4

15.1K 1.2K 48
                                    

Jadi bisakah, tolong, beberapa minggu kedepan jangan datang mendekatiku. Kau tau bukan perempuan selalu sulit menghapus rasa suka terhadap seorang pria" Neji bisa melihatnya dengan sangat jelas, dibawah penerangan lampu jalan, mata Tenten dipenuhi air mata.

"Kalau begitu selamat malam Neji"

Pengakuan yang membuat Neji membeku seketika.

They're have the same feeling?

****

Lee menatap tenten heran.
Sejak tadi setelah kembali, dari gym perempuan itu bahkan masih berlatih, mengabaikan panggilan makan malam dari ibunya. Kebiasaan aneh yang membuat lee menatapnya.

"Tenten apa kau tak lelah melakukan push up selama itu?" Lee bertanya. Pasalnya ini seperti bukan Tenten.

Tidak ada jawaban.
Tenten masih tetap melakukan push up.  Sedangkan lee mengerutkan kening menatapnya.

Sikap Tenten yang seperti ini...
"Tenten jangan bilang padaku kau-

Tenten berhenti, berdiri sambil mengambil nafas "Aku apa?" Tanyanya bingung

"Kau menyukaiku? Hingga mengikuti caraku latihan?" Perkataan Lee yang terlewat percaya diri itu membuat Tenten mendengus.

"Kau perlu kostum ini!" Dengan riang Lee menyerahkan baju ketat berwarna hijau, sama dengan miliknya. Tenten berang seketika tanpa banyak kata menonjok wajah Lee membuat pemuda itu terjatuh

"Siapa yang mau dengan kostum vulgarmu itu?! Enyahlah kau Lee!" Sekali lagi tendangan mengarah pada perut Lee membuatnya terbatuk-batuk.

Tak taukah Lee bila Tenten sedang patah hati?
Tenten sengaja melakukan semua ini, agar mengalihkan pikirannya dari Neji dan Naruto. Namun sekarang Lee malah membuatnya mengingatnya lagi.

Sial!

"Apa salahku, kenapa kau selalu saja melampiaskan amarahmu padaku?" Ujar Lee memelas. Lelah dihajar babak belur oleh Tenten, jika sahabat perempuannya itu marah.

Tenten melempar deathglare pada Lee membuat pemuda itu meneguk salivanya.

Habislah kau Lee batinnya

"Karena hanya kau yang cocok dijadikan samsak pelampiasan, aku suka melihatmu kesakitan seperti itu" Seringaian Tenten membuat Lee bergidik. Berusaha menjauhi temannya itu namun naas tangan Tenten lebih dulu mengapit lehernya membuatnya sulit bernafas.

"Ten- ten- ak-aku sul-it"

Gadis itu tiba tiba saja tertawa lepas. Merasa senang diatas penderitaan Lee "Aku hanya bercanda" melepas apitan tangannya, Lee seketika meraup udara sebanyak mungkin, mengisi paru parunya yang kekurangan oksigen.

"Aku akan mengikuti latihan malammu, biasanya kau berlari berapa putaran Lee?" Tanya Tenten. Sangat hafal dengan kegiatan Lee, pemuda itu biasanya lari mengelilingi kompleks beberapa putaran sebelum tidur.

Kening Lee mengerut, memicing curiga pada Tenten "Tak biasanya kau mau ikut. Biasanya ketika aku mengajakmu kau selalu saja menolak"

Tenten mengangkat bahu santai "Hanya ingin, cepatlah. Jika tidak ibuku akan memarahiku!" Menarik Lee karena pergerakannya sangat lambat.

Lee menatap Tenten "Apa karena dia?" Langkah Tenten terhenti sesaat "Tidak!" Suaranya berubah dingin dan ketus.

Lee menghela nafas "Jadi benar karena dia, kau patah hati. Baiklah akan ku temani kau berlari, pasti sulit bukan melupakan pemuda yang kau sukai?"

"Pantas saja kau melakukan hal hal yang tak biasanya kau lakukan" gumam Lee

Tenten membeku mendengar tebak itu.

Posesif Friend (Sasunaru) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang