"Kamu diemin saya itu kenapa Ra? Saya ada salah sama kamu?" ucap Bagas.
Tiara yang mendengar kalimat Bagas barusan, semakin membuatnya panas. 'Ini kulkas emang bener-bener ye. Bikin ubun-ubun gue mau mendidih.'
"Ra jawab! Jangan diem aja. Kamu masih marah sama saya karna acara nonton kita gak jadi?"
"Udah basi pak. Udah lewat dari 2 Minggu lalu juga." jawab Tiara tanpa memalingkan wajahnya dari jendela.
"Panggil Mas! Tiara."
"Lagian memang Anda kan boss saya. Sudah sewajarnya dong dipanggil pak." balas Tiara tidak mau kalah.
Bagas hanya diam saja tak ingin melanjutkan perdebatan dengan Tiara. Percuma saja, wanita tidak akan pernah salah bukan?
Namun, helaan nafasnya semakin sering. Tiara sadar Bagas sedang mengontrol emosinya. Tapi, Tiara tidak salah! Bagas memang salah! Membatalkan janjinya begitu saja tanpa ada konfirmasi dan ucapan maaf.Katakanlah Tiara memang plin plan. Tadi bilang tidak marah nyatanya dirinya masih jengkel karena batalnya acara nonton mereka.
"Saya minta maaf Tiara."
"Saya gak butuh maaf dari Bapak." ujar Tiara.
"Kita cari makan dulu ya. Kamu pasti lapar."
"Enggak! Saya mau pulang!" ucap Tiara.
"Weekend besok kita nonton? Sebagai ucapan maaf saya karena acara nonton kita kemarin batal." ucap Bagas. Pria ini sungguh gigih. Meski Tiara menjawabnya acuh tak acuh, Bagas tak peduli.
"Saya udah ada janji sama kawan-kawan saya pak!"
"Jangan panggil saya pak kalau lagi gak di kantor, Tiara."
Tiara buru-buru ingin turun dari mobil Bagas. Tangannya sibuk membuka sabuk pengaman serta ingin membuka pintu. Namun, pintu masih dikunci oleh Bagas.
"Buka pintunya Pak! Saya mau turun!"
Bagas hanya bergeming. Matanya menatap Tiara dengan sangat intens. Tiara tetap tak ingin kalah oleh keadaannya yang terdesak. Meski Tiara kalah soal fisik. Namun, ini sudah di depan rumahnya. Kalau Bagas, sampai macam-macam dirinya hnaya perlu berteriak sekencang mungkin.
"Saya harus apa Tiara? Supaya kamu bisa maafkan saya?" tanya Bagas.
"Gak perlu lakuin apapun pak. Itu udah cukup buat saya."
"Kalau saya gak ngelakuin apapun buat kamu, itu namanya saya pengecut Ra! Saya bilang, saya mau kenal kamu lebih jauh. Atau memang kamu yang gak mau kenal saya lebih jauh?" ucap Bagas.
"Kenapa jadi kesannya, Bapak nyalahin saya?" tanya Tiara. Matanya sudah memicing. Dirinya tidak terima dengan ucapan Bagas. Mengapa seolah Tiara yang mempersulit hubungan ini.
"Saya gak nyalahin kamu. Tapi kalau sikap kamu yang begini jelas saya curiga ke kamu. Apa kamu yang gak mau kenal saya lebih jauh? Iya Ra?" tanya Bagas.
"Saya ngantuk!"
"Bukan itu jawaban dari pertanyaan saya Tiara!"
"Auk ah, dasar gak peka! Dasar kulkas 2 pintu!" ucap Tiara dengan menggebu.
"Gak peka gimana? Saya gak bisa baca pikiran kamu Tiara. Jadi kalau ada yang menurut kamu gak oke, bicarain ke saya!" tegas Bagas.
Tiara masih bergeming.
"Kalau memang kamu keberatan saya kenal kamu lebih jauh. Kayaknya lebih baik saya stop aja ya Ra! Dari pada kamu malah jadi gak nyaman begini." ucap Bagas.
Tiara kaget mendengar ucapan Bagas. Sampai dirinya tidak bisa berkata-kata untuk membalas ucapan Bagas.
"Saya gak akan nahan kamu lagi Tiara. Kamu boleh masuk. Selamat malam."
Tiara bingung harus bagaimana. Bukan seperti ini yang Tiara inginkan. Namun, yasudahlah. Mungkin Bagas memang bukan untuknya.
Sudah hampir sejam Tiara hanya duduk melamun.
Inilah Tiara sebenarnya. Wanita paling rapuh soal perasaan. Mungkin di luar Tiara bisa terlihat sangat menyenangkan, ceria, penuh tawa. Namun, ingat! Orang yang tertawa paling kencang, akan menangis paling pilu.
"Guys besok nonton yuk!" chat Tiara melalui grupnya. Sekarang nama grupnya sudah berganti lagi. "Kawal Tiara sampai jadian".
Ya setelah Tiara memberitahu kawan-kawannya kalau sedang pdkt dengan Bagas. Kawan-kawannya sangat bersemangat. Baru ini mereka bersemangat ketika Tiara didekati oleh seorang pria. Biasanya mereka yang paling lantang menentang hubungan Tiara. Seperti hubungan Tiara dengan Anton. Sahabatnya jelas terang-terangn menolak. Namun, berbeda halnya jika menyangkut Bagas. Seolah sekitarnya paham, bahwa Bagas memang spesial.
"Lagi berantem?" balas Hana.
Memang Hana ini cukup peka. Walau luarannya slebor, namun Hana yang cukup peka jika teman-temannya sedang kesulitan.
"Gue galau."
"Berantem kenapa Ra?" tanya Ayu.
"Ya gue ngambek aja. Karena gak jadi jalan ke bioskop itu. Nyebelinnya lagi dia tadi masuk kantor, gak bilang gue kalau udah balik dari dinas." jelas Tiara.
Tiara merasa bingung, apakah benar hubungannya dengan Bagas hari ini akan berakhir? Bahkan Bagas benar-benar tidak menelpon dirinya. Sepertinya Tiara harus kembali lagi menjadi single.
Malam itu, Tiara benar-benar galau. Walau kawan-kawannya menghibur dirinya lewat video call. Tetap saja hatinya galau, otaknya overthinking. Bahkan saat paginya pun, Bagas tidak menghubunginya. Kandas sudah. Belum juga pacaran sudah harus kandas.
Apakah hubungan ini akan seperti lainnya? Harus kandas kembali? Tiara harus apa? Kata video-video di TikTok Tiara wanita. Tidak seharusnya dirinya mengejar cinta seorang pria. Kata video-video tersebut Tiara hanya harus duduk manis untuk menunggu pujaan hatinya. Namun, Tiara gelisah. Kalau dirinya hanya duduk manis, nanti hubungannya benar-benar kacau.
Menurut kalian gimana guys? Tiara harus diam saja atau harus bagaimana?
Happy Reading 💕💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Meja Kantor
RomanceTiara seorang Copywriter dengan kelakuan absurd dan hampir tidak percaya cinta. Karena sifatnya tersebut pria lebih senang menjadikan Tiara sebagai teman. Hingga suatu hari Tiara diterima sebagai penulis untuk sebuah website. Bagas Pratama adalah p...