"Tolong, jangan bunuh aku!"
Gemetar dalam ketakutan, manusia yang telah terpilih sebagai kurban persembahan itu datang ke hadapanku. Wajahnya berurai air mata dan sambil berlutut, manusia itu terus memohon.
Betapa takutnya manusia itu. Dirinya mungkin tidak tahu kalau sebenarnya aku hanya menginginkan sedikit dari darah yang mengalir di dalam tubuhnya. Namun, karena aku sudah terlalu lapar, aku tidak lagi dapat menahan diriku. Tanpa segan-segan, aku langsung menancapkan taringku dan mengoyak sedikit tubuh manusia tersebut.
Demikian pada hari itu, untuk pertama kalinya aku menyantap darah manusia selain keturunan tuanku.
Rasanya sungguh menikmatkan. Namun, belum usai aku mencicipi darah manusia tersebut, tiba-tiba, rasa sakit yang luar biasa menghujam tubuhku. Napasku sesak sementara kepalaku serasa mau pecah. Rasa sakit ini kian menjalar ke seluruh tubuh, mengobrak-abrik seluruh inti kehidupanku.
... Mungkinkah ini harga yang harus aku bayar kerena telah melanggar janjiku?
Kepalaku terus berdenyut seolah hendak memperingatkanku untuk tidak melanggar lebih jauh. Ini membuatku berandai-andai.... Apa yang akan terjadi bila aku tidak dapat menahan nafsuku dan akhirnya membunuh manusia tersebut? Mungkin ... nyawakulah yang akan menjadi bayarannya.
Setelah beberapa saat, rasa sakit ini pun mereda. Sementara itu, manusia yang menjadi kurban persembahan itu tetap diam membeku di hadapanku. Merasakan kedua kakinya yang masih menapak kuat pada tanah serta dapat menghirup udara segar membuat manusia itu kebingungan atas hidupnya yang tak kunjung direnggut. Manusia itu seketika kembali tercengang ketika aku menghembuskan napas yang segera menyembuhkan luka-lukanya.
"Pergilah, kembalilah ke desamu dan keluargamu," perintahku dan membebaskan manusia tersebut. Tanpa mengerti apa yang aku katakan, manusia itu segera pergi dari hadapanku.
.
.
Walau akhirnya, manusia itu tidak memilih untuk kembali ke tempat asalnya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer You (END)
Fantasy"Hidup kita begitu berbeda. Mengetahuinya, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?" . Singkat, manis, namun tidak terduga ... itulah pertemuan antara sang penguasa Hutan Putih dengan seorang anak manusia yang telah dibuang kaumnya. Lalu, ke manak...