"Dasar keras kepala!!"
Berulang kali aku beseru, tetapi tetap saja, gadis Itu tak mau mendengarkan. Dirinya terus berlari, terus menjejak di atas tanah tak beraturan tanpa henti bahkan untuk mengambil napas sekali pun.
"Aku bilang, turunkan aku! Aku masih bisa mengalahkan mereka!" perintahku.
"Tidak!! Untuk bergerak saja sudah kesultian, apalagi melawan mereka! Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!" balas gadis itu sementara ia mengeratkan pelukannya.
"Kenapa ... kenapa kau pun memilih hal yang sama dengan tuanku?" tanyaku--kenapa kalian tidak membiarkanku mati saja?
Dadaku sesak, penuh akan perasaan yang belum pernah aku ketahui. Suatu perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Namun, walau demikian pedih, tidak mungkin aku tidak menyadari bagaimana helaan napasnya yang terdengar semakin berat. Sebentar lagi, gadis itu pun akan mencapai batasnya.
"Hei, gadis kecil," panggilku, "pergilah ke Selatan, di sana kau akan menemukan sebuah desa manusia. Desa itu jauh lebih damai daripada desa tempat dulu kau tinggal. Katakan saja, kau datang atas perintahku. Mereka akan paham dan segera menyambutmu. Sebab, itu juga yang aku katakan kepada para manusia persembahan sebelum dirimu. Mereka yang tidak lagi memiliki tempat untuk pulang kini tinggal di desa tersebut."
"Kenapa kamu mengatakannya sekarang?"
"Sepertimu, manusia-manusia yang menjadi kurban persembahan--mereka semua masih hidup. Atau setidaknya, tidak ada dari mereka yang mati di hutan ini. Selama in, aku tidak pernah membunuh mereka dan malah memberikan kehidupan baru untuk mereka. Jadi, kau pun harus menuju ke tempat tersebut, paham?"
Usai menjelaskan, aku lekas membebaskan diriku dari pelukan gadis tersebut. Siapa sangka, tubuh mungil yang amat kubenci ini justru memudahkanku mencari celah untuk dapat lepas dari rangkulannya.
"Jangan khawatirkan aku dan tetaplah berlari, gadis keciI. Aku akan menahan mereka," ucapku.
Air mata kembali membasahi wajahnya. " Aku tidak akan pergi! Tanpamu, semuanya akan sia- sia, Kyuu!"
"Tidak ada yang sia-sia!!" teriakku mengejutkannya. "... Tidak ada yang sia-sia jika aku dapat menyelamatkanmu. Sebab, kau adalah manusia terakhir yang mewarisi bahasa dan pengetahuan kaumku dan juga...."
.
.
"... Hadiah terakhir yang Sae tinggalkan untuk dunia ini."
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer You (END)
Fantasy"Hidup kita begitu berbeda. Mengetahuinya, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?" . Singkat, manis, namun tidak terduga ... itulah pertemuan antara sang penguasa Hutan Putih dengan seorang anak manusia yang telah dibuang kaumnya. Lalu, ke manak...