24

3.9K 425 40
                                    

Sasuke lelah, ya?

Dan entah sebab apa Naruto tidak lagi berbicara. Tidak secerewet biasanya. Pemuda itu membiarkan Sasuke bersandar dibahunya. Melepas lelah pemuda itu. Meski banyak yang ingin ia tanyakan seputar luka Sasuke.

Pipinya bersemu hanya dengan memikirkan sesuatu.

Jadi bisa disimpulkan Naruto ibaratkan vitamin bagi Sasuke?
Sepertinya iya.

***

Sakura berdiri disini. Didepan batu nisan bertuliskan nama Mebuki. Pada akhirnya perempuan itu menangis. Sebab ia masih tak menerima kenyataan.

Mebuki meninggalkannya. Meninggalkan Sakura dalam sejuta rasa penyesalan.

Tidak ada yang dapat ia lakukan selain menangis. Setelah bangun hanya untuk mendapati kenyataan bahwa Mebuki telah dimakamkan.

Sakura menerobos hujan, melepas infus ditangan, berlari dengan pakaian rumah sakit ke tempat pemakaman tanpa alas kaki. Sekujur tubuhnya luka akibat jatuh bangun dalam perjalanan.

Bahkan darah mengalir dari telapak kakinya. Perih akibat telapak kaki penuh luka yang bergesekan dengan rumput tak sebanding dengan perih hati.

Jika tau hanya ada sedikit waktu, Sakura akan melupakan segala ego dan dendam- menghabiskan banyak waktu menyenangkan bersama Mebuki, ibunya.

"Maaf"

"Maaf ibu. Sakura menyesal"
Lantas akankah itu dapat memperbaiki segalanya?

Tidak. Sebab luka hati Sakura dimulai dari dirinya sendiri.

Terkadang manusia tidak menyadari bahwa tindakan mereka melukai diri mereka sendiri.

-Posesif Friend-

Disclaimer: Naruto dan cast lainnya adalah sepenuhnya milik Masashi Kishimoto.

Sedangkan cerita ini milik saya.

Tidak diperuntukan atau ditujukan untuk menghina anime aslinya.

This is just for fun.

Rated: ngak tau ratenya apa.
Bingung soalnya.

Zona: Yaoi, bxb, boyslove, bl dan sejenisnya

Peringatan!
Typo, familiar story, gaje, aneh dan sebagainya.

First Story
By
Feby Ma.
Sasunaru area
Salam fangirl Sasunaru Yaoi!

-Posesif Friend-
***
A painful reality

"Sakura" Seakan tuli, suara yang terdengar lebih keras dari bunyi hujan seakan samar bagaikan hembusan angin tipis.

"Ibumu menitipkan sesuatu padamu" saat itu pula Sakura menoleh. Mungkin sebab Sakura mencari kenyataan yang tersisa. Masih berharap ia berdiri disini hanya dalam angan atau mimpi.

Sayangnya tidak. Sebab sorot mata Ino memaparkan kenyataannya.

"Pergilah ke alamat yang tertera dibalik mata kunci itu" Ino berlalu meninggalkan Sakura yang membawa langkah gontai.

Posesif Friend (Sasunaru) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang