11

7.6K 628 17
                                    

Mudah sekali. Seperti biasa kau terlalu lemah jika berkaitan dengan perasaan Medina, setidaknya kau akan memberiku lebih banyak keuntungan Kizashi membatin, menyeringai lebar. Menikmati raut wajah tanpa harapan sang istri.

***

Angin malam menyapa tubuh Sakura, dinginnya begitu terasa.

Sakura berjalan, dengan tudung hoodie yang menjuntai, menutupi kepala hingga sebatas puncuk hidungnya yang terbalut masker hitam.

Keluar dengan memamerkan wajahnya sama saja mendatangkan ribuan masalah.

Berita itu bahkan masih sangat hangat. Telinga Sakura terasa sakit mendengar itu. Pembahasannya selalu sama dimanapun ia pergi, kesudut manapun.

"Hei apa kau mendengarnya?"

"Berita tentang kepala sekolah KIS?"

"Berselingkuh dengan wanita muda seusia itu? Yang sangat cocok menjadi Saudari putrinya?"

"Heh. Mungkin saja dia berselingkuh karena jauh dari istrinya! Kau tau bukan popularitas Medina sebagai model?"

"Benar! Bahkan jika itu aku, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama! Percuma saja memiliki istri cantik dengan tubuh menggoda namun tak bisa dijamah, tak ada gunanya"

"Ya! Hasratnya juga perlu dipuaskan"

"Tapi tetap saja, untuk seseorang  dengan status sebaik itu dimasyarakat itu merupakan aib terbesarnya!"

"Kau benar. Keluarga Harmonis? Nampaknya itu hanya kamuflase saja"

"Yah, Benar"

Tangan Sakura mengepal, menciptakan kembungan pada saku hoodie hitam itu.

Istri?

Benar! Ini semua salah ibunya!
Sakura benar benar ingin mengumpati wanita yang melahirkan dirinya itu.

Ayahnya pasti berselingkuh karena jauh dari Medina.
Tidak! Berita itu pasti sebuah kesalahan, Sakura yakin itu.

Angin malam yang dingin berhembus,namun sayangnya telinga Sakura memanas mendengar bisik bisik yang menguar. Entah apa yang sedang kedua orang dewasa dirumahnya itu bicarakan.

Bruk

Sakura sontak mundur selangkah begitu seseorang menubruknya.

Gadis yang tengah dilanda emosi itu, kini terpicu dengan jelas.

"Ah, sumimasen, saya-

"KAU! APA KAU BUTA?!" Bentakan itu membuat semua orang menyorotnya keduanya. Pemuda dengan rambut berbentuk layaknya mangkok terbalik itu menatap Sakura penuh penyesalan.

Surai merah muda lembutnya begitu mencolok ditengah keramaian, meski nyatanya Sakura masih memakai masker, namun tetap saja, surai pink  miliknya yang mirip dengan Kizashi menjadi tanda pengenal khasnya.

Meski hanya sebatas mata serta dahinya yang terekspos, lee secara jelas dapat menangkap kemarahan yang sarat.

"APA KAU BUTA?! SETELAH BUTA KAU JUGA TULI?!" Sakura membentak. Lupa diri. Bagaimana tidak jika, pemicunya sejak awal telah aktif.
Tabrakan tak sengaja mereka nyatanya berhasil melepas batas kemarahan Sakura.

Posesif Friend (Sasunaru) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang