Bagian 5

303 19 0
                                    

Setelah Tiara merasa jengkel dengan Bagas keesokan harinya tamu bulananya datang menyapa. Benar! Bukan dia yang terlalu sensitive hari itu. Buktinya saja esoknya tamu bulananya datang.

“Gimana kerjaan lu Ra?” tanya Ayu.

“Sejauh ini sih oke ya,” jawab Tiara.

Saat ini Tiara dan Ayu sedang duduk disalah satu cafe dalam sebuah mall terkenal di Lampung. Sedangkan Ajeng dan Hana masih di jalan belum datang.

Mereka berempat ini sudah berteman sejak jaman SMA, meski saat kuliah hanya Tiara dan Hana yang satu almamater. Tetap saja hal tersebut tidak membuat perteman mereka bubar begitu saja. Berawal dari organisasi yang sama membuat mereka seperti memiliki teman suka duka saat sedang jaman putih abu-abu.

Ajeng dan Hana ternyata datang berbarengan. Hana melambaikan tangannya dengan semangat kepada Ayu dan Tiara. Melihat hal tersebut Tiara pun membalas lambaian tangan Hana.

Seperti anak ilang yang sudah lama tidak bertemu.

“Gimana tadi macet gak?” tanya Tiara. Sambil melambaikan tangannya kepada pelayan cafe tersebut, untuk memesan makanan.

“Lumayan lah, orang-orang pada keluar semua. Ini cafe rame amat ya Minggu,” ucap Hana.

“Belum pada pesen ya?”

“Mau pesen apa mbak?” tanya pelayan cafe tersebut.

“Saya pesen ayam rica-rica mas, minumnya es tawar,” ucap Tiara.

Baginya ayam rica-rica di sini adalah makanan favoritnya.

Temannya yang lain masih sibuk memilih makanan apa yang akan dimakannya. Hingga Ajeng memilih memesan soto betawi dan Ayu serta Hana memilih ayam bakar sebagai santap siangnya.

“Ditunggu ya mbak pesenannya,” ucap mas pelayan tersebut sambil berlalu.

Hari ini mereka sengaja makan siang di luar. Selain mereka akan pergi berbelanja dan berniat menonton film.

Ada film comedi yang baru rilis di bioskop. Mereka penasaran dengan film tersbut sebab sudah banyak review tentang film tersebut dan mengatakan bagus sekali.

“Nanti mau nyari apa sih Jeng?” tanya Tiara.

“Nyari tas buat Mama. Sama itu si Ayu juga bilang dia mau ada nyari make up,” jawab Ajeng.

Sedangkan Tiara menengok ke arah Ayu.

“Apaan?” tanya Ayu yang melihat Tiara menoleh kepadanya.

“Lu kenapa sih nyari make up sekarang. Kan kita udah janji bulan depan Yu. Lagian ngapa gk nhomong ke gue coba?” tukas Tiara.

“Lu lama sih Ra. Lagian coushion gue udah abis banget,” jawab Ayu.

Tiara hanya menghembuskan nafasnya saja. Sebab uangnya hanya cukup untuk bertahan hingga akhir bulan.

“Ya kan gue belum gajian Yu,” ucap Tiara kemudian menggembungkan pipinya.

“Eh guys. Lu pada diundang bang Kahfi ke nikahannya,” ucap Hana tiba-tiba.

“Kapan sih aca-”

“Permisi kak. Ini pesenannya ya!” potong pelayan cafe tersebut. Karena membawa pesanan makan mereka.

“Oh iya kak,” jawab Ajeng.

Setelah pelayan tersebut selesai dengan pesanan mereka. Tiara bertanya lagi tentang pernikahan Bang Kahfi, “Kapan acaranya?”

“Akhir bulan depan. Pokoknya lu orang gak boleh gak hadir. Enak aja punya temen gak dimanfaatin. Jadi panitia lah,” balas Hana.

“Berarti gak ada yang bawa laki ya ini. Ogah ya gua jadi obat nyamuk lu pada,” ucap Tiara.

Meja KantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang