkin itu putriku!"
"Kenapa sekarang kau menyangkalnya? Seperti dugaanmu, putrimu tinggal bersamaku di dalam hutan ini. Dan tahukah kamu apa yang gadis itu katakan saat pertama kali kami bertemu?"
.
'Tolong, makanlah aku!'
.
Wajah pria itu memucat. Ia masih saja tak percaya. Namun, bagaimana bisa seorang ayah tak mengetahui apa pun tentang pada putrinya? Seperti bagaimana perilakunya setiap hari, kegiatan apa yang disukainya dan lain sebagainya.
Aku memang bukanlah keluarga yang berbagi darah dengan gadis tersebut, tetapi aku mengenalnya melebih pria yang ada di hadapanku saat ini. Aku tahu apa saja yang disukainya, termasuk apa yang dapat membuatnya tersenyum.
"Hei," panggilku sementara pria itu masih terdiam. "Apa kau tahu bagaimana ekspresi wajah putrimu saat itu?"
Tanpa aku jelaskan, mungkin pria itu sudah tahu. Sebab, tangan yang tadinya mengeluarkan bola api kebiruan itu kini terkulai lemas. Perlahan, bola api tersebut pun padam.
.
.
"Sungguh, di mana dirimu ketika gadis itu dibuang oleh kaumnya?"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer You (END)
Fantasy"Hidup kita begitu berbeda. Mengetahuinya, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?" . Singkat, manis, namun tidak terduga ... itulah pertemuan antara sang penguasa Hutan Putih dengan seorang anak manusia yang telah dibuang kaumnya. Lalu, ke manak...