"Bagaimana menurutmu?"
Pria itu membentangkan kedua tangannya lebar-lebar, memperlihatkan tunas-tunas pertama yang akhirnya tumbuh di atas tanah kering ini--warna hijau pertama yang kini menghiasi tempat ini.
"Pengetahuan manusia memang berbeda," jawabku dingin. Namun, sesungguhnya aku amat terkagum-kagum atas hasil pekerjaan pria tersebut.
Pria itu benar-benar memenuhi perkataannya. Dia benar-benar membantuku membangun tempat yang sebelumnya penuh ketiadaan ini menjadi tempat yang akhirnya menaungi banyak makhluk.
"Bagaimana? Aku ini tuan yang baik, bukan?" cengirnya.
"Tidak." Singkat, padat dan jelas, begitulah jawabku.
Mendengarnya, pria itu seketika tampak lesu. Ia lekas membelakangiku kemudian berjongkok di atas tanah sembari menghela napas berat. Sungguh, manusia aneh, pikirku. Ini membuatku kembali bertanya-tanya--bagaimana bisa aku kalah darinya?
Benar, setelah pertarungan dengannya, pria itu tidak membunuhku. Ia membiarkanku hidup, tetapi sebagai gantinya aku harus berjanji untuk mematuhi perkataannya.
"Pertama, jangan pernah lagi membunuh manusia," jelasnya pada saat itu dengan mendetil. "Kau boleh menyerang bila mereka memang manusia berhati jahat, tetapi tetap jangan membunuh."
"Tidakkah kau tahu kalau itu permintaan yang sulit, manusia? Sudah menjadi sifat kami untuk selalu haus akan darah, dan lagi kaummu sangat menginginkan kepalaku. Bagaimana tidak aku menyerang kalian agar dapat bertahan diri? Hal dasar seperti ini, seharusnya kau sudah tahu, bukan?"
"Aku tahu. Akan tetapi, hal tersebut bukan lagi masalah karena aku tahu bagaimana menekan nafsumu itu."
"Memang bagaimana caranya?" tanyaku skeptis.
"Aku akan memberikan darahku sukarela sehingga kamu tidak perlu lagi membunuh dan mencari darah lain," jawabnya santai
"... Kau pasti bercanda. Tidak mungkin semua dapat terselesaikan begitu saja hanya dengan memberikan darahmu."
"Aku serius dan aku akan membuktikannya. Oleh karena itu, ini hal kedua yang harus kau tepati,"
.
.
"Hanya ambil darahku saja atau dengan kata lain ... mari, kita buat perjanjian darah."
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer You (END)
Fantasy"Hidup kita begitu berbeda. Mengetahuinya, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?" . Singkat, manis, namun tidak terduga ... itulah pertemuan antara sang penguasa Hutan Putih dengan seorang anak manusia yang telah dibuang kaumnya. Lalu, ke manak...