"Kembalikan putriku! Aku tahu kau menyembunyikannya di tempat ini!"
Kesabarannya habis. Pria itu berulang kali berteriak, menuntutku mengembalikan putrinya. Matanya memerah sementara dapat aku lihat juga urat nadinya yang menonjol keluar. Namun, bagaimanapun juga, pria gila di hadapanku ini satu-satunya keluarga yang berbagi darah dengan gadis tersebut, suatu relasi yang aku inginkan, tetapi tak mungkin aku dapatkan.
Bola api kebiruan di atas telapak tangannya kian membesar. Hanya tinggal tunggu waktu hingga bola api itu akhirnya meledak dan melalap habis hutan ini.
Sudah tidak ada waktu lagi, apa yang harus aku lakukan?
Walau demikian, aku masih saja terdiam layaknya gunung batu yang hanya dapat menyaksikkan perubahan yang terjadi di bawah kakinya. Hatiku bimbang, ragu untuk memutuskan. Dan pada saat itulah, angin berhembus, menyapu lembut indra penciumanku dengan sekelebat aroma pepohonan muda. Aroma menyejukkan yang sama seperti hari itu.
.
'Aku tetap ingin berada di hutan ini! Aku tetap ingin tinggal bersamamu, Kyuu!'
.
Kala itu, di bawah langit senja, aku kembali teringat akan saat-saat yang aku lalui bersamanya di dalam hutan yang istimewa ini--bagaimana kami selalu berjalan berdampingan saat menyusuri hutan, bagaimana kami saling bertukar pandang dan bagaimana gadis itu selalu menunjukkan senyumnya yang manis kepadaku.
Aku mendengus, menyadari kebimbangan yang sedari tadi melekat di dalam hatiku akhirnya meleleh dan keluar begitu saja dari mulutku. Meski ini akan terdengar seperti keluhan, sih.
"... Kau benar, putrimu memang berada di tempat ini. Tapi," putusku.
.
.
"... Apakah kau sungguh-sungguh ingin membawa pulang si tukang makan itu?"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer You (END)
Fantasy"Hidup kita begitu berbeda. Mengetahuinya, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?" . Singkat, manis, namun tidak terduga ... itulah pertemuan antara sang penguasa Hutan Putih dengan seorang anak manusia yang telah dibuang kaumnya. Lalu, ke manak...