9

45 12 0
                                    

"... Apa kau tidak lagi takut terhadapku?"

Kini, ganti gadis itu yang tidak menjawab. Ia hanya tersenyum. Ya, senyum itu.... Jika tidak karena ia dapat berbicara dalam bahasaku, mungkin aku sudah menelannya bulat-bulat.

... Ah! Tidak, tidak, tidak! Aku harus menahan diri! Aku menggelengkan kepala berulang kali sembari menahan air liurku yang nyaris tumpah. Aku tidak akan terjebak dengan godaan gadis kecil itu!

"Bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak ingin memakanmu?" tegasku ulang, membuat raut wajah gadis itu kembali muram.

Kepala gadis itu tertunduk. Kedua pundaknya bergerak turun, tampak kecewa setelah mendengar jawabanku. Namun, ini juga tidak membuat gadis itu bergeming dari tempatnya.

Ketika itu, langit kembali bergemuruh, memaksaku untuk segera membuat keputusan sebelum rintik air hujan mulai membasahi bumi. Alhasil, setelah mengehela napas panjang, aku memilih untuk menyerah. Kuputuskan demikian agar gadis itu segera angkat kaki dari hutanku.

"Baiklah, jika ini yang kau inginkan, anak manusia. Ulurkanlah tanganmu padaku."

"Benarkah kamu akan memakanku?" kedua mata gadis itu kembali berbinar-binar. Segera, gadis itu menuruti perkataanku dan mengulurkan tangannya dengan gembira, menyediakan diri untuk disantapku yang entah mengapa kini membuatku ragu.

Namun, bukankah ini yang diinginkan gadis tersebut? Jika demikian, dengan senang hati aku akan mengabulkannya. Ini selagi aku berwujud harimau dengan taring tajam yang mampu mengoyak tubuhnya dengan mudah.

Perlahan, aku mendekatkan diri pada gadis itu kemudian membuka mulutku lebar-lebar, memamerkan kedua taring terbesarku. Sebelum menghujam tubuhnya, sepintas aku melirik wajah gadis itu. Wajahnya memucat sementara tubuhnya mulai bergetar hebat. Debaran jantungnya bahkan terdengar jauh lebih keras daripada gemuruh langit di atas kepala.

Jika dia begitu takut padaku, mengapa dia masih bersikeras meminta dirinya untuk dimakan olehku?

Tanpa banyak berpikir, aku langsung menancapkan taringku pada tangan gadis tersebut. Seketika, darah segar mengalir keluar dari kulitnya yang terkoyak.

.

.

Lalu, masuk ke dalam mulutku.

.

Deer You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang